ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 

HAUL Ke-15 Gus Dur: Mengenang Warisan dan Spirit Membela Yang Lemah

23 Desember 2024 | 23.02 WIB Last Updated 2024-12-24T06:35:11Z

Antusiasme Ribuan Jamaah dari berbagai daerah berkumpul di Pondok Pesantren Tebuireng Untuk haul Ke-15 Mengenang Sosok KH Abdurrahman Wahid Lebih Akrab disapa Gus Dur


JOMBANG | JATIMSATUNEWS.COM

Pondok Pesantren Tebuireng menjadi pusat perhatian ribuan masyarakat dari berbagai daerah dalam peringatan HAUL ke-15 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan para masyayikh pesantren Tebuireng, Minggu (22/12/2024). Acara ini dipadukan dengan pembacaan maulid Nabi bersama Jam’iyah Sholawat Seribu Rebana, yang berlangsung di halaman pesantren Tebuireng, Cukir, Jombang.

Acara ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk Menteri Agama RI Habib Umar Muthohar, KH Said Aqil Siroj, serta para ulama, pejabat sipil, TNI, Polri, dan masyarakat yang dikenal sebagai Gus Durian.

Rangkaian kegiatan HAUL dimulai beberapa hari sebelumnya, seperti Bahsul Masail Nasional pada 19-20 Desember 2024, bedah majalah edisi khusus KH Abdurrahman Wahid pada 20 Desember, penampilan Izhari pada 21 Desember, dan khotmil Quran pada pagi hari Ahad (22/12). Malam puncak acara diisi dengan pembacaan surat Yasin, pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustaz H Daniel Muhammad Hubaibillah, serta pembacaan sholawat nabi oleh Tim Seribu Rebana.

Dalam sambutannya, Ning Inayah Wahid menekankan pentingnya tema HAUL tahun ini, yaitu “Menajamkan Nurani Membela yang Lemah”. Ia mengingatkan bahwa Gus Dur selalu memusatkan perjuangannya pada pembelaan terhadap mereka yang dilemahkan secara sosial maupun struktural.

“Gus Dur percaya bahwa tidak ada manusia yang benar-benar lemah, bodoh, atau miskin. Yang ada hanyalah mereka yang dilemahkan, dibodohkan, dan dimiskinkan secara sistematis. Oleh karena itu, membela yang lemah berarti berdiri bersama mereka dan mengembalikan kekuatan mereka,” tutur Ning Inayah.

KH Abdul Hakim Mahfudz, pengasuh Pesantren Tebuireng, turut menyampaikan apresiasi atas kemampuan Gus Dur yang luar biasa dalam membaca, menulis, dan berbicara. Ia juga menegaskan betapa besar anugerah Tebuireng dengan tiga generasi besar: KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, dan Gus Dur.

Menteri Agama RI, Habib Umar Muthohar, dalam sambutannya mengutip pemikiran Ibnu Arabi, bahwa orang yang wafat tetap dapat memberikan efek spiritual kepada yang hidup. Ia juga menegaskan pentingnya meneladani Rasulullah SAW dalam seluruh aspek kehidupan.

KH Said Aqil Siroj mengakhiri sambutan dengan menyoroti kekayaan sosial yang dimiliki umat Islam, khususnya para pengikut Gus Dur.

“Kita ini kaya dengan pengikut masyarakat. Jangan hanya saat Pilkada atau Pemilu masyarakat dipelihara, tetapi setiap saat. Tinggalkan generasi yang lebih kuat dalam agama, ilmu, dan harta,” pesan KH Said Aqil.

Peringatan HAUL Gus Dur ini bukan hanya mengenang sosok ulama besar, tetapi juga momen untuk merefleksikan ajaran dan nilai-nilai yang diwariskannya. Acara berlangsung dengan khidmat, penuh doa, dan cinta dari ribuan hadirin yang hadir.(DM)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • HAUL Ke-15 Gus Dur: Mengenang Warisan dan Spirit Membela Yang Lemah

Trending Now