Kepala Desa Pandansari bersama peserta studi tiru APKADESI di Pendopo Balai Desa Pandansari.
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Aliansi Perempuan Kepala Desa Indonesia (APKADESI) Provinsi Sulawesi Selatan Kunjungi Desa Pandansari Kec. Poncokusumo Kab. Malang dalam rangka Kunjungan Studi Tiru Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak ( DRPPA).
Acara yang digelar pada hari
Kamis tanggal 5 Desember yang bertempat di Pendopo Balai Desa Pandansari ini
berlangsung dengan lancar dan penuh hikmat. Acara tersebut dihadiri oleh 30
kepala desa dari beberapa kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, seluruh
perangkat desa, organisasi pemuda dan
organisasi Masyarakat yang ada di desa pandansari juga turut hadir.
Bapak Ahmad Zainul Abidin, S.Ag dalam sambutannya menyampaikan bahwa “Desa Pandansari tergerak untuk mewujudkan Desa ramah Perempuan dan Peduli Anak salah satu faktornya adalah tingginya angka pernikahan dini sebelum tahun 2022 di samping itu masih banyak Perempuan yang menjadi pekerja kasar dan juga anak yang minat untuk menempuh pendidikan tinggi masih belum banyak.
Adanya program DP3A Kabupaten Malang terkait DRPPA dan juga
atas bantuan pendampingan dari perguruan tinggi yakni STIT Ibnu Sina Malang
yang dipimpin oleh Ibu Dr. Hj.Noer Rohmah, M.PdI Alhamdulillah 80 % dari indikator DRPPA sudah
terlaksana dengan baik, dan hingga saat ini di tahun 2024 angka pernikahan dini
turun drastis ( hanya 4), para perempuan sudah tidaklagi menjadi pekerja kasar
karena mereka sebagian besar sudah kami himpun dalam beberapa UMKM, masyarakat
sudah sadar pentingnya Pendidikan, sehingga anak lulus SMA tidak langsung
nikah”. Tutur beliau.
Acara tersebut juga dilengkapi dengan pemberian materi terkait DRPPA oleh Dr. Hj.Noer Rohmah, M.PdI yang sekaligus sebagai pendamping dalam pelaksanaan program DRPPA yang ada di desa Pandansari. Secara singkat beliau menyampaikan bahwa; DRPPA merupakan model desa yang dikembangkan oleh Kementrian PPPA untuk dapat menjawab 5 (lima) arahan Presiden RI yang dimulai dari tingkat desa, yakni;1) Peningkatan pemberdayaan perempuan di bidang kewirausahaan berperspektif gender; 2) Peningkatan peran ibu/keluarga dalam pengasuhan/ pendidikan anak, 3) Penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, 4) Penurunan pekerja anak, 5) Pencegahan perkawinan anak usia dini.
Kelima hal
itulah yang menjadi prioritas program DRPPA yang ada di desa Pandansari yang dilakukan sejak tahun 2022 sampai saat
ini. Dari beberapa pelatihan , pendampingan dan sosialisasi yang dilakukan
dalam mewujudkan DRPPA di Desa Pandansari ini hasilnya antara lain adalah; 1) Semua
anak mendapatkan pengasuhan yang baik berbasis hak anak, 2) Tidak ada kekerasan
terhadap perempuan dan anak dan korban tindak pidana perdagangan orang, 3) Tidak
ada pekerja anak, 4) Pernikahan di bawah usia 18 tahun (perkawinan usia anak)
semakin menurun ( tahun 2024 tinggal 4 anak), 5) Kesadaran pentingnya Pendidikan
para pelajar maupun orang tua meningkat, 6) Ada data terpilah baik perempuan
maupun anak, 7) Meningkatkan sumber daya manusia perempuan (kemandirian perempuan
karena telah dihimpun dalam beberapa UMKM yang ada di desa dan meningkatnya peran perempuan dalam
pemerintahan di desa). Saat ini kita masih proses pendampingan dalam penyusunan
PERDES tentang Desa Ramah Perempuan dan Perlindungan Anak yang ditargetkan tahn
2025 sudah di sahkan.(NR)