Oleh Muhammad Asyrof Muzakki dan Catur Putra Nur Rahman
ARTIKEL|JATIMSATUNEWS.COM - Cyberbullying adalah bentuk perundungan yang dilakukan melalui teknologi digital. Ini bisa terjadi di media sosial, platform chatting, platform bermain game, dan ponsel. Cyberbullying melibatkan perilaku agresif yang bertujuan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan korban secara berulang-ulang. Bentuk perundungan ini bisa berupa komentar negatif, penyebaran rumor, atau ancaman. Cyberbullying sering kali terjadi secara anonim, sehingga sulit untuk mengidentifikasi pelakunya.
Jenis-jenis Cyberbullying
Ada beberapa jenis cyberbullying yang umum terjadi. Pertama, flaming, yaitu mengirim pesan yang penuh kemarahan atau kebencian kepada seseorang. Kedua, harassment, yaitu mengirim pesan yang mengganggu atau mengancam secara berulang-ulang. Ketiga, denigration, yaitu menyebarkan rumor atau gosip yang tidak benar tentang seseorang. Keempat, impersonation, yaitu menggunakan identitas orang lain untuk menyebarkan informasi palsu atau merusak reputasi.
Dampak Emosional dan Psikologis
Cyberbullying dapat memiliki dampak yang serius pada korban. Korban bisa mengalami stres, depresi, kecemasan, dan kehilangan rasa percaya diri. Dampak emosional ini bisa berlangsung lama dan mempengaruhi kesejahteraan mental korban. Selain itu, korban mungkin merasa terisolasi dan mengalami kesulitan dalam hubungan sosial. Dampak psikologis ini bisa mengganggu kehidupan sehari-hari korban.
Dampak Sosial
Dampak sosial dari cyberbullying juga sangat signifikan. Korban mungkin merasa terisolasi dan mengalami kesulitan dalam hubungan sosial. Mereka bisa kehilangan teman dan merasa tidak diterima dalam lingkungan sosial mereka. Selain itu, korban mungkin mengalami penurunan dalam kinerja akademis atau pekerjaan mereka. Dampak sosial ini bisa memperburuk kondisi emosional dan psikologis korban.
Cara Mengatasi Cyberbullying
Untuk mengatasi cyberbullying, beberapa langkah yang bisa diambil antara lain. Pertama, edukasi penggunaan media sosial yang benar dan aman. Kedua, melaporkan dan memblokir akun pelaku cyberbullying di platform media sosial. Ketiga, mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental. Keempat, menyimpan bukti-bukti cyberbullying untuk dilaporkan kepada pihak berwenang.
Peran Orang Tua
Orang tua memiliki peran penting dalam mencegah dan menangani cyberbullying. Mereka perlu mengawasi aktivitas online anak-anak mereka dan memberikan edukasi tentang penggunaan internet yang aman. Selain itu, orang tua harus menjadi tempat curhat yang aman bagi anak-anak mereka. Dengan demikian, anak-anak merasa didukung dan tidak takut untuk melaporkan cyberbullying. Orang tua juga perlu bekerja sama dengan sekolah untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak.
Peran Sekolah
Sekolah juga memiliki peran penting dalam mencegah dan menangani cyberbullying. Mereka perlu menyediakan program edukasi tentang cyberbullying dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif. Selain itu, sekolah harus memberikan dukungan kepada korban dan memberikan sanksi yang tegas kepada pelaku. Dengan demikian, sekolah bisa membantu mengurangi risiko cyberbullying. Kerjasama antara sekolah, orang tua, dan siswa sangat penting dalam menangani masalah ini.
Sumber
UNICEF Indonesia
Halodoc
UNICEF
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Kompas