Seorang ayah stroke, anaknya putus sekolah meski sudah kelas 12 SMK./dokpri untuk JSN |
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Nasib malang menimpa seorang pelajar kelas 12 SMK di Kota Malang yang terpaksa putus sekolah karena harus bekerja membantu perekonomian orang tuanya.
Merujuk laporan yang diterima JSN pada Minggu (15/12) malam, ayah pelajar tersebut sakit stroke.
"Butuh bantuan. Kasihan. Butuh kursi roda. Anaknya sudah kelas 3 SMK tapi putus sekolah karena harus bekerja untuk membantu orang tuanya," tutur narasumber yang mewakili pihak keluarga tersebut.
"Sebelumnya, anaknya ingin mendapat bantuan PIP tapi pihak bank butuh rekomendasi dari sekolah agar dapat dicairkan. Lumayan, sekitar 800 ribu," imbuhnya.
Jika merujuk pembaruan terkini, Program Indonesia Pintar (PIP) untuk kelas 12 SMA/SMK/SMALB/sederajat kini mendapat bantuan 900 ribu rupiah per tahun.
Walau nominalnya tidak seberapa, bagi keluarga tersebut sangat berarti. Hanya saja, menurut narsum, pelajar tersebut tidak mendapat rekomendasi dari sekolahnya yakni SMKN 5 Kota Malang.
"Padahal sudah kelas 3 di SMK 5. Mau ambil PIP tapi kabarnya pihak sekolah tidak mau memberikan rekomendasi. Pencairannya butuh rekomendasi sekolah. Jika tidak ada, bank tidak bisa mencairkan," beber narsum.
Menurutnya, pihak orang tua sangat membutuhkan pertolongan, baik bantuan ekonomi maupun kursi roda walau bekas.
Ibu dari anak tersebut saat ini berstatus pekerja rumah tangga di Jl. Candi Kalasan, Blimbing, Kota Malang.
Namun, karena ayahnya sakit stroke maka kebutuhan untuk perawatan dan lainnya sangat membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Karena itu, narsum berharap ada yang bersedia dengan tulus memberi bantuan.
Adapun ayah dari anak yang putus sekolah tersebut bernama Mistat, warga Jl. Kendalsari Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. ***
Penulis: YAN