Mengajarkan literasi finansial di kelas 4 SDN Tanggul untuk mengajarkan konsep keuangan
ARTIKEL|JATIMSATUNEWS.COM - Pendidikan literasi finansial bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam mengelola keuangan agar terhindar dari jebakan utang dan pengambilan keputusan keuangan yang buruk. Kondisi literasi finansial yang rendah di Indonesia berdampak signifikan, seperti tingginya tingkat utang akibat konsumsi berlebihan dan meningkatnya kasus gagal bayar, terutama di kalangan anak muda.
Panduan literasi finansial ini disusun oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan prinsip PINTAR (Pancasila, Ilmu Pengetahuan, Tepat Sasaran, Adaptif, dan Rinci). Panduan ini menekankan pada empat elemen utama literasi finansial: (1) memperoleh penghasilan secara etis dan berkelanjutan; (2) mengelola anggaran dengan cerdas, termasuk pengeluaran dan utang; (3) menyisihkan penghasilan untuk tabungan dan investasi; (4) mengelola risiko keuangan dan mempersiapkan dana darurat. Upaya mitigasi dilakukan melalui edukasi finansial di sekolah, integrasi dalam kurikulum, dan kolaborasi berbagai pihak untuk menciptakan generasi muda yang melek finansial demi tercapainya visi Indonesia Emas 2045.
Generasi muda saat ini menghadapi tantangan besar. Fenomena pinjaman online (pinjol) ilegal dan konsumsi impulsif menjadi ancaman nyata. Data terbaru menunjukkan bahwa 57,3% dari total kredit macet berasal dari kelompok usia 19-34 tahun. Kondisi ini menunjukkan rendahnya tingkat literasi finansial di kalangan anak muda. Mengajarkan literasi finansial sejak dini tidak hanya membantu anak memahami cara mengatur keuangan, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan hidup penting, seperti merencanakan anggaran, menabung, dan berinvestasi.
Kita telah mengetahui betapa pentingnya literasi finansial, terutama bagi generasi muda. Lantas, bagaimana kita dapat menanamkan pemahaman ini sejak dini? Salah satu caranya adalah melalui permainan. Permainan "Menabung untuk Mimpi" dirancang khusus untuk peserta didik kelas 4 SD, menggabungkan kesenangan bermain dengan pembelajaran konsep keuangan yang penting. Kegiatan "Menabung untuk Mimpi" adalah sebuah petualangan keuangan mini yang sudah diterapkan di kelas 4 SDN Tanggul Kec. Wonoayu Kab. Sidoarjo. Dalam permainan ini, peserta didik diajak untuk membayangkan mereka memiliki sebuah toko kecil. Mereka akan menerima uang saku sebagai penghasilan, lalu harus mengatur pengeluaran untuk membeli bahan baku, membayar sewa toko, dan tentu saja, menabung untuk membeli peralatan baru atau memperbesar toko.
Tahap pertama yang dilakukan yaitu menetapkan tujuan, peserta didik diajak untuk menentukan "mimpi" mereka. Apa yang ingin mereka beli dengan uang tabungan mereka? Apakah itu mainan baru, buku, atau bahkan sebuah perjalanan? Dengan memiliki tujuan yang jelas, motivasi untuk menabung akan semakin besar. Tahap kedua yang dilakukan yaitu membuat anggaran, peserta didik akan diberikan uang mainan dan daftar harga barang. Mereka harus membuat anggaran yang realistis, mengalokasikan sebagian uang untuk membeli bahan baku, sebagian lagi untuk membayar sewa, dan sisanya untuk ditabung. Tahap ketiga yang dilakukan yaitu mengelola toko, peserta didik akan bergiliran berperan sebagai pemilik toko. Mereka harus memutuskan harga jual produk mereka, menghadapi tantangan seperti persaingan dan perubahan permintaan pasar, serta membuat keputusan investasi untuk mengembangkan toko. Tahap keempat yang dilakukan yaitu evaluasi, setiap akhir permainan peserta didik akan mengevaluasi kinerja mereka. Berapa banyak keuntungan yang mereka dapatkan? Apakah mereka berhasil mencapai tujuan menabung mereka? Apa saja kesalahan yang mereka lakukan dan bagaimana cara memperbaikinya?.
Manfaat dari permainan "Menabung untuk Mimpi" adalah: (1) belajar konsep dasar keuangan, peserta didik akan memahami konsep pendapatan, pengeluaran, keuntungan, kerugian, dan pentingnya menabung; (2) mengenal nilai uang, melalui permainan peserta didik akan menyadari bahwa uang memiliki nilai dan harus digunakan dengan bijak; (3) membangun keterampilan mengambil Keputusan, peserta didik akan belajar membuat keputusan yang baik berdasarkan informasi yang ada, seperti menentukan harga jual produk atau mengalokasikan anggaran; (4) meningkatkan kreativitas, peserta didik dapat mengembangkan ide-ide kreatif untuk meningkatkan keuntungan toko mereka; (5) menumbuhkan rasa tanggung jawab, peserta didik akan belajar bertanggung jawab atas keputusan keuangan mereka.
Permainan ini dapat diintegrasikan dengan berbagai mata pelajaran, seperti matematika (untuk menghitung keuntungan dan kerugian), Bahasa Indonesia (untuk membuat laporan keuangan), dan IPAS (untuk memahami konsep ekonomi dalam kehidupan bermasyarakat). Dengan permainan "Menabung untuk Mimpi" dan berbagai upaya edukasi lainnya, kita dapat menciptakan generasi muda yang cerdas keuangan. Mereka akan tumbuh menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan mampu meraih mimpi-mimpi mereka. Permainan "Menabung untuk Mimpi" tidak hanya berhenti di dalam kelas. Untuk mencapai hasil yang optimal, kolaborasi yang erat antara sekolah dan orang tua menjadi kunci. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai keuangan kepada anak-anak mereka. Kegiatan literasi finansial yang bisa dilakukan dengan orang tua (1) diskusi di rumah, setelah kegiatan di sekolah, orang tua dapat melanjutkan diskusi tentang konsep keuangan yang telah dipelajari di kelas. Misalnya, membahas tentang pentingnya menabung untuk masa depan, membandingkan antara kebutuhan dan keinginan, atau merencanakan pengeluaran keluarga; (2) praktik nyata, orang tua dapat memberikan contoh nyata dalam pengelolaan keuangan keluarga. Misalnya, mengajak anak-anak berbelanja bersama dan menjelaskan proses memilih barang, membandingkan harga, dan membayar.
Oleh: Sinta Yuni Fitanti (Guru SDN Tanggul)
Dosen Pengampu : Dr. Ganes Gunansyah, S.Pd., M.Pd. dan Dr. Hitta Alfi Muhimmah, M.Pd.
Website: https://s2dikdas.fip.unesa.ac.id/
Instagram: @s2dikdas.unesa