Abah Anton (setelan putih) hadir di tengah jamaah Majelis Cinta Umat saat pengajian di kediamannya./dokpri untuk JSN |
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Abah Anton yang mencalonkan diri kembali sebagai wali kota Malang dipastikan kalah di Pilkada 2024.
Walau demikian, dirinya tetap istikamah dalam menggelar pengajian bersama jamaah Majelis Cinta Umat tiap Kamis malam.
Seperti yang terjadi pada Kamis (12/12) malam kemarin di kediaman Abah Anton di Jl. Tlogo Indah, Kota Malang, Jawa Timur.
Meski sempat diguyur hujan, pengajian yang dihadiri sekitar seribu orang tersebut berjalan lancar.
Abah Anton dan istrinya, Umi Farida pun hadir di tengah jamaah, bahkan Abah Anton sempat mengatur sendiri sesi pengajiannya untuk dapat berinteraksi langsung dengan para jamaah.
"Saya bersyukur kepada Allah, atas kesehatan dan nikmat Allah yang diberikan kepada kita semua. Shalawat serta salam untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Terimakasih kepada Korlap Watugong atas ucapan milad (ulang tahun) dan hadiahnya," ucap Abah Anton.
Abah Anton tak canggung untuk berinteraksi dengan jamaah./dokpri untuk JSN |
Mochamad Anton mengaku tetap bersyukur walaupun kalah dalam Pilkada. "Alhamdulillah, habis diuji, salon baru, kipas angin baru, rumah sebelah barat lokasi dzikir mau dibongkar, agar lebih luas, aamiin," ujarnya.
Abah Anton juga mendoakan para jamaah agar mendapat kesempatan untuk mengunjungi Makkah dan Madinah di kemudian hari.
Selain itu, dia berjanji tetap merawat rutinitas religi dari Majelis Cinta Umat.
"Saya berterima kasih atas doa jamaah semuanya. Alhamdulillah saya, istri, dan anak-anak tetap sehat, rezeki lancar, keluarga sakinah, dan usaha tetes tebu semakin meluas sampai Jawa Tengah," ungkap Anton.
Pengajian ini turut dihadiri KH. Chusyaeri selaku pengisi ceramah. "Betapa bahagianya kita melihat Abah Anton tetap tersenyum meskipun dikuyo-kuyo (dizalimi secara politik)," ucapnya.
KH Chusyaeri isi tausiyah dalam pengajian Majelis Cinta Umat di kediaman Abah Anton (12/12)./dokpri untuk JSN |
Chusyaeri pun mengutip isi dari kitab Tanbihul Ghafilin untuk menjelaskan tentang timbal-balik terhadap perbuatan baik maupun buruk.
"Becik ketitik ala ketara--yang baik akan kelihatan dan yang buruk akan tampak. Meski Abah (Anton) tidak menjadi wali kota, semoga Allah lebih mengangkat derajat Abah lebih tinggi lagi," ujarnya.
Chusyaeri mengatakan Allah tidak menyukai tiga golongan manusia. Pertama, orang fasik yakni bangga melakukan dosa dan kesalahan.
Mereka akan diberi Tuhan umur tua, tetapi makin tua makin banyak tingkah dan akan banyak orang yang tidak menyukainya.
Sedangkan, tanda orang baik menurut penjelasan Chusyaeri yakni di mana pun dia berada akan banyak yang menyukai. "Seperti Abah Anton. Tanda-tanda ahli surga, suka dengan majelis dzikir. Siapa yang berpaling dengan perintah Allah, akan diberikan kehidupan yang susah," bebernya.
Golongan manusia yang kedua yakni orang pelit. Terutama orang kaya yang pelit.
"Ciri-ciri orang medit (pelit), apa yang dimiliki saja masih enggan untuk menggunakannya atau mengonsumsinya. Apalagi jika harus membagikannya kepada orang lain. Tetapi, alhamdulillah kita berada di dekat orang kaya yang sangat dermawan seperti Abah Anton."
Chusyaeri mengingatkan kepada jamaah agar tidak pernah merasa menyesali tindakan berbaginya di kemudian hari.
"Orang-orang yang tidak suka dengan kebaikan, dzikir, dan sedekah, nanti ketika dibangkitkan (Allah) akan dalam keadaan buta," serunya.
Golongan ketiga yakni orang sombong. "Sahabat bertanya kepada Nabi; Ya Rasul, saya ini kalau ke mana-mana suka memakai baju yang bagus, kendaraan yang bagus, apakah ini termasuk sifat sombong? Nabi menjawab bukan."
Chusyaeri menjelaskan bahwa Tuhan lebih tidak suka lagi dengan orang yang tahu dirinya pamer tetapi masih merasa tidak pamer.
Sebaliknya, dia menjelaskan bahwa Allah sangat menyukai tiga golongan manusia.
Pertama, orang yang takwa. Bahkan, Allah lebih suka lagi terhadap anak muda yang takwa kepadaNya, dan Allah lebih suka kepada orang-orang yang tidak menunda-nunda amal kebaikan.
Kedua, orang kaya yang dermawan. Allah juga lebih cinta kepada orang fakir yang dermawan minimal sedekah senyum dan saling mengenal.
Ketiga, orang yang rendah hati (tawadhu). Allah juga lebih suka dengan orang kaya yang tawadhu.
Chusyaeri pun menambahkan jika Allah juga akan menutupi kesalahan dan dosa seseorang hingga hari kiamat (yaumul qiyamah) bagi yang mampu menutupi aib orang lain.
Pengajian Majelis Cinta Umat ini kemudian ditutup dengan doa ulang tahun ke-59 untuk Abah Anton. ***
Editor: YAN