MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Masih
relevan dengan momen hari santri yang dilaksanakan beberapa hari lalu, UIN
Malang kembali gelar kegiatan bertajuk Expo Kemandirian Pesantren. Kegiatan ini
dilaksanakan selama dua hari pada 30-31 Oktober di gedung Sport Center (SC).
Kegiatan
ini diikuti oleh pondok Pesantren lintas Kota. Mulai dari Kota Malang,
Probolinggo, hingga Pasuruan. Tak kurang dari 30 stand pesantren yang
meramaikan acara Expo Kemandirian Pesantren.
Lebih
jauh lagi, Fahmi Shofrillah,S.H sebagai perwakilan panitia menjelaskan lebih
jauh ide dan cikal bakal dari kegiatan expo kemandirian pesantren.
“Kegiatan
ini merupakan instruksi langsung dari kemenag pusat kepada UIN Maulana Malik
Ibrahim. Untuk memberikan ruang kepada pesantren yang mendapatkan bantuan
inkubasi dari kemenag untuk nemberikan ruang eksplorasi. Dari kegiatan ini,
pesantren inkubasi dapat saling mengenal, juga terhadap mahasiswa UIN yang
nantinya juga ada yang akan mondok,” jelasnya.
Selain
itu, turut meramaikan kegiatan expo kemandirian pesantren, penampilan dari
Ma'had Sunan Ampel al-Aly (MSAA) UIN Malang, diantaranya zapin, salawat
kontemporer, dan fashion recycle dari
beberapa mabna.
Dalam
kegiatan ini, mengenalkan pondok dan promosi barang dagangan, terdapat materi talkshaw di acara Expo Kemandirian
Pesantren. Tema talkshaw di hari pertama adalah "Pesantren Tanggap
Bencana" yang disampaikan oleh Agung Sedayu sebagai BPBD Batu, sedangkan talkshaw di hari kedua bertema
"Santri Berani, Santri Peduli: Bersama Mencegah Kekerasan Seksual"
disampaikan oleh Dr. Isti'adah, M.A sebagai ketua PSGA.
Dalam
materi pesantren tanggap bencana, Agung Sedayu menyampaikan faktor-faktor
penyebab bencana sekaligus bagaimana penanganan pertama saat terjadi bencana.
"Salah
satu faktor yang sering terjadi dan kadang jarang disadari adalah ulah tangan
kita sendiri, seperti membuang sampah. Dan juga tentu faktor alam yang
mengalami pergeseran kondisi dari waktu ke waktu. Nah, cara penanganannya
berbeda-beda sesuai bencana apa yang terjadi," paparnya.
Selama
materi talkshaw disampaikan, seluruh
peserta tampak aktif dan antusias dalam mengikuti alur materi yang diberikan.
Sayangnya, keterbatasan waktu membuat diskusi dan tanya jawab harus dibatasi.
Di
hari kedua expo, acara semakin semarak dengan adanya berbagai macam penampilan
dari masing-masing pondok pesantren. Mulai dari menyanyi, penampilan video, dan
lain sebagainya.
Sementara
itu, di setiap stand pesantren terdapat banyak produk yang ditampilkan. Mulai
dari makanan, kaos, ganci, dan produk lainnya yang menjadi unggulan di
masing-masing pesantren.
Melalui
kegiatan expo kemandirian pesantren, mahasantri MSAA UIN Malang dapat semakin
mengenal banyak lembaga pondok pesantren, utamanya yang berada di dekat kampus.
Pengenalan ini dapat dijadikan referensi tempat mondok setelah keluar dari Ma’had.
Dalam
wawancara eksklusif, Dr. H. Halimi Zuhdy, M.Pd sebagai ketua Rabithah Ma’ahid
Islamiyah (RMI) Kota Malang, memberikan keterangan terhadap kegiatan expo
kemandirian pesantren.
“Acara
ini perlu dipertahankan dan diluaskan lagi agar peserta yang turut andil
semakin banyak. Mengingat kegiatan expo pesantren bertujuan untuk memberikan
edukasi sekaligus referensi tempat mondok bagi mahasiswa, utamanya yang lulusan
Ma'had UIN," jelas pengasuh Pondok Pesantren Darun-Nun
Terakhir,
terdapat pengumuman expo award yang diambil dari hasil penilaian juri terhadap
kualitas produk, serta keaktifan pesantren dalam mengikuti kegiatan expo
kemandirian pesantren.