Pelatihan ini bertujuan untuk melatih para guru agar dapat merancang pembelajaran yang tidak hanya relevan, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik masa kini. Dalam pelatihan ini, para guru bahasa Arab diajarkan untuk mengadopsi strategi pembelajaran berbasis teknologi dan metode pembelajaran Student-Centered Learning (SCL). Melalui pendekatan ini, guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih berpusat pada siswa dan mendukung keterampilan 4C, yaitu critical thinking, creativity, collaboration, dan communication. Pemahaman ini diperkuat melalui sesi praktik langsung yang memungkinkan para peserta untuk mencoba berbagai pendekatan, termasuk pembelajaran berbasis masalah (PBL), diskusi kelompok kecil, dan simulasi.
Para peserta memperoleh wawasan dari sejumlah pemateri berpengalaman yang menyampaikan berbagai topik krusial dalam pembelajaran abad 21. Prof. Dr. Hanik Mahliatussikah, ketua tim pelaksana, menyampaikan materi mengenai penyusunan perancangan pembelajaran inovatif abad 21 yang berbasis SCL.
"Materi ini menekankan pentingnya mengutamakan siswa sebagai pusat pembelajaran, sehingga memungkinkan mereka untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar-mengajar. Melalui metode SCL ini, guru didorong untuk menjadi fasilitator yang membantu siswa membangun pengetahuan mereka sendiri," jelasnya
Dr. Dwi Sulistyorini, M,Hum., sebagai narasumber pertama membahas pentingnya integrasi keterampilan 4C dalam pembelajaran bahasa, terutama di tengah tantangan era digital saat ini. Ia menyampaikan bahwa kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkolaborasi, dan berkomunikasi sangat penting dalam mempersiapkan siswa menghadapi tuntutan global. disusul narasumber kedua, Dr. Ibnu Samsul Huda yang menyoroti pentingnya pemahaman guru terhadap karakteristik peserta didik. Dengan pendekatan yang adaptif ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan menyenangkan, yang memungkinkan siswa untuk terlibat lebih aktif dalam proses belajar.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan pemahaman teoretis tetapi juga keterampilan praktis, terutama dalam pemanfaatan teknologi untuk mendukung pembelajaran. maka oleh narasumber ketiga yang diisi oleh Dr. Moch. Wahib Dariyadi menyampaikan materi terkait pemanfaatan media digital dan teknologi dalam pembelajaran, termasuk penggunaan aplikasi seperti Kahoot dan Quizizz. Melalui aplikasi ini, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif, yang tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa tetapi juga mempermudah pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan.
Menurut Prof. Hanik Mahliatussikah, pelatihan ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi guru-guru Bahasa Arab untuk terus berinovasi dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan tuntutan zaman.
"Dengan pemanfaatan teknologi dan metode SCL, guru-guru yang telah mengikuti pelatihan ini diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif, serta membantu siswa mengembangkan keterampilan yang relevan untuk masa depan mereka," pungkasnya.
Melalui program pengabdian ini, Universitas Negeri Malang berhasil menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan, khususnya bagi guru Bahasa Arab alumni PPG. Dengan keterampilan dan pemahaman yang diperoleh selama pelatihan, guru-guru tersebut diharapkan dapat menerapkan pembelajaran yang lebih adaptif dan berbasis kebutuhan siswa. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi peningkatan mutu pendidikan, tidak hanya di lingkungan tempat mereka mengajar, tetapi juga bagi pendidikan Bahasa Arab secara keseluruhan.
Inisiatif ini menjadi langkah penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di bidang bahasa, dan diharapkan akan menjadi contoh baik bagi pengembangan profesional guru di masa mendatang.
Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM