Profesor Nuhfil Hanani beberkan 3 manfaat jika program makan bergizi gratis (MBG) tepat sasaran./dok. JSN-ANS |
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Profesor Nuhfil Hanani mengungkapkan tiga manfaat jika program Makan Gratis dari Presiden Prabowo Subianto tepat sasaran.
Kepada JSN saat ditemui usai acara Harlah ISNU ke-25 tahun pada Jumat (29/11) lalu, Nuhfil Hanani menanggapi pertanyaan seputar program Makan Gratis.
Pertanyaan ini tidak lepas dari pembahasan Makan Gratis oleh Nuhfil Hanani dalam sarasehan yang diselenggarakan ISNU UB yang diketuai Doktor Nurul Badriyah di Hotel Swiss-Belinn Malang, Klojen.
Rektor Universitas Brawijaya Malang periode 2018-2022 tersebut turut membahas Makan Gratis dalam tema ketahanan pangan di sarasehan.
Nuhfil menyetujui adanya program tersebut, tetapi dia juga menggarasbawahi tentang pentingnya mengarahkan program tersebut tepat sasaran.
"Saya bukannya tidak setuju dengan program Makan Gratis, tetapi alangkah baiknya jika sasarannya tepat. Yakni, harus disalurkan ke anak dari orang tua yang tidak mampu. Kalau orang tuanya mampu ya sudah, biarkan mereka yang mengatur gizi anaknya sendiri karena mereka sudah tahu kebutuhan gizi dan segala macamnya," ujar Nuhfil kepada JSN.
Ketua Senat Akademik UB ini menjelaskan alasan dirinya sangat fokus menyoroti sasaran dari program Makan Gratis.
Sebab, menurutnya jika sasarannya tepat akan membuahkan tiga manfaat.
"Pertama, anggaran yang dikeluarkan bisa efektif dan sisanya dapat dialokasikan ke kebutuhan atau program lain yang tak kalah penting. Contohnya, untuk program peningkatan kesejahteraan guru, beasiswa, atau lainnya," ungkap Nuhfil.
"Kedua, memberi makan gratis kepada anak orang tidak mampu sama dengan menyantuni, dan itu bagian dari perintah agama. Artinya, program tersebut mempunyai nilai ibadah yang besar," lanjut Nuhfil.
Manfaat ketiga yaitu upaya pemerataan gizi kepada anak-anak Indonesia. Menurut Nuhfil, makan gratis dapat menjadi perbaikan gizi kepada anak-anak dari orang tua tidak mampu.
Jika gizinya tercukupi, maka akan memperbaiki fisik, mental, dan kecerdasan intelektual (IQ) bagi anak-anak ke depan. Mereka nantinya akan menjadi kader bangsa yang unggul dan kompetitif.
"Jadi, kuncinya dari gizi terlebih dahulu, baru pendidikan," tegas Nuhfil.
Program makan bergizi gratis (MBG) berawal dari kampanye pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka saat Pilpres 2024.
Program ini kemudian menurut Portal Informasi Indonesia (6/11) telah diuji coba di Kota Tangerang sejak Agustus 2024.
Kemudian, akan dijalankan secara nasional dan bertahap mulai 2 Januari 2025 dengan total anggaran 71 triliun rupiah.
Sasarannya menurut laman resmi PCO (1/11) yaitu sebanyak 82 juta orang. Diantaranya anak anak usia sekolah dan santri sebanyak 44 juta, dan ibu-ibu hamil yang membutuhkan. ***
Penulis: YAN