Pusat inkubasi batik ini diharapkan menjadi wadah bagi para pembatik pemula untuk mendapatkan akses ke praktik terbaik dari segi teknik, pemasaran, dan pengelolaan usaha. Annisa menekankan pentingnya kolaborasi ini dalam mendukung keberlanjutan industri batik dengan pendekatan yang lebih sistematis.
"Kolaborasi ini tidak hanya memberi peluang bagi para pembatik pemula untuk meningkatkan keterampilan, tetapi juga membuka jalan bagi keberlanjutan ekonomi melalui inkubasi berbasis income generating," ungkap Annisa.
Program ini mengintegrasikan pendekatan link and match kurikulum perguruan tinggi dengan praktik industri, yang memungkinkan mahasiswa dan pengrajin untuk memahami kebutuhan pasar secara nyata.
"Proses inkubasi di ruang terbuka studio tidak hanya memfasilitasi transfer pengetahuan teknis, tetapi juga mendukung pengembangan kemampuan manajerial bagi pembatik pemula yang siap bersaing. Kami berharap program ini akan memperkuat posisi batik lokal di pasar serta meningkatkan daya saing produk melalui inovasi berbasis kolaborasi yang berkelanjutan," imbuh Annisa.
Selain itu, PT Mitra Bangun Kreatifa sebagai mitra kegiatan turut berperan aktif dalam memberikan pelatihan dan mentoring bagi para peserta. Para pembatik pemula dilibatkan dalam kegiatan intensif yang berfokus pada pengembangan produk bernilai tambah, teknik pemasaran yang efektif, serta strategi untuk meningkatkan daya tarik produk batik di pasar. Harapannya, program ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran teknis, tetapi juga memperkuat jejaring kemitraan antara akademisi, pelaku industri, dan komunitas pembatik sebagai wujud nyata dukungan terhadap SDGs poin 17.
Program inkubasi ini juga mendukung peningkatan produktivitas dan keberlanjutan industri batik di tingkat lokal. Implementasi konsep income generating diharapkan dapat mengoptimalkan potensi ekonomi melalui produk batik yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga memiliki daya jual tinggi.
Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan