Kota Malang -- Beberapa kali terjadi di masjid-masjid seorang khatib diturunkan paksa karena takmir menganggap khatib tidak membaca rukun khutbah atau khatib tidak duduk diantara dua khutbah. Belum lagi beberapa masjid asal comot khatib yang tidak memenuhi syarat seorang khatib.
Bertolak pada pemikiran ini, Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama menggandeng Kemenag Kota Malang untuk menyelenggarakan standardisasi Imam dan Khatib Masjid se-Kota Malang (14/11). Acara yang berlangsung di aula utama Kantor Kementerian Agama Kota Malang ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Kepala Seksi Bimas Islam, dan Dr.KH.Halimi Zuhdy, MA Ketua RMI NU Cabang Malang serta Sekretaris PC Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kota Malang. Dengan Total peserta yang hadir berjumlah 50 orang, yang sebagian besar merupakan imam dan khatib dari berbagai masjid di Kota Malang.
Dalam sambutannya, Gus Shampton, menekankan pentingnya peran imam dan khatib sebagai teladan bagi jamaah dan masyarakat. Ia menyampaikan harapan agar LDNU dapat menyusun buku khutbah Jumat yang terstandarisasi sehingga dapat digunakan oleh takmir masjid atau khatib pengganti jika terjadi situasi darurat. "Saya berharap LDNU dapat mengeluarkan buku khutbah Jumat yang terstandardisasi, sehingga kapan pun dibutuhkan, takmir atau khatib pengganti dapat menggunakannya dengan mudah," ujarnya.
Kegiatan ini dimulai tepat pada pukul 08.55 WIB dan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi imam dan khatib masjid, baik dari segi pemahaman agama, teknik penyampaian khutbah, maupun etika dalam bermasyarakat.
Kepala Seksi Bimas Islam, Ahmad Hadiri, juga menegaskan pentingnya pelatihan seperti ini untuk memastikan bahwa khatib dan imam memiliki standar kompetensi yang sesuai dengan tuntutan syariat dan perkembangan zaman. "Ini merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa masjid-masjid di Kota Malang memiliki imam dan khatib yang profesional, mampu menjaga keharmonisan umat, serta menginspirasi jamaah dalam setiap ibadah," ungkapnya.
Para peserta yang hadir menyambut baik acara ini dan menyampaikan harapan agar kegiatan serupa dapat diadakan secara berkala. Salah satu peserta menyebutkan bahwa pelatihan ini memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan yang dapat diterapkan langsung dalam kegiatan masjid sehari-hari. "Dengan adanya standardisasi ini, kami merasa lebih siap dan percaya diri untuk memimpin ibadah dan menyampaikan khutbah," ujar salah satu imam masjid yang hadir. (Y42K)