Dengan konsep yang disampaikan oleh Dr. Ica Purnamasari bahwa pembelajaran digital yang dapat diakses secara luas, MOOC ini memungkinkan peserta untuk belajar tanpa harus terikat oleh ruang dan waktu.
“Kami ingin menciptakan sistem pembelajaran yang inklusif dan fleksibel, sehingga siapa pun di Blitar dan sekitarnya bisa mendapatkan edukasi mengenai budidaya jamur tiram. MOOC ini dirancang untuk memberikan teori sekaligus keterampilan praktis yang bisa langsung diterapkan dalam kehidupan nyata.” Ungkap Dr. Ica.
Dalam rangkaian kursus ini, peserta tidak hanya mempelajari dasar-dasar budidaya jamur, tetapi juga dilibatkan dalam proyek-proyek yang relevan dengan praktik kewirausahaan. Dengan pendekatan Project Based Learning, peserta didorong untuk merancang, menjalankan, dan mengevaluasi proses budidaya mereka sendiri, membuatnya lebih siap dalam menghadapi tantangan nyata di lapangan.
“Melalui pendekatan ini, kami memberikan pengalaman belajar yang mendalam, yang memungkinkan peserta untuk memahami setiap tahapan dalam proses budidaya jamur tiram,” tambah Dr. Ica.
Selain teknik budidaya, kursus ini juga dirancang untuk membekali peserta dengan kemampuan technopreneurship, yaitu keterampilan bisnis berbasis teknologi digital yang semakin relevan di era modern. Dengan dukungan technopreneurship digital, peserta diajarkan cara memasarkan produk melalui platform digital, merencanakan bisnis yang efektif, hingga mengelola keuangan usaha.
“Dengan keterampilan ini, peserta tidak hanya belajar menjadi petani jamur, tetapi juga mampu mengembangkan usaha mereka sendiri dengan pendekatan yang inovatif dan efisien. Technopreneurship menjadi kunci agar usaha mereka bisa berkelanjutan.” Tegas Dr. Ica
Kegiatan ini juga merupakan langkah nyata dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 11, yaitu Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan. Dengan memberdayakan masyarakat untuk membangun usaha lokal berbasis agrikultur yang ramah lingkungan, program ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada produk luar serta membuka peluang kerja bagi penduduk lokal. Selain itu, edukasi tentang praktik berkelanjutan di sektor agrikultur juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan ekosistem sekitar.
Tak hanya di bidang ekonomi, dampak sosial dari program ini juga signifikan. Partisipasi masyarakat yang aktif di dalam program ini turut meningkatkan rasa solidaritas dan kebanggaan terhadap usaha lokal. Masyarakat belajar dan bekerja bersama, saling berbagi pengalaman serta mendukung satu sama lain untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan. Dengan adanya pusat edukasi ini, UD Zaida Jamur Tiram telah menjadi tempat yang strategis bagi para pemula yang ingin terjun di bidang agrikultur berbasis jamur tiram.
Proses pelatihan ini juga dibarengi dengan pemanfaatan media sosial dan platform digital untuk memperluas jangkauan pemasaran produk jamur. Dengan cara ini, produk lokal seperti jamur tiram tidak hanya dikenal di sekitar Kabupaten Blitar, tetapi juga bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Di era digital, promosi dan pemasaran tidak lagi menjadi hambatan bagi pengusaha lokal, dan hal ini telah dibuktikan melalui MOOC yang memberikan keterampilan pemasaran digital bagi para peserta.
Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM