SAMPANG | JATIMSATUNEWS.COM – Drama penuh ketegangan mewarnai proses menjelang Pilkada serentak di Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, pada Minggu (17/11/2024). Ribuan massa dari Masyarakat Peduli Demokrasi Sokobanah (MPDS) memadati Kantor Sekretariat PPK, memprotes dugaan kecurangan dalam penetapan Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Desa Bira Timur.
Protes memanas setelah adanya tudingan bahwa Panitia Pemungutan Suara (PPS) melakukan penunjukan Ketua KPPS secara sepihak, bahkan diduga memalsukan tanda tangan dalam surat pengangkatan. Ketua MPDS, Misbahul Munir, menegaskan bahwa tindakan ini melanggar aturan.
“Kami punya bukti kuat atas dugaan pemalsuan tanda tangan. Ketua KPPS seharusnya dipilih oleh anggotanya, bukan ditunjuk langsung. Kami tidak akan tinggal diam, masalah ini akan kami bawa ke KPU dan jalur hukum,” ujar Munir di hadapan massa yang memanas.
Namun, drama semakin memuncak ketika audiensi yang dijadwalkan berlangsung damai sempat terganggu karena ketidakhadiran Ketua dan anggota PPK. Situasi ini memaksa aparat kepolisian menjemput paksa Ketua PPK Ari Konto untuk menemui audiensi.
Setelah pertemuan berlangsung, Ari Konto menyatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui adanya kecurangan.
"Pemilihan Ketua di masing-masing TPS itu murni dilakukan oleh anggota KPPS. Kami dari PPK tidak ikut campur dalam hal itu,” dalihnya.
Namun, audiensi tidak puas dengan jawaban tersebut. Mereka menilai PPK tidak mungkin lepas tangan atas tindakan PPS yang berada di bawah pengawasannya.
“PPK adalah atasan langsung PPS. Tidak mungkin mereka bergerak sendiri tanpa sepengetahuan PPK. Jika PPK tidak mampu menyelesaikan persoalan ini, sebaiknya mundur saja. Tidak ada gunanya negara membayar kalian!” seru salah satu perwakilan audiensi, disambut sorakan massa.
Puncak dari drama ini terjadi ketika PPS Desa Bira Timur turut dijemput paksa oleh polisi. Akhirnya, disepakati untuk mengundang 70 anggota KPPS dari 10 TPS di Desa Bira Timur untuk mengadakan pleno pemilihan ulang Ketua KPPS pada malam itu juga.
Ketegangan yang terjadi hari ini menjadi cerminan bagaimana integritas penyelenggaraan Pilkada bisa menjadi taruhan. Warga Sokobanah berharap, solusi yang diambil dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi yang sedang berlangsung.
Pewarta: Fach