.png)
 |
| Caption: Anggota Opsnal Polres Sampang berpakaian preman saat cekcok dengan Pengacara. |
SAMPANG | JATIMSATUNEWS.COM – Dugaan tindakan arogansi seorang oknum anggota Satreskrim Polres Sampang berinisial W bak koboy jalanan terhadap Didiyanto, SH, M.Kn., seorang pengacara muda, menuai kecaman luas.
Insiden ini terjadi saat oknum tersebut menangkap Darus, Ketua KPPS Desa Rabesen, Kecamatan Kedundung, yang menjadi klien Didiyanto, tanpa prosedur resmi.
Menurut pantauan di lokasi, oknum berinisial W tidak hanya mengeluarkan dan mengacungkan pistol, tetapi juga melontarkan kata-kata kasar, seperti "pengacara tai, anjing, dan gila," kepada Didiyanto. Penangkapan Darus diduga dilakukan tanpa adanya surat resmi, meskipun ia tengah menghadiri panggilan Ketua KPU Sampang untuk klarifikasi terkait kasus perdata yang sedang bergulir di pengadilan.
Didiyanto mengaku merasa dilecehkan dan akan melaporkan tindakan oknum tersebut ke Propam Polda Jawa Timur. Ia menegaskan insiden ini melanggar kode etik kepolisian dan hak-hak dasar kliennya.
"Saya akan menuntut keadilan. Ini bukan hanya soal pribadi, tapi soal marwah pengacara di Indonesia," ujar Didiyanto di kantornya.
Sementara itu, Kapolres Sampang AKBP Hendro Sukmono belum memberikan tanggapan resmi. Sikap kurang komunikatif pihak kepolisian juga dikeluhkan berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat dan pers.
PWI Sampang mendesak tindakan tegas terhadap oknum polisi tersebut, sementara Peradi Jawa Timur diharapkan turun tangan untuk menjaga martabat profesi advokat.
Hingga berita ini ditulis, masyarakat terus mendesak agar oknum berinisial W diproses sesuai hukum demi mencegah insiden serupa di masa depan.
Pewarta: Red
