Disisi lain, konsepnya tentang dunia pendidikan sama sekali tidak bersebrangan dengan dunia pendidikan kita yanv ada diindonesia, tanpa berbelit dan bertele-tele akan aku ringkas hasil kajianku mengenai teori konsep beliau Rudolf Steiner tentang dunia pendidikan, budayakan baca sampai akhir biar tak salah faham, hehe. Ingat ya semua tulisan saya ini hanya copas dari beberapa beliau, dan kalau ada salah pemahaman saya busa dikoreksi, sebab saya ini membaca karya beliau, tidak dengan sinau langsung dengan beliau atau podcast secara face to face.
Beliau bernama Rudolf Steiner seorang profesor ilmu Filsafat, epistimologi, esoterisisme yang dimana beliau berkiblat sekaligus berusaha menjelaskan hal-hal spiritual secara nasional yang akhirnya beliau mendapatkan julukan "Leader Theoshopy Cabang Jerman". Gagasan beliau ini berawal dari "Dunia ini bukan terkait apa yang kita fikirkan dan yang kita lihat" itulah kemudian yang mengilhami beliau sehingga metode pendidikan yang dicetuskan ini diikuti atau diadopsi oleh 75 negara didunia, mungkin salahsatunya indonesia, meski hanya parsial.
Perlu diketahui bahwa Waldorf adalah nama pabrik rokok, sebab diakhir masa tuanya, ketika dia menghabiskan waktu senjanya dia diitawari pengusaha besar rokok untuk membuat sekolah untuk anak-anaknya, sempat ada syarat dan transaksi pak Waldorf ini mau jika saya diizinkan saya berkreasi dalam sistem pendidikannya (berbeda dengan formal), singkat cerita tawaran sekaligus syarat atay usulan ini disetujui yang kemudian terkenal dengan Waldorf School Day Jerman.
Alasannya simpel saja, beliau ingin keluar dari zona nyaman bahasa sekarang, Status Quo (biar berbeda) bahasa dahulu. Diumurnya yang kesekian fikiran beliau masih energik untuk memikirkan dunia pendudukan. Oiya beliau ini lahir pada tahun 1861-1925 dan wafat pada usia 64 tahun. Dalam ajarannya Rudolf Steiner menggagas Antroposophy dimana meyakini adanya dunia spiritual yang dapat dipahami oleh intelek manusia dan dapat diakses oleh manusia melalui pengalaman hidup batiniah. Antroposophy bermaksud mengembangkan mode pemahaman imajinatif, inspiratif dan intuisi dengan melatih cara-cara berpikir yang tidak terbelenggu pengalaman material.
Antrosofi adalah sebuah gerakan spiritual sains dimulai oleh steiner, paham ini tumbuh dan dikenal luas dan mempunyai pengikut diseluruh dunia. Dua komponen penti g antroposofi adalah oneness with the world (kesatuan dengan dunia) dan search for self (pencarian diri). Steiner menekankan pentingnya setiap individu mengembangkan kemampuannya dalam berbagai bidang, untuk meraih 'keseluruhan'.
MAKNA ANTROPOSOPHY
Artinya dalam kerangka holistik gagasan utama antroposophy antara lain
Spiritual knowledge & freedom
Bukan kebebasan melakukan apa namun kebebasan dari apa. Termasuk bebas dari dirimu dan fikiran, memisahkan diri dari diri kita. Dikritik orang gaakan marah, karena gagasanmu bukan dari dirimu. Termasuk dari hasrat, ambisi, nafsu dll.
Nature of human being
Sifat-sifat sejati manusia
Evolusion/ emanation
Kita sama-sana keturunan adam, kita sama-sama milik allah dan akan kembali kepada allah
Darwin : monyet-manusia
Evolusi islam : allah-manusia(alam)-allah
Ethics
Dunai diluar panca indra dan akal untuk menempuhnya salahsatunya dengan etika, yaitu tata laku batin kalau dalam agama nama lainnya adalah akhlak. Kalau tata laku lahir disebut ibadah.
Pendidikan Holistik
Pendidikan holistik adalah suatu metode pendidikan yang membangun manusia secara keseluruhan dan utuh dengan mengembangkan semua potensi manusia yang menyangkup potensi sosial-emosi, potensi intelektual, potensi moral atau karakter, kreatifitas dan spiritual. Pasti metode ini tujuannya untuk meningkatkan semua potensi manusia yang telah ada meskipun nanti positifistik.
Ciri Kurikulum Pendidikan Holistik #1
- Menyadarkan setiap sesorang tentang kualitas, kapasitas dan keunikan sesorang
Setiap orang harus disadarkan bahwa dirinya hebat, punya potensi, siappun yang nanti menjadi guru jangan sampai mematahkan hati muridnya. Kalau ada murid yang tidak berkembang jangan-jangan guru atau lembaganya.
- Membuat kurikulum yang dilatih tidak hanya untuk berfikir linier namun juga intuitif, nurani dan insting dikelola semua. Jangan hanya mendayagunakan panca indra dan mengembangakan sains tapi juga cerdas secara emosional, cerdas secara sosial dan cerdas secara spiritual.
- Pembelajaran berkewajiban menumbuhkembangkan potensi kecerdasan jamak (multiple intelegences)
- Harus menyadarkan siswa tentang keterkaitan dengan komunitasnya, sehingga mereka tak boleh mengabaikan tradisi, budaya, kerjasama hubungan manusiawi atau sosial.
- Mengajak siswa untuk menyadari hubungan dengan bumi dan 'masyarakat' non manusia seperti hewan, tumbuhan, dan benda benda tak bernyawa (air, udara, tanah) sehingga mereka memiliki kesadaran ekologis.
Ciri Kurikulum Pendidikan Holistik #2
- Memperhatikan hubungan antar berbagai pokok bahasan dalam tingkatkan trans-disipliner, sehingga hal itu akan lebih memberi makna kepada siswa (yang paham agama harus paham ilmu matematika (ilmu faraid, waris)), kita butuh ilmu yang lain, jangan sempit.
- Menyeimbangkan antara belajar individual dengan kelompok (kooperatif, kolaboratif, antara isi dengan proses, antara pengetahuan dengan imajinasi, antara rasional dengan intuisi, andafa kuantitatif dengan kualitatif. (Untuk melatih kehidupan sosial)
- Pembelajaran adalah sesuatu yang tumbuh, menemukan dan memperluas cakrawala (sifatnya long life, dan evolutif (orang itu bertambah ilmunya berubah hidupnya)), mungkin tidak sempurna, namun setidaknya selelu lebih baik.
- Pembelajaran adalah sebuahb proses kreatif dan artistik.
Prinsip Pendidikan Holistik
Keterhubungan (Connectedness)
Dimaksudkan bahwa pendidikan hendaknya selalu dihubungkan dengan lingkungan fisik, lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya.
Keterbukaan (inclusion)
Keterbukaan, dimaksudkan bahwa pendidika hendaknga menjangakau semua anak tanpa kecuali. Semua anak hakikatnya berhak memperoleh pendidikan.
Keseimbangan (balance)
Dimaksudkan bahwa mendidika hendaknya mampu mengembangak ranah pengetahyan, sikap dan keterampilan secara seimbang. Termasuk simbang dalam kemampuan intelektual, emosional, phisik, sosial, estetika dan spiritual.
"Terimalah anak-anakmu dengan penghargaan, didiklah mereka dengan cinta kasih dan lepaskan mereka ke masadepan dengan kebebasan".
Pendidikan publik atau formal banyak yang terjebak karena tuntutan
"Yakinkan bahwa pendidikan adalah seni, dia harus berhubungan, berbicara kepada pengalaman anak-anak, untuk mendidik keutuhan anak. Keutuhan itu adalah hatinya dan keinginannya harus direngkuh termasuk keinginanya".
Kenapa banyak orangtua marah-marah sebab orangtua ingin anaknya paham maksudnya, sedangkan tidak bisa demikian.
Asumsi
Manusia terdiri dari 3 dimensi yaitu raga (fisik), jiwa (mental dan intektual) dan ruh (spiritual) serta 3 tahap perkembangan.
- 0-7 Tahun: Fokus Mengembangkan kapasitas fisik anak (Pendidikan untuk tangan)_ dalam perkembangan dan belajarnya cenderungMeniru, maka berikanlah contoh dan hal yang Baik (Good)
- 7-12 Tahun: Fokus Mengolah kehidupan emosional anak (Pendidikan untuk hati)_ sudah berfikir abstrak dan Imajinasi-nya sangat berkembang, maka berikanlah dan tunjukkanlah hal yang Indah (Beauty).
- 12-21 Tahun: Fokus Mendidik kehidupan intelektual (Pendidikan untuk otak)_ sudah berfikir kritis, di masa in perkembangan Judgement-nya sangat penting dan menonjol, maka berikan dan tunjukkanKebenaran (Truth).
HIGHER SENSES & LOWER SENSES
- 12 senses pada individu yang saling berkaitan dan harus dioptimalkan perkembangannya: touch; movement; balance; smell; taste; sight;
- hearing; word; warmth; life; thought; dan ego.
- 12 Senses dibagi dua: lower senses dan higher senses, lower senses yang optimal dan stimulasi akan juga mengoptimalkan higher senses-nya.
- Mengapa ada anak yang cuek dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya (lack sense of warmth)? Mungkin itu terjadi karena lower sense hear dan word-nya kurang optimal. Bisa jadi saat kecil, dia tidak terbiasa mendengar sapaan yang baik atau tidak terbiasa menyapa dan bercerita tentang diri dan lingkungannya.Itulah mengapa timbul lack sense of warmth.
DASAR-DASAR PENDIDIKAN
- Ilmu pengetahuan, seni, dan spiritual adalah tiga hal yang tidak dapat dipisahkan..• Pendidikan dilakukan tidak hanya berfokus pada kepala (intelegensia) saja, namun juga melibatkan tangan dan hati. Oleh karena itu membuat karya seni dan kerajinan, menceritakan kisah-kisah yang indah, drama, dan musik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan Waldorf.
- Anak harus dihargai sebagai manusia yang memiliki kebebasan sesuai dengan perkembangan usianya. Anak-anak mengikuti kegiatan yang disesuaikan dengan perkembangan usianya.
- Misalnya, anak usia taman kanak-kanak TIDAK diajari membaca dan menulis, namun para guru lebih mempersiapkan fisik anak agar nantinya mereka dapat fokus dalam rentang waktu yang diperlukan ketika membaca dan menulis (cukup banyak anak-anak usia SD sekarang in yang tidak dapat duduk diam dan fokus ketika membaca dan menulis bukan?)
- Proses yang dilalui anak jauh lebih penting ketimbang hasil instant yang seringkali membuat anak kita "menguasai" suatu hal padahal mereka belum siap melakukannya.
"Apa yang dilihat sesorang, apa yang dialami dilingkungannya dilingkungkannya akan jadi kekuatan dalam dirinya, sesuai dengan hal itu dia akan membentuk dirinya"
Apakah yang kita alami, itulah yang membentuk kita, maka hati-hatilah dengan apa yang kita lihat yang kita alami dan lingkungan kita sebab itulah yang akan membentuk dirikita.
Pembagian Ideal Jam Sekolah :
- Jam Awal sekolah : Mengolah Akal (intelektual)
- Jam tengah hari : mengolah hati (cerita, musik drama)
- Jam akhir sekolah : melatih tangan (kegiatan fisik dan praktek)
Kurikulum Waldorf Education #1
• Kurikulum Waldrof dibuat untuk mendidik anak secara keseluruhan: "kepala, hati, dan tangan".
- Memelihara Anak dan Mendorong Perkembangan secara Holistik
- Perkembangan sosial dipicu dan dilatih melalui permainan imajinatif.
- Perkembangan emosional dalam hubungan dekat yang dikembangkan setiap anak dengan guru, dan memalui persahabatan yang dibangun anak dengan teman sebaya.
- Perkembangan moral-spiritual dibantu berkembang melalui guru kepada anak-anak, alam, materi didalam kelas, dan makanan kecil yang dinikmati. Abak anak perlu bagaimana mengambil keputusan yang baik.
- Perkembangan fisik dipelihara melalui gerakan. Anak-anak sangat aktif, dan guru mendukung keaktifan in.
- Perkembangan kecerdasan bukan berasal dari pengajaran langsung, tetapi melalui penemuan dan peniruan yang diatur sendiri oleh anak
Kurikulum Waldorf Education #2
- Menggabungkan Berbagai Jenis Disiplin limu
- Guru Waldrof selalu mengajar matematika, sains, kesusastran, kesenian, dan sebagainya sebagai dari sat kesatuan yang teratur. Landasan bagi kemampuan membaca, menulis dan berhitung, misalnya diletakkan melalui pengalaman setiap hari seperti pertunjukkan boneka dan menata meja untuk saat makan makanan kecil.
- Mempertahankan Keteguhan Kecerdasan
- Karena anak-anak meniru tindakan orang disekitar mereka, guru harus melakukan tindakan yang pantas ditiru. Guru mencontohkan tugas sehari-hari yang diperlukan dalam merawat sekolah dan rumah, termasuk memperbaiki dan membersihkan, memasak dan mencuci. Semua ini adalah tugas-tugas yang berharga dan bertujuan yang pantas ditiru
- Merangkul Perbedaan
- Pendidikan Waldrof bisa dipandang sebagai sebuar program multikultur contoh karena dengan mudah mengadaptasi budaya masyarakat yang beragam, merangkul perbedaan dan menciptakan kesinambungan yang mengasihi.
Kurikulum Waldorf Education #3
- Menyediakan Lingkungan yang Respontif
- Guru dituntut menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan responsif. Materi yang mengundang tangan dan pikiran tangan anak-anak Untuk menyentuh, mengolah, membuat dan berimajinasi. Mereka belajar bahwa ada kemungkinan yang tak terbatas, bukannya belajar bahwa ada satu cara yang benar untuk melakukansesuatu.
- Belajar dengan Melakukan
- Guru Waldorf mendorong anak-anak untuk menemukan sendiri. Saat anak-anak memilih untuk terlibat dalam imitasi atau permainan, mereka akan melakukan dengan sepenuh hati dan memperoleh jauh lebih banyak dari pada bila mereka dipujuk untuk melakukannva
- Tanggungjawab dan Regulasi Diri•Dengan memilih, anak-anak mulai melatih pengendalian mereka sendiri. Agar ini terjadi, anak perlu waktu, rang dan kesempatan yang cukup untuk berlatih membuat pilihan dan menggunakan kemandirian dan saling ketergantungan dibawah pengawasan seksama dan bimbingan orang dewasa
Penilaian Pembelajaran
- Guru Waldrof sangat menyadari kemajuan perkembangan siswa mereka secara perorangan. Guru menunjukkan kesabaran, memandang pendidikan sebagai proses yang panjang.
- Guru Waldrof mengumpulkan informasi tentang perkembangan dan pembelajaran setiap siswa, tapi secara bijaksana agar tidak membuat anak tertekan.
- Setelah dikumpulkan dari berbagai sumber dan situasi, guru tidak menggunakan data penilaian untuk menilai atau mengukur siswa, tapi hanya untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang anak agar bisa memfasilitasi perkembangan dan pembelajaran dikelas dengan baik.
- Metode in membiarkan guru secara kreatif mengunggkapkan beberapa sifat yang la amati dalam diri siswanya dan mendorong perkembangan aspek karakter mereka yang lain. Jenis penilaian seperti in berfungsi untuk memberikan informasi pendidikan penting dengan cara yang bermakna sambil mendorong keintiman pribadi antara guru dan siswa.
Pengembangan Kreasi dan Imajinasi
- Contoh: adalah boneka-boneka yang dijadikan mainan ataupun alat bantu story telling. Untuk anak usia tertentu, boneka-boneka in tidak diberi mata, telinga, hidung, dan mulut. Salah satu tujuannya adalah agar anak memiliki imajinasi sendiri berkaitan dengan ekspresi boneka ini. Anak bisa membayangkan boneka tersebut sedang tersenyum, tertawa, marah, senang, sedih atau apa saja sesuai dengan imajinasi anak.
- Contoh: sampai dengan anak umur sekitar 6 - 7 tahun, kegiatan menggambar yang diberikan adalah berupa painting dengan menggunakan cat air dan kertas yang telah dibasahi (wet on wet painting). Anak diberi kebebasan untuk menyapukan kuas dan bukan menggambar suatu bentuk, apalagi menggambar sesuatu berdasarkan contoh dari gurunya. Warna yang dipergunakanpun hanyalah tiga warna yaitu merah, biru, dan kuning. Anak dapat mencampur warna untuk menghasilkan warna-warna lain yang dinginkan.
Pendidikan itu hendaknya mengolah kebutuhan akan imajinasi, peserta didik punya rasa kecenderungan pada kebenaran dan tanggungjawab. Kreatif, berpegang terhadap nilai dan bertanggungjawab atas hidupnya.
Untuk kamu kenal dunia, lihatlah kedalam dirimu, dan untuk kenal dirimu perhatikanlah dunia sekelilingmu. Kalau dalam bahasa hawa adalah prinsip cakra manggilingan, maka belajar itu tentang apa saja tidak terbatas.
Dunia itu multi dimensi, jangan hanya terbatas pada akal dan panca indra, alat kita juga banyak dan lengkap. Kalau kita hanya memakai akal dan panca indra. Akhirnya realistas yang hanya kita akses hanya realitas rasional dan realitas fisik. Padahal ada dunia yang lain yang untuk mengkasesnya tidak bisa hanya pakai akses fisik dan akal, misalnya dimensi insting.
Kunci hidup kita bernilai dan bahagia adalah
- Lihatlah dan tirulah anak-anak
Anak-anak itu hidupnya murni, kadang-kadang konflik tapi seketika bisa rekonsiliasi, habis nangis lalu ketawa itu tidak masalah, setelah tawuran besoknya janjian ngopi. Kalau orangtua tidak bisa, masalah perbedaan pilihan pemilu bisa bertahun-tahun.
- Tenangkan, bersihkan fikiran karena kunci kententraman hidup ada pada fikiran, jinakkan pikiran jelekmu.
- Ikuti intuisimu
Akan bisa tertipu tetapi tidak dengan intuisi, akal tidak bisa menentukan antara yang baik dengan yang baik namun intuisi bisa menentukan terbaik diantara yang baik dan paling benar diantara yang benar.
- Lakukan apapun, mungkin kamu kesulitan baik buruknya dimana, yang penting menurutmu bahwa yang kamu lalukan itu pantes ditiru oleh orang lain, itu berarti baik.
"Sebagian besar tindakanmu itu, bukan inisiatifmu tapi dari situasi lingkunganmu. Kasih waktu untuk dirimu sedikit saja untuk melakukan tindakan sesuai dengan keinginanmu yang murni, selama ini dirimu disetir oleh institusi atau apapun yang menghegemonimu"
Guru yang baik adalah guru yang juga murid
"Engkau tidak akan menjadi guru yang baik, kalau engkau hanya fokus pada yang kamu lalukan dan tidak pada siapa dirimu, guru yang baik adalah guru yang juga selalu memgupgrade dirinya, bukan guru yang merasa sudah tahu kemudian tinggal memberikan kepada muridnya"
"Kalau kita tidak percaya, ada sesuatu yang lebih tinggi dari diri kita, maka level kita juga tidak akan naik lebih tinggi"
"Semoga jiwaku, bersemikan cinta untuk semua makhluk"
Semua konsep diatas dasarnya adalah cinta.