Dengan penuh khidmat ribuan warga NU dari berbagai daerah di Jawa Timur mengikuti Mujahadah Pejuang Juga HSN di Gedung HBNO Surabaya
SURABAYA | JATIMSATUNEWS.COM
Warga Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai daerah di Jawa Timur dengan penuh antusiasme mengikuti acara Mujahadah Pejuang NU Hari Santri Nasional (HSN) di HBNO, Surabaya, pada Sabtu (9/11/2024) Peserta datang dari berbagai cabang NU seperti PCNU Bojonegoro, Tulungagung,Blitar, Kediri,Sampang,Jember, Banyuwangi, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Malang,Lamongan, PCNU Nganjuk, PCNU Jombang, dan puluhan PCNU lain dari seluruh penjuru Jawa Timur, menunjukkan besarnya semangat mereka dalam memperingati Hari Santri dan mengenang Resolusi Jihad.
Para peserta yang datang dalam kelompok-kelompok besar, mulai dari satuan regu hingga rombongan bus, mobil, dan elf. Peserta yang sudah berada di lokasi langsung menerima nasi kotak dan air minum, sebagai bagian dari sambutan panitia. Tak lama kemudian, suasana khusyuk mulai terasa dengan digelarnya khataman Al-Qur'an dan pembacaan Al-Fatihah untuk para pejuang. Acara kemudian dilanjutkan dengan rangkaian istighosah, ijazahan, dan pembacaan risalah Resolusi Jihad.
Ketua PBNU Jatim, KH. Abdul Hakim Mahfudz, membacakan catatan sejarah resolusi jihad peperangan 10 November 1945 di Kota Surabaya. Beliau mengingatkan bahwa semangat perjuangan para ulama NU yang berjuang demi kemerdekaan masih sangat relevan untuk terus dipertahankan.
Selanjutnya, Prof. Dr. KH. Muhammad Nuh, DEA, menyampaikan tausiyah mengenai hubungan erat antara NU dan kemerdekaan Indonesia. Dalam pidatonya, Prof. Nuh menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari Resolusi Jihad NU. “Kata ‘kemerdekaan’ mengandung dua kata tersembunyi, yakni kepahlawanan dan janji kemerdekaan. Kepahlawanan ini menjadi modal luar biasa bagi kita, dan janji kemerdekaan itu adalah tugas kita untuk menagihnya hingga saat ini,” ungkapnya.
"Janji itu dituangakan dalam pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap tumpah darah bangsa Indonesia, meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut perdamaian dunia," imbuhnya.
Lebih lanjut, Prof. Nuh menyebutkan tiga tugas besar NU untuk menagih janji kemerdekaan yaitu membekali generasi saat ini dengan nilai-nilai keaswajaan, memperkuat sektor ekonomi, dan mengembangkan pendidikan yang lebih baik.
Sekitar pukul 21.48 WIB, hujan turun di tengah acara, namun itu tidak menyurutkan semangat warga NU, Fatayat, Banom, Ansor juga majelis Masyayikh. Mereka tetap teguh melanjutkan mendengarkan tausiyah hingga acara berakhir.
Mujahadah Pejuang NU HSN ini diakhiri dengan hadrah serta doa bersama oleh sesepuh Ulama Dan Kyai PWNU Jawa Timur.hingga akhir acara Lagu kebesaran NU, "Syubbanul Wathon" (Ya Lal Wathon), dinyanyikan bersama dengan penuh semangat oleh anggota Majelis Masyayikh, Ansor,Fatayat, dan Banser yang turut hadir di tengah-tengah Jalan Bubutan, Surabaya.
Ketua MWCNU Bugul Kidul H.Sa'dullah dan Ketua PC LDNU Kota Pasuruan H.Ahmad Muhaimin Beserta Alumni PD-PKPNU angkatan 14 Mengabadikan Photo Bersama |
Acara ditutup dengan sesi foto bersama antara para Ulama dan Kyai PWNU Jawa Timur di depan Gedung PBNU Tempoe Doeloe. Ketua MWCNU Bugul Kidul,H.Sa'dullah dan Ketua PC LDNU Kota Pasuruan H.Ahmad Muhaimin ikut Mengabadikan Momentum Bersejarah Serta para Alumni PD-PKPNU Angkatan 14, yang juga hadir, turut serta berpartisipasi dalam Mujahadah Pejuang NU-HSN ini, menambah semarak suasana acara yang penuh makna.(SM)