Pj Bupati Lumajang, Indah Wahyuni, meninjau pembangunan Dam Gambiran di aliran sungai Kali Asem yang kini telah mencapai 15% penyelesaian. Proyek senilai Rp 11 miliar ini ditargetkan selesai pada Desember 2024, dan diharapkan dapat mengairi irigasi persawahan warga sekitar. Sementara itu, petani disarankan menanam palawija sambil menunggu selesainya pembangunan
LUMAJANG | JATIMSATUNEWS.COM
Pembangunan Dam Gambiran yang terletak di aliran sungai Kali Asem terus menunjukkan perkembangan signifikan pasca bencana banjir lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi sebelumnya. Saat ini, proyek vital tersebut telah mencapai sekitar 15% penyelesaian dan diperkirakan akan dapat difungsikan sepenuhnya pada bulan Desember 2024 mendatang.
Penjabat (Pj) Bupati Lumajang, Indah Wahyuni, yang akrab disapa Bu Yuyun, meninjau langsung proses pembangunan pada Kamis (10/10/2024). Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan bahwa pembangunan dam ini bukan hanya difokuskan untuk menghidupkan kembali Dam Boreng yang terdampak, tetapi juga untuk membangun intake yang akan mengarahkan pipa-pipa air ke area persawahan warga sekitar.
“Pembangunan ini diharapkan dapat selesai pada Desember 2024. Nantinya, air dari dam ini akan dialirkan untuk mengairi irigasi persawahan. Jadi, kita tidak hanya membangunkan Dam Boreng saja, tapi juga membangun intake dengan saluran pipa air yang nantinya mengarah langsung ke sawah-sawah,” jelas Bu Yuyun.
Lebih lanjut, ia juga menuturkan bahwa proyek ini memakan biaya sekitar Rp 11 miliar lebih, dengan beberapa tantangan yang dihadapi di lapangan, termasuk kondisi tanah berpasir yang menyulitkan konstruksi. Meski demikian, pihaknya tetap berkomitmen menyelesaikan proyek ini tepat waktu.
“Kesulitan di sini terutama adalah kondisi tanahnya yang berpasir. Untuk itu, beton harus kami buat sendiri di lapangan. Namun, kami tetap optimis bahwa pembangunan ini akan selesai sesuai target,” tambahnya.
Sebagai bagian dari komitmen dalam menjaga keseimbangan lingkungan, Bu Yuyun menekankan bahwa desain dam dirancang ramah lingkungan. Salah satunya adalah dengan menanam pohon di sekitar area dam untuk mencegah potensi longsor di masa depan.
“Konstruksi bangunan ini juga ramah lingkungan. Kami menanam pohon di sekitarnya untuk mencegah terjadinya longsor, sekaligus menjaga kelestarian alam di sekitar,” tuturnya.
Namun, sambil menunggu pembangunan rampung, Bu Yuyun menyarankan para petani di sekitaran proyek untuk menanam tanaman palawija. Hal ini disebabkan aliran air yang belum maksimal dan masih dalam proses pengerjaan. Setelah proyek selesai, petani akan kembali dapat menanam padi seperti biasa dengan pasokan air yang memadai dari Dam Gambiran.
“Kami sarankan untuk sementara ini para petani menanam palawija dulu, karena aliran air belum maksimal. Nanti setelah pembangunan selesai, para petani bisa kembali menanam padi,” pungkas Bu Yuyun.
Dengan target rampung pada akhir tahun 2024, Dam Gambiran diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Lumajang, khususnya dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan mengatasi permasalahan irigasi di wilayah tersebut.(Sol/SM)