BATU | JATIMSATUNEWS.COM -
Perhelatan KOPDAR 3 alias Kopi Darat atau temu penulis di Balai Besar Guru Penggerak(BBGP) Jawa Timur pada 26-27 Oktober 2023 merupakan kesempatan yang istimewa. Betapa tidak, dengan adanya event ini membuat para penulis terpacu adrenalinnya untuk "memaksakan diri" terus menulis hingga menghasilkan karya buku.
Pada event ini pula, para penulis melakukan _charge_ ide dan tenaga untuk belajar bersama menyerap ilmu kepenulisan terbaru. Salah satu rangkaian acara kopdar kali ini adalah launching karya buku para penulis dalam satu tahun terakhir.
Menurut salah satu narasumber, Prof Ngainun, Naim, bertemunya para penulis merupakan sumber ide untuk bisa dijadikan bahan untuk menulis. Pertemuan itu sekaligus membuat para penulis bisa saling melepas kangen, saling berbagi praktik baik, dan menambah semangat untuk terus menulis.
Di awal sambutannya, Kepala BBGP Jawa Timur Pak Dr. Abu Khaer, M.Pd. menyampaikan pesan penting, bahwa kita semua termasuk penulis hendaknya bijak dalam memaknai perubahan yang terjadi.
Salah satu sikap yang harus dihadirkan adalah kita harus makin ramah dengan perubahan. Mengapa? Karena di dunia ini tidak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri.
Menurut beliau kita perlu menerima perubahan dengan bijaksana dan penuh ketenangan. Pada peran ini BBGP siap membantu berkolaborasi dengan Komunitas Rumah Virus Literasi(RVL) untuk terus menularkan virus-virus positif di bidang literasi.
Beliau juga mengingatkan pesan dari Ki Hajar Dewantara bahwa pendidik itu ibarat petani. Kita perlu merawat anak didik kita tumbuh sesuai potensinya. Perlu dirawat dan intensifkan lingkungan belajarnya agar tumbuh optimal. Karena itu, keberadaan komunitas termasuk RVL untuk menyebarkan virus literasi pada masyarakat khususnya guru menjadi keniscayaan.
Selanjutnya, Pak Abu Khaer ingin memastikan posisi RVL dan BBGP pada peserta. Apakah Komunitas RVL ini penting? Apakah BBGP ini masih dibutuhkan guru? Caranya, peserta diminta langsung praktik melakukan pengecekan di aplikasi AI(Artificial Intelligent).
Peserta diminta langsung mengetikkan kode perintah (prompt) menggunakan pertanyaan di atas. Kemudian dikirim melalui aplikasi Chat GPT, Gemini atau aplikasi lainnya.
Alhamdulillah, jawaban tools AI cukup menggembirakan. Terjawab bahwa keberadaan RVL sangat penting. BBGP JATIM pun juga masih sangat dibutuhkan untuk guru. Terlihat dari banyak sekali alasan dan penjelasan yang sangat logis dari jawaban tersebut.
Hal ini sejalan dengan materi yang disampaikan Dr. Much. Khoiri, M.Si yang mengupas AI dalam sudut pandang sebagai ancaman atau peluang bagi penulis. Bahasan ini juga sangat menarik. Terlihat dari antusiasme dan banyaknya pertanyaan dari peserta.
Beliau berpesan, agar penulis memanfaatkan AI secara bertanggung jawab. AI memang tidak bisa ditolak kehadirannya, namun jangan kehilangan karakter diri penulis dengan menyerahkan semua hasil tulisan dikerjakan dan dihasilkan oleh AI.
"Jika tulisan yang kita posting hanyalah hasil buatan AI, sesungguhnya itu bukan karya tulisan kita. Tetapi, itu adalah karya mesin AI karena tools tersebut yang membuatnya," ungkap beliau pada peserta.
Pada sesi yang berbeda, ada materi Self Editing dari Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. yang biasa dikenal dengan sebutan Ratu Antologi. Beliau berpesan, agar kita tidak bosan dan tidak terburu-buru langsung memosting setiap tulisan karya kita di sosial media.
Setiap tulisan yang kita buat perlu diendapkan dan diedit lebih dulu agar tidak terjadi kesalahan ketik. Apalagi, bila berdampak pada salah persepsi bagi pembaca.
Terakhir, mari kita terus bergerak, menulis dan berkarya menebarkan virus literasi untuk negeri ini. Kalau bukan kita, siapa lagi?
Abdullah Makhrus adalah penulis, ketua IGI Sidoarjo, dan fasilitator guru penggerak angkatan 10.