Gambar 1

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 2

Peningkatan Kapasitas dan Kualitas UMKM SIDOD melalui Diversifikasi Produk Tepung Pisang

Eko Rudianto
25 Oktober 2024 | 19.11 WIB Last Updated 2024-10-25T13:43:57Z


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : UMKM SIDOD, yang berlokasi di Desa Sidodadi, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, mengalami peningkatan produksi signifikan melalui program optimalisasi pemanfaatan pisang candi menjadi tepung. Program ini didukung oleh Fakultas Vokasi Universitas Negeri Malang (UM) dan difasilitasi oleh Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi. Berkat hibah mesin Electric Food Grinder berkapasitas 100 kg serta pendampingan dalam standarisasi produksi, UMKM ini kini mampu memperluas produksi dan jangkauan pasarnya.

Usaha yang dirintis Sumariono sejak 2019 ini awalnya berfokus pada keripik pisang. Persaingan ketat di sektor ini serta keterbatasan alat membuat UMKM SIDOD sulit berkembang. “Kami mulai usaha ini untuk memanfaatkan pisang yang melimpah di Gedangan, tapi persaingan dan keterbatasan alat membuat perkembangan berjalan lambat,” kata Sumariono. Program ini, menurutnya, sangat penting dalam mendorong produk baru yang lebih berkelanjutan.

Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan kualitas tepung pisang UMKM SIDOD agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas. Dengan mesin Electric Food Grinder berkapasitas 100 kg, UMKM ini kini bisa mengolah pisang menjadi tepung dalam skala besar. "Dengan adanya teknologi ini, kami berharap UMKM SIDOD bisa meningkatkan kapasitas produksinya dari 15 kg per minggu menjadi 120 kg per bulan," ujar Dra. Wiwik Wahyuni, M.Pd., Dosen Tata Boga Universitas Negeri Malang sekaligus ketua pelaksana program.

Tak hanya memberikan bantuan mesin, tim dari UM juga memberikan pendampingan dalam penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk mengatasi masalah kualitas. “Kami melatih proses mulai dari pemilihan bahan baku hingga pengemasan, agar kualitas produk tetap terjaga,” lanjut Wiwik. Dengan adanya SOP ini, produk tepung pisang UMKM SIDOD diharapkan konsisten dari segi rasa, tekstur, dan masa simpan.

Selain itu, strategi pemasaran digital juga diperkenalkan untuk memperluas jangkauan pasar. “Kami akan mendorong pemasaran melalui media sosial dan marketplace agar produk tepung pisang bisa dikenal lebih luas,” tambah Sumariono. Media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Shopee diharapkan dapat mendukung UMKM SIDOD bersaing di pasar digital yang kini semakin diminati.

Dengan dukungan Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, UMKM SIDOD diharapkan mampu menjadi contoh bagi usaha mikro lainnya di Kabupaten Malang. Program ini tak hanya membantu UMKM meningkatkan produksinya tetapi juga menciptakan produk inovatif yang memiliki nilai tambah tinggi bagi masyarakat sekitar.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Peningkatan Kapasitas dan Kualitas UMKM SIDOD melalui Diversifikasi Produk Tepung Pisang

Trending Now