Kegiatan ini berlangsung dalam dua sesi open class yang diadakan pada Selasa, 15 Oktober 2024, dan Kamis, 17 Oktober 2024. Pada sesi pertama, Ibu Masuda, peserta PPG, berperan sebagai guru model dengan mengajarkan materi tentang listrik statis kepada para siswa. Dalam sesi ini, Pak Sumar Hendayana dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung hadir sebagai ahli yang memberikan panduan dan masukan terkait pengelolaan kelas dan metode pengajaran yang lebih interaktif. Pak Sumar menekankan pentingnya pengelolaan kelompok yang lebih efektif serta pemanfaatan interaksi antar siswa untuk memperkuat pemahaman konsep listrik statis.
Sesi kedua yang berlangsung pada Kamis, 17 Oktober 2024, dipimpin oleh Ibu Novia, peserta PPG lainnya, yang mengajarkan materi tentang hukum Coulomb. Selain Pak Sumar, sesi ini juga dihadiri oleh Kanako Kusanagi dari Nagoya University, Jepang, yang memberikan perspektif internasional mengenai pembelajaran. Masukan dari kedua ahli ini sangat bermanfaat, terutama dalam hal pengelolaan kelompok, strategi penyampaian materi, serta pemahaman konsep secara lebih mendalam. Kehadiran Kanako Kusanagi membawa sudut pandang baru dalam proses refleksi, di mana beliau memberikan saran berdasarkan pengalaman globalnya dalam pendidikan, yang semakin memperkaya diskusi.
Teknologi livestreaming dalam Lesson Study ini terbukti menjadi solusi inovatif untuk menjembatani keterbatasan waktu dan jarak antara guru pamong, dosen pembimbing, dan mahasiswa PPG. Dengan metode ini, para calon guru mendapat kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para ahli pendidikan, memperkuat refleksi pembelajaran, dan meningkatkan kompetensi mereka dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna bagi siswa.
Kesuksesan kegiatan Lesson Study berbasis livestreaming ini menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam mendukung pengembangan profesionalisme guru. Dengan adanya masukan yang konstruktif dari para ahli, Lesson Study ini membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini. Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus diterapkan di berbagai sekolah dan program pendidikan guru lainnya, sehingga semakin banyak guru yang mendapatkan manfaat dari pendekatan ini dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Pewarta: Maya Umi H – Mahasiswa UM