Kegiatan yang ketua oleh Ns. Dini Kurniawati, M.Kep.,Sp.Kep Mat ini dimulai dengan pengisian pre--test guna mengetahui sejauh mana pemahaman awal mereka mengenai stunting. Edukasi ini diberikan dengan pendekatan yang interaktif, di mana para kader mendapatkan informasi mendalam tentang apa itu stunting, faktor-faktor yang menyebabkan stunting, serta dampak buruknya bagi perkembangan fisik dan mental anak dalam jangka panjang. Diskusi ini menjadi momen penting bagi para kader untuk menyadari betapa vitalnya peran mereka dalam mendukung tumbuh kembang anak di desa mereka.
Pada kegiatan ini juga dilakukan pelatihan pengukuran berat badan anak sebagai salah satu cara memantau status gizi. Penggunaan timbangan digital diperkenalkan kepada para kader untuk memastikan hasil pengukuran yang akurat. Setiap kader diberi kesempatan untuk mempraktikkan cara penggunaan timbangan dengan benar, di bawah bimbingan langsung dari dosen Fakultas Keperawatan..
Antusias para peserta terlihat sepanjang kegiatan. Para ibu kader Posyandu terlihat sangat bersemangat, terutama pada sesi tanya jawab. Mereka aktif bertanya tentang berbagai aspek terkait stunting, mulai dari penyebab, upaya pencegahan, hingga cara terbaik untuk mengajak masyarakat memanfaatkan hasil kebun dan pertanian desa untuk menunjang kesehatan anak. Para kader juga berbagi pengalaman mereka dalam menghadapi tantangan di lapangan, sehingga sesi diskusi berkembang menjadi pembelajaran bersama, yang tidak hanya berguna bagi para kader tetapi juga bagi dosen dan mahasiswa yang hadir. Kegiatan ini diakhiri dengan post-test untuk mengukur kemampuan kader dalam penyerapan informasi yang di dapat.
Harapan besar dari kegiatan ini adalah agar Desa Suci bisa menjadi desa percontohan di Kabupaten Jember dalam upaya pencegahan stunting. Dengan adanya edukasi dan pelatihan ini, diharapkan para kader Posyandu memiliki keterampilan yang memadai untuk mengidentifikasi dan mencegah stunting, serta mampu memotivasi masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya gizi seimbang. Desa Suci diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam mengatasi masalah stunting, sekaligus mendukung program nasional untuk mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas.