ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 


Kisah Inspiratif Cak Dur Penjual Cilok Yang Menggambarkan Semangat Hari Santri Nasional

19 Oktober 2024 | 18.55 WIB Last Updated 2024-10-19T18:28:26Z



Semangat Cak Dur, penjual cilok keliling dari Mojotunon, mencerminkan nilai-nilai Hari Santri Nasional. Dengan ketekunan dan keikhlasan, ia terus berjuang mencari rezeki, menghadapi tantangan hidup seperti para santri yang gigih menuntut ilmu dan berbakti kepada bangsa

PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM

Hari santri Nasional Selalu menjadi momen refleksi akan perjuangan, keikhlasan,dan pengabdian.Ditengah Gegap gempita perayaan ada sosok-sosok sederhana yang dengan tekun menjalani kehidupan Cak Dur Seorang yang mencerminkan semangat santri dalam keseharian.Salah satu kisah Inspiratif itu datang dari penjual Cilok Keliling yang akrab disapa "Cak Dur" Penjual Cilok Keliling dari Desa mojotunon.

Ditengah kemajuan zaman yang ditandai dengan munculnya restoran dan outlet kekinian, seorang penjual cilok keliling dari desa terpencil di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Sabtu Siang (19/10/2024)



Seorang yang tak kenal lelah Tetap setia pada pekerjaannya. Namanya Cak Dur, pria tangguh yang sejak era Presiden Ke-4 hingga kini tak pernah menyerah berjualan cilok khas dengan bumbu medok yang begitu lezat.

Cak Dur berasal dari Desa Mojotunon, Kelurahan Mojotengah, Kecamatan Sukorejo. Setiap harinya, ia berkeliling antar desa dengan sepeda ontel kesayangannya. Jarak yang ditempuh tidak main-main, mencapai 10 kilometer dari desanya. Rutinitas ini dimulai sejak subuh, setelah melaksanakan sholat. Cak Dur kemudian berangkat pagi-pagi melewati beberapa desa, mulai dari Lemahbang, Ngadimulyo, Gunting, Pakukerto, hingga tiba di Palang, desa terakhir yang menjadi tujuan utamanya. Di Palang, Cak Dur tidak hanya menjajakan cilok, tetapi juga membeli kebutuhan bahan baku dan rempah-rempah untuk stok esok hari.

Cilok buatan Cak Dur terkenal dengan rasa bumbunya yang medok, menonjolkan kekhasan kuliner tradisional yang kini mulai tergeser oleh makanan-makanan cepat saji. Meskipun tantangan dari restoran dan outlet kekinian semakin besar, Cak Dur tidak kehilangan semangat. Ia tetap yakin bahwa cita rasa tradisional yang ia tawarkan memiliki tempat khusus di hati para pembelinya.

Cak Dur tinggal bersama anak laki-lakinya, Komari, di sebuah rumah sederhana. Hidup hanya berdua, tak membuatnya putus asa. Selain berjualan cilok, Cak Dur juga merawat kambing milik saudaranya dengan sistem bagi hasil. Kegigihannya dalam menjaga usaha dan tanggung jawab terhadap keluarganya membuat Cak Dur menjadi teladan di desa.

Berjualan sejak era Presiden ke-4 Indonesia hingga kini, Cak Dur membuktikan bahwa semangat juang dan kerja keras adalah kunci dalam mencari nafkah, sekaligus menjaga warisan kuliner lokal yang mulai tersisih. Di tengah modernisasi yang pesat, sosok seperti Cak Dur menjadi pengingat bahwa kearifan lokal, kejujuran, dan kesederhanaan masih memiliki tempat di hati masyarakat.

Cak Dur mungkin hanya seorang pedagang kecil di mata banyak orang, namun bagi penduduk desa dan para pelanggannya, ia adalah simbol ketangguhan. Dengan sepeda ontelnya, ia terus berkeliling desa demi menyajikan cilok yang selalu dirindukan. Tanpa lelah, Cak Dur tetap melangkah, menjaga tradisi sambil mencari rezeki.(SM)


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kisah Inspiratif Cak Dur Penjual Cilok Yang Menggambarkan Semangat Hari Santri Nasional

Trending Now