Menjadi Amorphophallus Titanum pertama yang berbunga di sini adalah sebuah kehormatan
ARTIKEL|JATIMSATUNEWS.COM - Halo, namaku Broto, aku adalah Amorphophallus Titanum, atau yang lebih dikenal sebagai Bunga Bangkai terbesar di dunia dari suku Araceae (keluarga talas-talasan/keladi keladian). Aku dititipkan oleh salah 1 hobiis dari Kota Malang sebagai program kerjasama komunitas tumbuhan ke Kebun Raya Purwodadi pada tanggal 22 Mei 2023, aku merasa sangat istimewa karena ini adalah tempat yang penuh kasih sayang dan perhatian. Meskipun Kebun Raya Purwodadi terletak di dataran rendah kering, aku tetap bisa berbunga dengan baik berkat perawatan yang luar biasa dari tim Kebun Raya Purwodadi. Menjadi Amorphophallus Titanum pertama yang berbunga di sini adalah sebuah kehormatan! Bobot umbiku kini sekitar 8 kg, menandakan betapa sehatnya aku tumbuh. 14 saudara-saudariku yang lain juga sudah bersiap untuk menyusul berbunga di Kebun Raya Purwodadi.
Kisahku sangat menarik, dengan bobotku yang dapat mencapai 50 kg, umbiku mampu menyimpan cadangan energi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan mekarnya bunga. Setelah mekar, aku tidak beristirahat. Aku akan menghasilkan daun-daun besar yang bisa tumbuh hingga lebar 1,5 meter. Daun-daun ini berfungsi sebagai panel surya, mengumpulkan energi yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan umbi dan persiapan mekarnya di masa mendatang.
Aku tidak hanya terkenal karena ukurannya yang raksasa dan dapat mencapai tinggi hingga 3 meter, tetapi juga karena aroma yang kuat dan menyengat yang dikeluarkannya saat aku mekar. Aku menghasilkan aroma daging yang membusuk, yang memikat lalat dan kumbang pemakan bangkai untuk proses penyerbukan. Bagian dalamku yang berwarna merah tua sangat menakjubkan, dan tekstur spathe (daun pelindung) yang berkerut menciptakan ilusi yang semakin kuat, menyerupai bangkai. Ini semua adalah strategi cerdas untuk menarik perhatian serangga, memastikan bahwa aku dapat melanjutkan siklus hidupku dan memberikan keindahan yang unik bagi dunia. Biasanya, aku hanya mekar sekali setiap beberapa tahun dan hanya bertahan selama 24 hingga 48 jam.
Sayangnya, habitat asliku yang kaya akan keanekaragaman hayati kini terancam oleh deforestasi. Hal ini menjadikan upaya konservasi in-situ dan ex-situ sangat penting untuk kelestarianku dan saudara-saudariku. Kami membutuhkan perlindungan agar keindahan dan keunikan kami dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang. Mari bersama-sama menjaga alam dan melestarikan keajaiban seperti aku di bumi ini!