MALANG|JATIMSATUNEWS.COM - Malam menuju larut di sebuah rumah sederhana di gang sempit RT 8 Bayem, Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Sosok Calon Walikota H. Dimyati duduk bersila akrab berbincang menatap lawan bicara. Kentara bukan orang yang baru dikenal yakni sedekat sahabat, perbincangan berlangsung tanpa canggung, (6/9/2024)
"Saya asli Mergosono, teman Mas Heri tahu Pak Budi, sangat akrab dengan jalan - jalan di sini. Makanya saya tahu apa permasalahan yang dihadapi. Banjir, macet, pengangguran, kebutuhan bantuan. Yang tahu permasalahannya orang Malang ya anak Malang. Ada histori masa lalu yang orang tidak tahu, kami tahu banget," papar H. Dimyati mengawali bincang langsung.
Berhadapan dengan ketua RT Heri Basuki juga ketua LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kota) beberapa permasalahan warga berhasil diinventarisir H. Dimyati.
"Kami minta ada kontribusi untuk RT. Misal inventaris, kita punya terop, tapi kursi belum, biar kalau punya hajat di kampung wes gak bingung," ujar Heri.
Sementara itu warga lain bernama Eko menyebut masalah pengangguran. "Pingin dikasih pekerjaan karena warga Bumiayu banyak yang nganggur," ujar Eko yang duduk sedikit jauh, di teras rumah .
Laki-laki lain di dalam kembali mendapatkan kesempatan, kali ini mengutarakan ketidakmungkinan datang ke rumah Abah Anton untuk itu titip Budi saja.
"Warga di sini tolong diperhatikan. Tidak mungkin kami ke rumah Abah Anton. Untuk pembangunan di RT 8. Yang bertanggung jawab pak Budi. Jadi nanti mintanya ke Pak Budi kalau Abah Anton jadi," tuturnya.
Pak Budi yang seolah ditodong tersenyum dan mengangguk.
"Apapun kebutuhan bisa disampaikan ke Musrenbang. Delapan RT semua dapat terop. Dari anggaran APBD, nanti kalau APBD tidak mencukupi saya bicarakan dengan Abah Anton dan H. Dimyati untuk memenuhi," tutur Budi.
Diluar perbincangan tentang kebutuhan RT seorang laki-laki menyebut butuh dana untuk penyelenggaraan pengajian.
"Mau pengajian dananya kami kurang. Mohon bantuannya," tuturnya.
Sesi memberi jawaban atas banjirnya todongan permintaan, H. Dimyati menyampaikan bahwa tim Abadi tidak akan memberikan janji karena ini dilarang. Kalau melanggar bisa kena sangsi, ada Panwas mengawasi.
"Kita tidak boleh menjanjikan dan memberi karena nanti ini diawasi. Termasuk dalam kategori kampanye. Tapi anda sudah tahu gaya Abah Anton. Pasti akan melakukan sesuatu. Insya Allah pesan ini kami catat. Sebagai masukan akan kita prioritaskan," urai H. Dimyati.
Pertemuan tanpa kehadiran Abah Anton yang sedang berkegiatan di tempat lain. Penghujung dialog seorang wanita bernama Ngatminah mengaku akan tetap milih Abah Anton.
"Saya tahunya Walikota itu ya Abah Anton. Dulu sudah membuktikan jadi pemimpin yang baik sekarang akan saya pilih lagi, sampai sekarang saya juga masih sering pengajian ke rumahnya, naik mikrolet rombongan. Abah Anton masio gak jadi walikota juga sering ngajak ziarah Wali. Pokonya saya tetap pilih Abah Anton, sudah terbukti," ujarnya.
Setelah kegiatan berbincang-bincang tersebut, mereka melakukan foto bersama dengan memekik "Abadi, Menang, Menang, Menang. Metal Menang total membahana," diteriakkan seluruh warga hingga H. Dimyati pulang meninggalkan perkampungan. Ans