Rihlah bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan hati dan pikiran. Dalam setiap langkah, ada ilmu yang diperoleh, iman yang diperkuat, dan kebesaran Allah yang dikagumi
ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM
Rihlah merupakan kata dalam bahasa Arab yang berarti "perjalanan." Namun, dalam tradisi Islam, rihlah memiliki arti yang lebih mendalam, yaitu perjalanan yang dilakukan dengan tujuan tertentu, seperti menuntut ilmu, memperdalam iman, berdakwah, atau berziarah ke tempat-tempat suci. Perjalanan ini tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga bersifat spiritual dan intelektual, di mana seseorang memperoleh pengalaman berharga yang mendekatkan dirinya kepada Allah.
Perjalanan rihlah dianjurkan dalam Islam karena banyak memberikan manfaat, baik dalam aspek spiritual maupun pengetahuan. Umat Muslim dianjurkan untuk melakukan rihlah guna mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang dunia dan agama, serta untuk memperkuat hubungan dengan Allah melalui pengalaman langsung dari keindahan ciptaan-Nya.
Jenis-jenis Rihlah
Dalam tradisi Islam, rihlah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan tujuannya:
1.Rihlah Ilmiah
Rihlah ini dilakukan untuk menuntut ilmu. Para ulama dan cendekiawan Muslim di masa lampau sering melakukan perjalanan panjang ke berbagai negeri untuk berguru kepada ulama-ulama besar, mengumpulkan hadis, atau mendalami pengetahuan agama. Salah satu contoh yang terkenal adalah Imam Syafi'i yang melakukan rihlah ilmiah dari Mekkah ke Madinah untuk belajar dari Imam Malik. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanannya ke Yaman, Baghdad, hingga berbagai negeri lainnya untuk memperluas pengetahuannya.
2.Rihlah Spiritual
Rihlah spiritual adalah perjalanan yang bertujuan untuk memperdalam hubungan spiritual dengan Allah. Perjalanan ini sering kali melibatkan kunjungan ke tempat-tempat suci atau situs bersejarah yang memiliki makna keagamaan penting, seperti mengunjungi Masjidil Haram di Mekkah atau Masjid Nabawi di Madinah. Tujuannya adalah untuk memperkuat iman, melakukan praktik ibadah, dan meraih kedamaian batin.
3.Rihlah Dakwah
Ini adalah perjalanan yang dilakukan dalam rangka menyebarkan ajaran Islam. Para da'i atau tokoh agama sering kali melakukan rihlah dakwah ke berbagai daerah untuk menyampaikan pesan-pesan Islam dan mengajarkan ajaran agama kepada umat. Misalnya, Majelis Tablig Muhammadiyah sering mengadakan rihlah dakwah untuk memperkuat dakwah Islam di berbagai wilayah.
4.Rihlah Ziarah
Rihlah ziarah adalah perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah dan keagamaan bagi umat Islam. Perjalanan ini sering kali dilakukan untuk mengenang perjuangan para nabi, sahabat, atau ulama besar. Misalnya, umat Islam melakukan ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Madinah atau ke makam-makam sahabat Rasulullah dan ulama terkenal lainnya.
Rihlah Dalam Sejarah:Kisah Ibnu Batutah dan Imam Syafi'i
Salah satu contoh rihlah yang paling terkenal dalam sejarah Islam adalah perjalanan Ibnu Batutah seorang Cendekiawan Muslim asal Maroko yang menjelajahi dunia selama lebih dari 30 tahun. Dalam rihlahnya, Ibnu Batutah mengunjungi berbagai wilayah mulai dari Afrika Utara hingga Asia Timur, mencatat pengalamannya dengan detail dalam catatan perjalanannya yang kemudian menjadi salah satu karya terpenting dalam sejarah peradaban Islam.
Selain Ibnu Batutah,Imam Syafi'i juga dikenal karena rihlah ilmiahnya yang penuh semangat dalam menuntut ilmu. Imam Syafi'i melakukan perjalanan dari Mekkah ke Madinah untuk belajar dari Imam Malik, kemudian melanjutkan rihlahnya ke Yaman dan Baghdad. Perjalanannya yang penuh dedikasi menjadi teladan bagi para pencari ilmu hingga saat ini.
Manfaat Rihlah Dalam Islam
Dalam Al-Qur'an, Allah SWT banyak menganjurkan umat-Nya untuk melakukan perjalanan di muka bumi. Terdapat banyak manfaat yang bisa diperoleh dari rihlah, di antaranya:
1.Menuntut Ilmu Dan Instrospeksi Diri
Rihlah menjadi sarana untuk menuntut ilmu dan memperluas wawasan. Dengan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan keyakinan, seseorang akan belajar untuk lebih memahami dunia dan kehidupan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 137, yang artinya:
"Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunah-sunah Allah.Karena itu,berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang -orang yang mendustakan para Rasul"
Perjalanan juga membantu seseorang untuk introspeksi diri dan merenungkan kehidupan serta hubungannya dengan Allah.
2.Mengagumi Kebesaran Allah
Melalui perjalanan, seseorang dapat melihat keindahan alam dan ciptaan Allah yang luar biasa. Hal ini akan memperkuat rasa syukur dan ketakwaan kepada-Nya. Dalam Surat Al-Ankabut ayat 20, Allah berfirman:
Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Rihlah menjadi sarana bagi seseorang untuk mengagumi kebesaran Allah dan semakin yakin akan kekuasaan-Nya.
"Kesimpulan"
Rihlah dalam Islam bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga merupakan bentuk perjalanan spiritual dan intelektual. Melalui rihlah, seseorang tidak hanya memperkaya ilmu pengetahuan tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah. Dalam banyak ayat Al-Qur'an, Allah menganjurkan umat-Nya untuk melakukan perjalanan di muka bumi, mengambil pelajaran dari sejarah umat terdahulu, serta mengagumi ciptaan-Nya yang luar biasa.
Rihlah menjadi bagian penting dari kehidupan seorang Muslim, baik dalam mencari ilmu, memperdalam iman, berdakwah, maupun mengenang sejarah para pendahulu. Dengan rihlah, umat Islam dapat memperluas wawasan, memperkuat hubungan spiritual, dan memperkuat ketakwaan kepada Allah.