ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 


Rangkul Gen Z di Pilkada 2024, Pakar Stikosa AWS: Jangan Asal Gunakan Media Sosial

Admin JSN
12 September 2024 | 19.30 WIB Last Updated 2024-09-12T12:30:25Z

 

Jokhanan Kristiyono, Ketua Stikosa AWS, menekankan pentingnya pendekatan yang strategis, transparan, dan relevan dalam merangkul Gen Z untuk Pilkada 2024.

SURABAYA | JATIMSATUNEWS.COM – Merangkul generasi Z dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 membutuhkan strategi komunikasi yang efektif dan relevan. Jokhanan Kristiyono, pemerhati komunikasi politik dari Stikosa AWS, menegaskan bahwa pemahaman mendalam mengenai perilaku Gen Z sangat penting, terutama karena mereka merupakan basis pemilih pemula yang potensial. Hal ini disampaikan Jokhanan dalam wawancara pada Kamis (12/9/2024).

"Dalam praktik umum, strategi ini selalu diarahkan pada pemahaman komunikasi via sosial media. Padahal ini tidak sepenuhnya benar. Karena Gen Z juga cermat menimbang isu yang relevan, tak semata media yang digunakan," kata Jokhanan, yang juga menjabat sebagai Ketua Stikosa AWS.

Memang diakui, Gen Z aktif di platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Namun, Jokhanan menekankan bahwa untuk merangkul mereka, tidak cukup hanya menggunakan media sosial tanpa strategi yang jelas. "Kita perlu memperbaiki kepercayaan Gen Z terhadap politik dan menggunakan pendekatan yang lebih strategis dan inklusif," ujarnya.

Menurut Jokhanan, langkah strategis yang harus diambil mencakup transparansi dan akuntabilitas. Gen Z menghargai keterbukaan, dan pemerintah serta politisi perlu lebih transparan dalam proses pengambilan keputusan serta bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Selain itu, penting untuk menyediakan pendidikan politik yang menarik dan relevan melalui platform yang mereka gunakan. "Melibatkan Gen Z dalam forum diskusi, debat publik, dan kampanye sosial dapat membuat mereka merasa lebih terlibat dan dihargai," tambahnya.

Mengatasi Polarisasi dan Kekuatan Teknologi

Meskipun Gen Z terlihat apatis terhadap politik, Jokhanan menilai bahwa mereka hanya butuh pendekatan yang melibatkan mereka secara langsung. Gen Z lebih tertarik pada dialog yang konstruktif dan inklusif, terutama untuk mengatasi polarisasi politik.

"Melalui program-program yang mempromosikan pemahaman dan kerjasama lintas kelompok, serta memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan informasi yang akurat, Gen Z dapat lebih terlibat. Ini juga termasuk upaya melawan hoaks yang merusak kepercayaan publik," ungkap Jokhanan.

Ia juga menyoroti isu-isu relevan bagi Gen Z, seperti perubahan iklim, keadilan sosial, dan hak asasi manusia. Menurutnya, politisi yang memfokuskan kampanye mereka pada isu-isu ini berpeluang mendapatkan dukungan dari Gen Z.

"Memanfaatkan influencer yang berpengaruh di kalangan Gen Z untuk menyebarkan pesan-pesan pemilu dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik mereka," jelasnya.

Membidik Isu Relevan

Jokhanan menekankan bahwa Gen Z sangat peduli terhadap isu-isu yang berdampak langsung pada masa depan mereka, seperti perubahan iklim, kesehatan mental, kesenjangan sosial, privasi data, dan akses terhadap pendidikan serta pekerjaan.

"Perubahan iklim adalah salah satu isu utama yang sangat diperhatikan Gen Z, karena mereka melihatnya sebagai ancaman nyata terhadap masa depan mereka," kata Jokhanan.

Isu kesehatan mental juga menjadi perhatian besar bagi Gen Z, di mana mereka lebih terbuka dalam membicarakan kecemasan, depresi, dan stres.

"Di balik citra mereka yang sering dianggap cuek, Gen Z sangat peduli terhadap ketidaksetaraan sosial dan ekonomi. Mereka sering terlibat dalam gerakan untuk mengurangi kesenjangan ini," jelas Jokhanan.

Dalam konteks privasi digital, Gen Z menginginkan lebih banyak kontrol atas data pribadi mereka, sejalan dengan penggunaan teknologi yang tinggi.

"Gen Z juga fokus pada akses terhadap pendidikan berkualitas dan peluang kerja yang adil. Mereka ingin memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan yang diperlukan untuk sukses di masa depan," tutup Jokhanan.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Rangkul Gen Z di Pilkada 2024, Pakar Stikosa AWS: Jangan Asal Gunakan Media Sosial

Trending Now