Gambar 2

Gambar 2

Pikiran Liar : Apakah Carut-Marut Berkepanjangan Negara Ini Karena Sumpah Serapah Mpu Gandring

Eko Rudianto
22 September 2024 | 22.13 WIB Last Updated 2024-09-22T21:49:24Z


ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Asmara, konflik, kudeta hampir terjadi dalam setiap pergolakan politik, bahkan sejak zaman kerajaan. Paling terkenal hingga memakan korban sampai adu darah saudara adalah yang terjadi di zaman Ken Arok. Zaman kerajaan Tumapel yang dikenal dengan kerajaan Singasari, mencipta kisah asmara berujung malapetaka, melibatkan Ken Arok, Ken Dedes, Mpu Gandring dan Tunggul Ametung serta Kebo Ijo. Meski sangat menarik untuk terus didiskusikan, kisah cinta segitiga itu tidak akan kami ulas lagipa, bukan karenatelah sering kita dengarkan akan tetapi ada yang tersembunyi yang jarang disentuh orang membincangkan asmara di kerajaan Singasari ini.

Pada kesempatan ini sengaja kami akan berfikir, menganalisis, menduga dan berprasangka tentang sumpah serapah yang pernah dilontarkan oleh Mpu Gandring saat mati oleh kerisnya sendiri yaitu keris Lecut Singasari. Ini bukan untuk memlintir sejarah ataupun menimbulkan gejolak tidak baik. Betapapun itu tujuannya adalah untuk mawas diri agar kita semakin bijak dalam bertindak sebagai generasi penerus dari para nenek moyang kita terdahulu.

Setelah Mpu Gandring terbunuh ditangan Ken Arok oleh keris yang dibuatnya sendiri, bersama dengan itu diakhir nafasnya Mpu Gandring mengucapkan serapahnya. Kita tahu orang dahulu memiliki previledge tersendiri ketika mengucap sesuatu akan menjadi kenyataan.

Sumpah serapah saat ini kurang lebih seperti ini "Arok yang membunuh saya, juga akan terbunuh oleh keris itu kelak!. Anak cucumu akan mati terbunuh oleh keris itu". Ntah secara diksi benar seperti itu atau tidak point yang jelas tertangkap semua anak keturunan anak mati juga.

Tafsiran pertama, yang dimaksud dengan anak cucu disini dibanyak penafsiran mungkin darah keturunan dari Ken Arok, namun agar kita menjadi seseorang yang selamat alangkah kita itu kita proyeksikan pula untuk diri kita. Secara kita juga bisa dikatakan anak cucu jika dilihat dari generasi. 

Penafsiran kedua, mari kita menerjemahkan mati yang dimaksud pada kalimat itu apakah mati secara biologis atau timbulnya kekacauan yang membuat kehidupan manusia kecau-balau. Sebab mati adalah diksi yang masih holistik, segala kemungkinan bisa terjadi dizaman ini, bisa mati moral, mati etika, mati ilmu dan lainnya. Tentunya dengan munculnya kematian itu semua akan menimbulkan gejolak dan kekisruhan dimasyarakat, bangsa dan negara.

Akhir-akhir ini kita dihadapkan dengan kebingungan yang teramat mendalam tentang kondisi bangsa ini, baik dari sisi politiknya, sisi sosial masyarakat bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Problem ini muncul tanpa adanya ujung yang jelas, semakin lama bahkan semakin memburuk, inilah kemudian yang ditakutkan merupakan akibat daru sumpah serapah yang telah diucapkan oleh Mpu Gandring.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pikiran Liar : Apakah Carut-Marut Berkepanjangan Negara Ini Karena Sumpah Serapah Mpu Gandring

Trending Now