Sebab belajar tentang kehidupan tidak peduli dari manapun dan dari siapapun asalkan mengandung nilai moral yang baik, sudah selayaknya kita manusia belajar dan mengambil hikmah dari manapun dan dari siapapun. Gelaran Karya Budaya Nusantara dalam rangka rangkaian kegiatan proyek pengutan profil pelajar Pancasila (P5) menampilkan karya yang spektakuler dan persembahan inti, salah satunya adalah Kisah Ken Arok.
Cerita ini membahas kudeta pertama, kudeta ala Jawa yang pandai dan cerdik. Bernama Arok, yang berasal dari kalangan sudra tetapi berusaha keras mengambil kekuasaan tunggal di Tumapel dengan menumpas habis tanpa memperlihatkan tangannya yang berlumur darah mengiringi kejatuhan Ametung di bilik Tumapel karena bagi Arok politik tidaklah selalu dengan perang terbuka.
Nilai-nilai pendidikan karakter menurut Depmendiknas yang memiliki 18 nilai karakter, yaitu : Religius, Jujur, Toleransi, disiplin, kerja keras, kreatid, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semsngst kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cintai damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Sehingga, nilai-nilai tersebut menjadi acuan dalam menganalisis nilai-nilai karakter dalam cerita Arok Dedes.
Dari sini didapatlah nilai-nilai pendidikan karakter dalam kisah Arok Dedes yaitu, Disiplin, Peduli Sosial dan Tanggung Jawab. Kisah ini kemudian juga mengandung nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, yaitu berupa novel sejarah. Hal tersebut telah memenuhi syarat untuk menjadi salah satu dalam memilih bahan ajar. Sehingga, nilai-nilai pendidikan karakter yang didapat akan bermanfaat bagi siswa.
Bakat dan minat siswa menjadi nampak dalam kegiatan gelaran budaya dalam drama kolosal ini, ini juga merupakan salahsatu upaya lembaga pendidikan untuk merangsang dan menggali potensi bakat minat peserta didik yang tentu saja bisa menjadi prestasi dimasa mendatang. Prinsip utama yang lain adalah jelas, sebagai bentuk agar siswa bangga akan budaya dan kisah lokal wisdom yanh dimiliki oleh bangsanya sendiri dan tidak selalu membanggakan budaya dari luar.
Terlihat pula para penonton dalam hal ini, siswa, wali murid, guru bahkan masyarakat umum yang melihat pertunjukan ini begitu terpukau. Ini sekaligus menanamkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan yayasan pondok pesantren Miftahul Ulum Al-Manaf sebagai lembaga pendididkan formal yang mampu untuk mencetak generasi penerus bangsa yang unggul yang bisa menjadi rujukan masyarakat dalam menitipkan putra-purtinya untuk mengenyam pendidika di sekolah ini.