Kembangkan Bahan Ajar Berbasis Budaya Lokal Candi Sumberawan, Guru Besar Biologi UM Ikuti Kirab Amartasari Guna Jaga Keotentikan Karya

Eko Rudianto
10 September 2024 | 14.40 WIB Last Updated 2024-09-10T07:47:58Z

Peserta Workshop Pengembangan Kompetensi Guru Biologi SMA

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM :  Di era globalisasi yang semakin mendominasi, nilai-nilai lokal sering kali tergerus oleh pengaruh budaya asing yang lebih kuat dan lebih cepat menyebar. Dalam situasi seperti ini, upaya untuk mengenalkan kepada generasi muda tentang kekayaan sejarah dan budaya daerah mereka sendiri menjadi sangat penting. Pendidikan yang mengintegrasikan unsur-unsur budaya lokal seperti bangunan candi tidak hanya membantu melestarikan warisan budaya, tetapi juga memperkuat identitas diri para siswa. 

Berangkat dari realitas tersebut, dosen Univeraitas Negeri Malang (UM) Prof. Dr. Murni Sapta Sari, M.Si, dan timnya mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan budaya lokal candi Sumberawan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang sebagai implementasi kurikulum merdeka.

Setelah melakukan proses observasi yang menghabiskan waktu lumayan panjang, yakni sekitar satu setengah bulan, Modul ajar ini secara resmi diluncurkan di SMA Negeri 1 Singosari dan diikuti oleh guru-guru biologi dari MGMP Kabupaten Malang dalam kegiatan workshop. 

Guru besar Biologi Universitas Negeri Malang Prof. Murni menjelaskan dalam prosesnya membuat modul ajar, timnya mengikuti kirab Amartasari sebagai upaya ajar modul ajarnya memiliki nilai otentik yang tinggi. Disisi lain, modul ajar ini nantinya akan terus dikembangkan melalui workshop sebagai upaya pengembangan kompetensi guru biologi. 

"Dalam penyusunan bahan ajar ini kami melakukan observasi langsung dan turut ikut melaksanakan beberapa kegiatan disana, seperti kirab Amartasari di dusun Sumberawan. Karena saya percaya konten dalam bahan ajar ini akan lebih bermakna jika bersumber dari hasil eksplorasi langsung dan orisinil. Hasil observasi diolah dan dilanjutkan untuk mempersiapkan bahan ajar digital berbasis kearifan lokal dan proses pengembangannya diimplementasikan dalam workshop sebagai upaya pengembangan kompetensi guru biologi," ungkap Prof. Murni.

Observasi Tim Pembuat Modul Ajar

Candi Sumberawan, sebagai situs bersejarah yang kaya akan nilai-nilai arkeologis dan spiritual, merupakan sumber belajar yang sangat potensial. Situs ini dapat memberikan pelajaran yang kontekstual, relevan, dan mendalam bagi siswa, memungkinkan mereka untuk lebih memahami dan menghargai sejarah serta budaya daerah mereka sendiri.

Melalui pengembangan bahan ajar berbasis Candi Sumberawan, siswa tidak hanya dibekali pengetahuan akademis, tetapi juga pemahaman yang lebih luas tentang identitas budaya yang menjadi bagian penting dari jati diri mereka sebagai generasi penerus.

Workshop ini bertujuan untuk membantu guru MGMP biologi Kabupaten Malang dalam mengembangkan kompetensi mereka. Melalui pembuatan bahan ajar digital berbasis kearifan lokal, para guru dapat menciptakan media pembelajaran yang memanfaatkan potensi daerah sekitar sekolah. Program ini juga memperkuat kolaborasi antara universitas dan sekolah dalam menciptakan generasi muda yang mencintai budaya lokal dengan wawasan global.

Pasukan Kirab Amartasari Candi Sumberawan

Dalam harapannya, perempuan yang akrab disapa prof. Murni tersebut mengungkapkan bahwa program yang diinisiasi olehnya bersama tim dapat memberikan pmdampak positif terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia.

"Saya berharap program yang telah saya inisiasi bersama tim ini memberikan dampak positif bagi perkembangan pendidikan di Indonesia," pungkas Prof. Murni.


Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kembangkan Bahan Ajar Berbasis Budaya Lokal Candi Sumberawan, Guru Besar Biologi UM Ikuti Kirab Amartasari Guna Jaga Keotentikan Karya

Trending Now