Dosen Departemen Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Bimbing Petani Kopi Olah Limbah Pertanian menjadi Kompos

Admin JSN
13 September 2024 | 14.44 WIB Last Updated 2024-09-13T08:02:43Z


Pencacahan bahan-bahan kompos (dokpri)

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Memanfaatkan potensi limbah pertanian, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya melakukan pelatihan pembuatan kompos dari kulit kopi, daun tebu, pangkasan tanaman naungan, dan kotoran ternak, di Desa Ringinsari, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Minggu (8/9/2024).

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Prof. Dr. Ir. Sugeng Prijono, SU, dosen FP UB, dan mahasiswa Departemen Tanah FP UB. Turut hadir perwakilan Petugas Penyuluh Lapangan Kecamatan Sumbermanjing Wetan, petani kopi, petani millenial peserta program YESS (Youth Enterpreneurship and Employment Support Service), dan mahasiswa Departemen Tanah FP UB.

“Melimpahnya limbah pertanian berupa kulit kopi, daun tebu, dan daun pangkasan sangat sayang apabila terbuang begitu saja. Bahan-bahan tersebut berpotensi dimanfaatkan sebagai kompos” ungkap Prof. Dr. Ir. Sugeng Prijono, SU dalam sambutannya.

“Kondisi tanah kita saat ini banyak yang sakit. Dengan penambahan bahan organik (kompos), dapat memperbaiki kualitas tanah dan membuat pertanian berlanjut (sustainable agriculture).” Tambah Eko Hadi Prayitno, Petugas Penyuluh Lapangan Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

Mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan program pengabdian masyarakat dengan mengusung tema “Pemanfaatan Limbah Kopi untuk Kompos dengan Penambahan Bioaktivator”. Kegiatan diawali dengan pemaparan hasil penelitian aplikasi kompos oleh mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kompos pada tanah di Sumbermanjing Wetan dapat meningkatkan kandungan Nitrogen total dalam tanah hingga mencapai kelas sangat sesuai untuk tanaman kopi.



Penyampaian buku hasil penelitian oleh Prof. Dr. Ir. Sugeng Prijono, SU (kanan) ke Petugas Penyuluh Lapangan (kiri) (dokpri)

Kegiatan pengabdian dilakukan dengan praktek pembuatan kompos. Praktek pembuatan kompos diawali dengan pencacahan bahan-bahan kompos. Pencacahan bahan-bahan kompos dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan mesin. Semakin halus bahan maka semakin cepat terdekomposisi. 

“Dalam pembuatan kompos juga harus mempertimbangkan pemilihan bahan-bahannya. Ada bahan-bahan yang lama terdekomposisi dan cepat terdekomposisi.” Tambah Prof. Dr. Ir. Sugeng Prijono, SU.

Proses pengomposan ini menggunakan metode fast composting, yaitu menggunakan bantuan bioaktivator untuk mempercepat proses pengomposan. Dosis yang digunakan yaitu perbandingan EM4, molase, dan air secara berurutan 1:1:50. Selanjutnya kompos dimasukkan ke dalam wadah tertutup.

“Dengan pembuatan kompos ini, harapannya petani dapat membuat kompos sendiri untuk lahan pertanian mereka. Disamping itu, bisa menjadi prospek bisnis tambahan”. Ungkap Eko Hadi Prayitno.

Kegiatan ini juga melibatkan petani millenial, istilah untuk petani muda dengan harapan dapat menarik minat para pemuda untuk terjun ke dunia pertanian. (Afh)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dosen Departemen Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Bimbing Petani Kopi Olah Limbah Pertanian menjadi Kompos

Trending Now