Caption: Ustadz Drs. Ahmad Thobroni M.Pd.I mengisi acara inti dalam acara Kajian Ahad Pagi (KAP) di masjid SDIT Alam Nurul Islam Dua Tempurejo Ngawi Jawa Timur |
NGAWI | JATIMSATUNEWS.COM - Ustadz Drs. Ahmad Thobroni M.Pd.I mengisi acara inti dalam Kajian Ahad Pagi di masjid SDIT Alam Nurul Islam Dua Tempurejo Ngawi pada Minggu (22/09/2024) dengan menggunakan tema Keutamaan Penuntut Ilmu dan Mengajarkan Kebaikan.
"Sikap mental dalam mencari ilmu ini penting, agar barokah ilmu bisa didapatkan. Seperti perlunya niat yang ikhlas dalam menuntut ilmu, juga tak kalah penting adalah penuntut untuk senantiasa dalam ketaatan atau meninggalkan maksiat. Hal ini karena ilmu adalah nur atau cahaya, yang sifatnya tidak dapat menyinari orang pelaku maksiat," tutur pimpinan Ponpes Ummul Quro Ponorogo tersebut yang menjelaskan tentang perilaku maksiat adalah penghalang keberkahan ilmu.
Tak hanya itu, ayah dari empat anak tersebut juga menjelaskan tentang penyesalannya saat marah kepada salah satu muridnya, terkait sikapnya yang pernah salah dalam mengajarkan ilmu.
"Saya pernah menyesal sebagai pengajar. Saya menggebrak meja dan tidak sabar pada murid saya. Alhamdulillah saya merasa salah, lalu saya memutuskan untuk minta maaf, saya sadar tidak lulus ujian saat marah itu. Saya belajar lagi dan teringat kisah Ibnu Hajar Asyqolani pengarang kitab Fathul Bari. Beliau adalah seorang ulama besar, yang prosesnya dalam belajar begitu payah dan lama. Sampai tujuh tahun beliau dikisahkan tidak mampu menghafal Alfatihah. Saya lupa kalau tiap anak itu istimewa dan tugas guru adalah mendidik, bukan menuntut anak menjadi pintar," lanjut lelaki kelahiran 26 September 1966 itu.
Dihadiri segenap pengurus yayasan Nurul Islam Ngawi, yayasan permata hati Karanganyar, para ustadz-ustadzah dari kedua lembaga, walimurid, masyarakat sekitar dan dihadiri pula tokoh masyarakat di Ngawi Barat KAP perdana terpantau khidmat dan lancar.
"Kajian Ahad Pagi ini awalnya merupakan upaya meningkatkan dan pembinaan secara ruhiniyah SDM di 2 yayasan, yaitu SDIT Alam Nurul Islam Dua dan TKIT Permata Hati. Namun dalam perjalanannya, pengurus kedua yayasan mempunyai tujuan lebih luas lagi, sehingga peruntukkannya mulai meluas hingga ke masyarakat umum," jelas Niswatul Maghfiroh selaku kepala sekolah SDIT Alam Nurul Islam Dua Tempurejo Ngawi.
Dengan kerendahan hati ustadz Ahmad Thobroni juga menceritakan saat dirinya menjadi murid di universitas, di mana dosennya kala itu adalah seorang laki-laki yang dulu pernah menjadi muridnya. Pengalaman itu begitu membekas untuknya, dan keikhlasannya dalam menuntut ilmu pun diuji.
"Jika orang ikhlas dalam menuntut ilmu, apa-apa akan terasa nyaman. Dia tidak peduli siapa yang mengajarnya. Juga tidak memandang dari ormas apa," imbuh kakek dari empat orang cucu tersebut.
"Sesungguhnya mencari ilmu itu lahannya banyak. Ada formal dan ada nonformal. Ada ilmu dengan buku, ada ilmu dengan alam. Kemudian yang namanya ilmu kehidupan atau dari alam ini, dapat kita peroleh dalam keseharian. Saya mendapatkan ilmu ini baru dua bulan yang lalu, terkait seorang petani yang mengelilingi petak sawahnya dengan membaca sholawat Nabi," lanjut lelaki yang pernah menimba ilmu di SDN Wonokerto 2 tersebut.
Ahmad Thobroni merasa tertohok dengan petani yang begitu yakin akan kekuasaan Allah SWT tersebut dan membaca sholawat, sebagai jalur langit melindungi tanamannya. Hingga dirinya pun mencari referensi dalam berbagai buku, untuk menjawab kerisauan hatinya.
"Semua yang dilangit PATUH pada orang beriman dan TUNDUK pada orang yang berilmu!" seru suami dari Siti Mukayati tersebut.
Acara dimulai pada pukul 08:15-09-15 WIB dengan MC Supangat, pembacaan ayat suci Al-Qur'an surah Al Mujadilah ayat 1-11 oleh Ahmad Sholeh, inti oleh Ustadz Drs. Ahmad Thobroni, pembagian door prize oleh Yayasan Nurul Islam Ngawi dan Yayasan Permata Hati Ngawi.
"Alhamdulillah senang sekali bisa ikut kajian Ahad Pagi di Nuris. Selain dapat ilmu, dapat silaturahmi, juga dapat makanan!" seru salah satu peserta kajian kepada Jatimsatunews.
Acara juga dihadiri oleh anggota dewan DPRD Ngawi bernama Nurkholis, S.Pd, yang merupakan salah satu wali murid, juga ratusan orang lainnya dari berbagai daerah, dengan pengamanan dari jajaran pengurus SDIT Alam Nurul Islam Dua Ngawi.
"Semoga acara ini, ke depannya akan menjadi acara rutinan tiap bulan," harap Supangat selaku MC.
Setelah acara inti sebagian memilih untuk bercengkrama bersama, dan ada juga yang memilih langsung pulang, untuk melanjutkan aktivitas selanjutnya.
Di sisi lain, kepala sekolah SDIT Alam Nurul Islam Dua Tempurejo Ngawi juga menyampaikan kegiatan KAP ke depan, akan bisa bermanfaat sebagai sarana dakwah kedua yayasan, terutama mampu menjangkau masyarakat yang ada di daerah Ngawi Barat.
"Sebagai catatan, KAP ini ramah anak. Hal ini karena panitia menyediakan wahana olah raga sunnah panahan, yang berlokasi di lapangan sekolah," tutup Niswatul Maghfiroh, S.Pd.
Pewarta: Qony