Daur Ulang Bungkus Semen di Sekolah Pinggiran Pacitan: Lestarikan Wayang Beber dan Tumbuhkan Wawasan Kedudayaan

Eko Rudianto
20 September 2024 | 13.54 WIB Last Updated 2024-09-20T07:22:21Z


PACITAN | JATIMSATUNEWS.COM : Pelestarian budaya seringkali menjadi tantangan tersendiri ketika menghadapi ancaman kepunahan. Hal ini mendorong lahirnya inisiatif inovatif yang menggabungkan pendidikan, budaya, dan lingkungan, seperti yang dilakukan oleh tim pengabdian Universitas Negeri Malang (UM) yakni pelatihan daur ulang limbah bungkus semen menjadi merchandise wayang Beber. Dalam rentang waktu antara Juli hingga November 2024, 12 sekolah di wilayah pinggiran Pacitan menjadi sasaran lokasi dari program pelatihan tersebut. Kegiatan ini berfokus pada revitalisasi budaya Wayang Beber yang mulai terlupakan dengan menekankan aspek merchandise kebudayaan.

Proyek yang digagas oleh Dr. Iriaji, M.Pd., dosen Universitas Negeri Malang (UM) ini bekerja sama dengan komunitas lokal Pacitan Cerdas (PACE). Kegiatan ini juga semakin sukses karena mendapatkan dukungan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, melalui program Bima yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 

Pendekatan inovatif dalam kegiatan ini adalah pemanfaatan bungkus semen yang biasanya dianggap sebagai limbah, untuk diubah menjadi media ekspresi seni budaya Wayang Beber. Bungkus semen yang didaur ulang kemudian dijadikan bahan utama untuk membuat produk budaya, seperti merchandise, yang menarik perhatian kalangan muda dan masyarakat luas. 

Melalui pendekatan kreatif ini, siswa tidak hanya mendapatkan pengalaman langsung dalam proses produksi, tetapi juga terlibat dalam mempromosikan budaya lokal yang hampir punah. Pelatihan ini diadakan tidak hanya bertujuan untuk memberikan keterampilan baru bagi siswa sekolah, tetapi juga untuk membangun kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya lokal dalam bentuk yang lebih modern dan inovatif.

Dr. Iriaji, M.Pd., sebagai ketua kegiatan, menyampaikan pentingnya pendekatan kreatif dalam pelestarian budaya yang juga bernilai ekonomis dan ramah lingkungan.

"Daur ulang bungkus semen menjadi karya seni ini bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga menyelamatkan Wayang Beber yang hampir punah. Dengan menjadikan produk budaya ini sebagai merchandise, kita menggabungkan nilai ekonomi dan budaya, terutama bagi generasi muda," ujarnya.

Selama pelatihan, siswa diberikan pemahaman tentang pentingnya daur ulang dan kontribusi mereka terhadap lingkungan. Selain itu, mereka diajak untuk memahami lebih dalam tentang Wayang Beber, sebuah bentuk seni tradisional yang telah ada sejak zaman Majapahit, namun kini mulai jarang ditemui. Keterampilan daur ulang ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi siswa dan komunitas, terutama dalam menciptakan produk-produk bernilai ekonomis yang ramah lingkungan.

Kegiatan ini sejalan dengan tiga tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu tujuan ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas, tujuan ke-9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta tujuan ke-12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Melalui sinergi antara pendidikan dan budaya, proyek ini diharapkan mampu memberikan dampak positif dalam menggerakkan sektor industri kreatif di Pacitan, sekaligus meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa dan masyarakat.

Dr. Iriaji menambahkan bahwa selain menamamkan persuasif terhadap budaya, kegiatan tersebut bertujuan memberikan relevansi budaya yang bisa bersaing pada zaman sejarang

"Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan bahwa budaya bukan hanya warisan, tetapi juga sumber daya yang bisa terus hidup dan berkembang seiring perkembangan zaman. Ini adalah cara kita untuk menunjukkan bahwa budaya lokal bisa tetap relevan dan berdaya saing". Tegas Dr. Iriaji

Komitmen tim pengabdian terhadap pelestarian budaya dan pemberdayaan komunitas menjadikan program ini sebagai contoh konkret bagaimana pendidikan, inovasi, dan kesadaran lingkungan dapat berjalan seiring. Proses kreatif yang melibatkan daur ulang bungkus semen untuk mendukung pelestarian Wayang Beber menjadi bukti nyata bahwa seni tradisional masih relevan dan dapat dipadukan dengan praktik-praktik modern untuk menghadapi tantangan masa kini.

Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Daur Ulang Bungkus Semen di Sekolah Pinggiran Pacitan: Lestarikan Wayang Beber dan Tumbuhkan Wawasan Kedudayaan

Trending Now