Cerita Dibalik Sebuah Jendela

14 September 2024 | 22.05 WIB Last Updated 2024-09-15T01:44:21Z

Oleh Dr. Febrian Taufiq Shaleh

ARTIKEL| JATIMSATUNEWS.COM: Di bawah langit biru cerah yang  dipenuhi awan tipis seperti kapas-kapas lembut, sebuah bangunan tampak memancarkan pesona yang kokoh dan berwibawa. Bangunan ini, meskipun tak terlalu besar, menyimpan keindahan dan keanggunan yang tak bisa diabaikan. Halaman  yang dilapisi dengan batu-batu paving yang rata dan taman depan pagar yang mungil namun elegan,  diselimuti dengan daun-daun tropis yang  berguguran memberikan nuansa nostalgia masa lalu yang memikat.


Dari luar, tampak jelas bahwa tempat ini dirancang dengan pemikiran yang cermat dan teliti. Dinding-dindingnya yang dicat coklat susu dan jendela-jendela yang berbentuk teratur memberikan kesan keteraturan dan disiplin. Taman kecil di depan gedung dengan tanaman hijau yang terawat dengan baik, menambah kesan damai dan teratur—sebuah oasis ketenangan di tengah kesibukan kerja.


Begitu melangkah masuk, suasana yang begitu kental dengan nuansa religius dan administratif menyambut. Dinding-dinding berhiaskan berbagai simbol dan peraturan layanan, musik religi mengalun lembut, sementara meja-meja tampak rapi dengan berkas-berkas dan komputer yang siap siaga menunjukkan bahwa di sini, kegiatan administratif berlangsung dengan ritme yang presisi. Petugas di balik meja, mengenakan pakaian formal yang menunjukkan rasa hormat terhadap tugas mereka, melayani dengan  profesionalisme yang patut diacungi jempol.


Di ruang aula  utama, atmosfer menjadi lebih serius. Ruangan ini dirancang untuk menghadapi pertemuan-pertemuan penting dan diskusi strategis. Bangunan ini memang bukan hanya sekadar tempat administratif; ia adalah pusat kendali yang merumuskan dan mengarahkan kebijakan-kebijakan keagamaan di kota ini. Di sinilah berbagai keputusan penting diambil, dari perencanaan kegiatan keagamaan hingga pengawasan terhadap pelaksanaan regulasi yang berkaitan dengan agama. Dengan segala ketelitian dan kehati-hatian, isntitusi di sini  menjalankan fungsinya, memastikan bahwa setiap langkah diambil dengan penuh perhitungan dan kesadaran akan dampaknya.


Di beberapa ruangan, dindingnya yang dihiasi dengan peta-peta wilayah dan rencana kerja menandakan bahwa setiap keputusan diambil dengan pertimbangan yang mendalam dan analisis yang mendetail. Setiap kursi, meja, dan perlengkapan lainnya tampak dipilih dengan cermat untuk memastikan bahwa tidak ada ruang untuk kekacauan—semua harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dalam setiap aspek operasionalnya, kantor ini mencerminkan kombinasi dari keefisienan administratif dan kedalaman spiritual. Ia adalah simbol yang jelas dari keteraturan dan dedikasi, menjaga agar prinsip-prinsip keagamaan dapat diterapkan dengan cara yang harmonis dan terorganisir. 


Di dalam, suasananya tenang seperti pagi hari di desa. Lampu-lampu neon berpendar lembut, menerangi meja-meja yang berjejer rapi. Meja-meja  kayu yang tampak sudah berumur, seolah ingin bercerita tentang pertemuan-pertemuan yang telah berlalu di sana. Para pegawai, dengan wajah yang menunjukkan kebijaksanaan dan kesabaran, duduk di belakang meja mereka, sibuk dengan tumpukan kertas dan dokumen. Suara keyboard  dan desiran AC  adalah latar belakang yang membuat ruangan ini terasa hidup, meskipun tidak pernah terlampau ramai. Lamat-lamat terdengar lantunan ayat-ayat suci yang diputar melalui speaker komputer salah satu pegawai. Di luar jendela, tampak pohon-pohon yang bergetar lembut oleh angin, seolah mereka juga memahami bahwa pekerjaan di kantor ini adalah tentang menjaga keseimbangan dan harmoni, sebagaimana alam yang tenang di sekelilingnya.


Arsitektur masjidnya juga mencerminkan perpaduan nuansa klasik dan modern.  Fasad luar masjid mencerminkan rancangan bergaya modern. Namun mihrob di dalam masjid yang terbuat dari kayu jati  dihiasi dengan desain  ukiran Jepara yang rumit dan lengkungan yang lembut, seolah berbicara tentang era ketika seni dan kerajinan dipuja sebagai sesuatu yang sakral. Kubah masjid dengan  megahnya  menjulang ke langit, berdiri seolah sebagai symbol elemen utama penjaga iman dan warisan tradisi keagamaan, mengawasi kota dengan tatapan yang tak lekang oleh waktu.


Gedung ini tidak menawarkan kemewahan yang berlebihan. Sebaliknya, ia memberikan rasa kedamaian dan stabilitas. Tempat ini adalah cerminan dari keyakinan yang teguh dan upaya yang tulus untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat. Di sinilah berbagai urusan agama dijalankan, dengan penuh dedikasi dan ketelitian, tanpa pernah mengharapkan perhatian yang lebih

Inilah Kantor Kementerian Agama Kota Malang, kantor yang dipenuhi dengan semangat para pegawainya. Kebaikan mereka, seperti sinar keemasan matahari pagi, menghangatkan jiwa dan membuat para pengunjung  yang datang untuk mencari solusi atas permasalahan mereka  pun merasa betah. Maka, Kemenag Kota Malang, dia  adalah salah satu permata di taman indah bernama Kota Malang,  tempat sejarah dan alam saling terkait dalam pelukan yang harmonis, dan tempat setiap sudut dan celah menceritakan kisah yang layak untuk dikenang.


*penulis adalah Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam Kemneterian Agama Kota Malang

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Cerita Dibalik Sebuah Jendela

Trending Now