Bahwa pada sang malam
Aku ingin bercerita
Tentang perkara “rasa”
Sudikah kau lebarkan gendanganmu
Dengarlah...
Gemuruh dadaku yang suaranya mirip kehancuran
Coba kau intip
Ada genangan air mata yang terus mengalir
Pada secawan rindu yang lalu tumpah di meja
Ada rasa yang mengalir larut pada keresahan
Terlebih saat kupandang bintang
Bercumbu dengan sang rembulan
Gemeretak bunyi hatiku patah
Sepi terasa saat kau tak di sini
Hanya suara kalbu dan irama lagu yang mengiringi
Setiap alunannya mengingatkanku tentangmu
Hari-hariku kini dipenuhi banyak hal
Selaksa gemintang yang beratap cakrawala
Ambu-ambu romansa kerinduan terpapar malam
Sisa tawamu masih terdengar
Di tengah jiwa yang menggigil sebab kerinduan
Semuanya mengarah padamu
Tak kuat rasanya memendam rasa ini terlalu lama
Inginku meluapkan semua isi kalbuku
Kini ku harus sabar menunggu
Sampai Tuhan benar-benar mengizinkanku
Bertemu lagi denganmu pada saatnya nanti
Walau waktu tak bisa kuputar lebih cepat
Aku hanya bisa menuliskan beberapa aksara
Tentang tatapan hampa , dan segala rindu yang menyiksa
Hanya mampu berkisah tanpa menyentuh
Tentang tawa yang pudar di balik benggala
Malang, 16 September 2024
Eni Wahyuni, S.Pd., M.Pd.
Guru Bahasa Indonesia
MAN 2 Kota Malang