Andi Gondrong, narasumber perdana dalam Seolah-Olah Podcast |
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM- Seolah-Olah Podcast satu program penyiaran baru yang mengulik tentang banyak hal. Mulai dari ekonomi, sosial, budaya hingga politik. Dikemas dalam obrolan ringan, santai namun berbobot.
Meski usianya, baru seumur jagung yakni genap berusia satu bulan tepat pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia. Namun, sudah mampu mendatangkan beberapa narasumber yang berkompeten.
"Sebenarnya, lahirnya Seolah-Olah Podcast ini berawal dari obrolan di warung kopi. Di ruang-ruang kopi tersebut banyak obrolan menarik yang dikupas. Kadang obrolan itu hanya selesai sampai di lingkup warung kopi saja. Ini kan patut disayangkan," terang Host Seolah-Olah Podcast, Yosoft saat ditemui di Griya Seninya, Bandara Palmerah XV Blok O No 11 A Cemorokandang Kota Malang. Kamis (15/8/2024)
"Akhirnya saya punya ide, bagaimana jika obrolan tersebut dapat terpublikasikan melalui Podcast. Kebetulan saya punya alatnya," imbuh Yosoft.
Selang tiga hari dari obrolan di warung kopi. Ia bersama Restu Respati selaku Pemerhati Cagar Budaya Kota Malang dan Nasai selaku Budayawan Kota Malang membentuk Tim dengan narasumber pertama Andi Gondrong yang mengupas habis isu lingkungan.
"Awalnya, kami rencanakan bisa Podcast seminggu sekali, namun animo cukup tinggi akhirnya jadwal kami ubah menjadi 3 kali seminggu," beber Yosoft.
Dirinya menyebut, di usia satu bulan ada 20 narasumber yang telah recording dan 10 episode telah tayang. Diantaranya Andi Gondrong, Restu Respati, Charles Dalu, Abdul Malik, Dwi Cahyono, Taufiq Saguanto, Lilik Fatimah Azzahra, Nashir Ngeblues, Ready Eko Prastyo dan Wak Joo Jatmiko.
"Sebenarnya, tujuan dari Seolah-Olah Podcast ini adalah agar apa yang disampaikan tidak menguap. Istilahnya tidak _rasan_ - _rasan_ dengan teman sendiri tetapi ada wadah yang menampung segala unek-unek yang ingin disampaikan," jelasnya.
Yosoft membuka diri bagi siapa saja yang ingin bergabung untuk memberikan informasi kepada publik. " _Monggo_, bagi siapa saja yang ingin ngobrol. Bagi siapapun yang seolah-olah peduli, seolah-olah budayawan, seolah-olah politikus bahkan kami membuka pintu bagi mereka yang mengaku seolah-olah Walikota," ucapnya sambil terkekeh.
Baginya, meskipun programnya diberi nama Seolah-Olah yang bermakna tidak serius, terkesan berbohong atau bersifat semu tetapi ia menyerahkan pandangan tersebut kepada masyarakat. "Kebenarannya publik yang akan menilai," ucap Yosoft.
Ditemui di tempat yang sama. Produser Seolah-olah Podcast Restu Respati menyampaikan bahwa pihaknya sengaja membuat acara ini sebagai wadah untuk mengemukakan gagasan, kritik, saran, solusi atau apa saja yang menjadi pemikiran selama ini. "Budaya seolah-olah yang jelas merugikan seakan menjadi hal biasa dan ironisnya banyak yang melakukannya. Maka, dari program Seolah-Olah Podcast ini, kami membuka ruang agar budaya seolah-olah dapat dihilangkan dengan obrolan-obrolan yang mengedukasi, memperkaya wawasan dan terpenting bermanfaat," jelas Restu.
Menurutnya, Seolah-Olah Podcast yang ditayangkan di YouTube@mooifilms ini memberikan gambaran meskipun seolah-olah namun harus tetap profesional dan berkualitas. "Jadi, harapannya dengan program ini budaya seolah-olah dapat hilang," pungkas Restu.