ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 


Sekapur Sirih Kemerdekaan : Mari Merdeka Dari Desa Melalui Hirarki Pemikiran

Eko Rudianto
17 Agustus 2024 | 12.20 WIB Last Updated 2024-08-17T05:21:03Z
PK KNPI Dampit Saat Curhat Bersama Masyarakat Desa Sukodono

ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM : Kitab Sutasoma, yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad ke-14 di masa Kerajaan Majapahit, merupakan salah satu karya sastra Jawa Kuno yang paling dihormati. Dalam kitab ini, terdapat ungkapan yang sangat terkenal, yaitu "Bhinneka Tunggal Ika," yang secara harfiah berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu." Ungkapan ini menggambarkan konsep persatuan dalam keragaman, yang merupakan inti dari keberagaman budaya, agama, dan suku bangsa yang ada di Nusantara.

Makna mendalam dari "Bhinneka Tunggal Ika" tidak hanya menjadi filosofi yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Majapahit, tetapi juga menjadi fondasi penting bagi perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Para pendiri bangsa, termasuk Soekarno dan Hatta, menyadari bahwa keragaman yang ada di Nusantara adalah kekayaan yang harus dijaga dan dipersatukan. Mereka mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam ungkapan ini sebagai prinsip dasar dalam membangun negara yang merdeka.

Dalam konteks kemerdekaan Indonesia, "Bhinneka Tunggal Ika" menjadi simbol kekuatan untuk menyatukan berbagai kelompok etnis, bahasa, dan agama yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Hal ini tercermin dalam semangat nasionalisme yang inklusif, sehingga semua elemen bangsa bersatu untuk mengusir penjajah dan mendirikan sebuah negara yang berdaulat.

Semboyan ini kemudian diabadikan dalam lambang negara, Garuda Pancasila, yang menjadi penegas bahwa meskipun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan budaya, mereka bersatu dalam satu kesatuan yang utuh.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rahasia kemerdekaan Indonesia sudah tersirat dalam ajaran yang terkandung dalam kitab Sutasoma. Ungkapan "Bhinneka Tunggal Ika" tidak hanya menjadi motto resmi negara, tetapi juga menjadi jiwa dan semangat yang mengilhami perjuangan kemerdekaan dan terus mengarahkan bangsa Indonesia dalam menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman hingga saat ini.

Ajaran "Bhinneka Tunggal Ika" menegaskan pentingnya persatuan dalam keberagaman sebagai fondasi utama bagi bangsa Indonesia. Prinsip ini menggarisbawahi bahwa seluruh elemen bangsa, tanpa memandang latar belakang suku, agama, atau budaya, harus bersatu padu dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. 

Persatuan ini harus diwujudkan melalui penguatan pertahanan dan ketahanan nasional, yang merupakan kunci bagi keutuhan dan kedaulatan negara. Setiap warga negara memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam memperkuat kemampuan nasional, baik dalam bidang militer, ekonomi, sosial, maupun budaya, guna mencegah dan mengatasi berbagai ancaman, termasuk gempuran atau intervensi asing. 

Hanya dengan soliditas dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan, Indonesia dapat terus menjaga kemerdekaannya dan memastikan bahwa integritas wilayah serta kedaulatan bangsa tetap terjaga. Spirit "Bhinneka Tunggal Ika" mendorong bangsa Indonesia untuk tidak hanya mempertahankan, tetapi juga mengembangkan kemampuan nasional agar selalu siap menghadapi segala bentuk ancaman yang dapat merongrong keutuhan negara.

Pentingnya penguatan persatuan dan ketahanan nasional berdasarkan ajaran "Bhinneka Tunggal Ika" menuntut diselenggarakannya program dan gerakan pendidikan bela negara yang mencakup seluruh level wilayah dan dapat diikuti oleh semua lapisan masyarakat serta seluruh tingkatan usia. Pendidikan bela negara harus dikelola dengan penanganan yang profesional, memastikan bahwa program ini relevan, efektif, dan dapat diterapkan secara luas. Khususnya pada jalur pendidikan nonformal dan informal, program ini harus menjadi bagian integral dari kurikulum yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Non-formal dan Informal (PNFI) di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Dengan demikian, seluruh masyarakat, mulai dari anak-anak hingga dewasa, dapat terlibat aktif dalam pendidikan bela negara, memperkuat kesadaran dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa. Program ini tidak hanya bertujuan untuk menanamkan semangat patriotisme, tetapi juga untuk membekali masyarakat dengan kemampuan nyata dalam menghadapi berbagai ancaman, sehingga ketahanan nasional dapat terus terjaga dan ditingkatkan dari generasi ke generasi.


Malang, 17 Agustus 2024

M. Ishaq Maulana

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Sekapur Sirih Kemerdekaan : Mari Merdeka Dari Desa Melalui Hirarki Pemikiran

Trending Now