Revolusi Sampah di Dusun Supiturang: Mahasiswa PMM UMM Berdayakan Ibu-Ibu Olah Plastik Jadi Ecobrick

Admin JSN
15 Agustus 2024 | 14.05 WIB Last Updated 2024-08-15T07:05:31Z
Pelaksanaan kegiatan edukasi pengelolaan sampah menjadi ecobrick di RW 10 Dusun Supiturang, Kabupaten Malang

MALANG|JATIMSATUNEWS.COM - Dalam upaya mengurangi permasalahan sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan, mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui program Pengabdian pada Masyarakat (PMM) telah melaksanakan kegiatan edukasi pengelolaan sampah menjadi ecobrick di RW 10 Dusun Supiturang, Kabupaten Malang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga, tentang pentingnya pengelolaan limbah plastik dan cara mengubahnya menjadi produk yang bermanfaat.

Sampah plastik merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh masyarakat modern. Di Indonesia, jumlah sampah plastik yang dihasilkan setiap tahun terus meningkat, dan hanya sebagian kecil yang dapat didaur ulang. Di Dusun Supiturang, masalah ini juga dirasakan oleh warga, yang sering kali merasa bingung tentang cara mengelola sampah plastik yang mereka hasilkan. Oleh karena itu, kegiatan edukasi ini sangat penting untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada masyarakat.

Kegiatan edukasi ini dilaksanakan selama beberapa hari dan melibatkan Ibu-ibu dari RW 10. Mahasiswa PMM UMM memulai dengan sosialisasi mengenai dampak negatif dari sampah plastik dan pentingnya pemilahan sampah. Dalam sesi ini, mereka menjelaskan bahwa ecobrick adalah salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengolah sampah plastik menjadi barang yang berguna. 

Proses pembuatan ecobrick yang diajarkan kepada Ibu-ibu di Dusun Supiturang meliputi beberapa langkah:

Pertama, pengumpulan sampah: Ibu-ibu diajak untuk mengumpulkan sampah plastik dari rumah masing-masing, seperti botol, kantong plastik, dan kemasan lainnya.

Kedua, pembersihan: Sampah plastik yang telah dikumpulkan dicuci untuk menghilangkan kotoran dan sisa makanan.

Ketiga, pemotongan: Sampah plastik dipotong kecil-kecil agar lebih mudah dimasukkan ke dalam botol.

Keempat, pengisian botol: Botol plastik yang telah dibersihkan diisi dengan potongan sampah plastik. Proses ini dilakukan secara bertahap dan dipadatkan menggunakan batang kayu atau alat pemadat lainnya.

Kelima, penyegelan: Setelah botol terisi penuh dan dipadatkan, botol ditutup rapat untuk mencegah masuknya udara.

Pembuatan ecobrick memiliki banyak manfaat, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi. Dengan mengolah sampah plastik menjadi ecobrick, Ibu-ibu di RW 10 dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir. Selain itu, ecobrick dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang ramah lingkungan, seperti kursi, meja, atau bahkan dinding.Kegiatan ini juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kolaborasi dalam menjaga lingkungan. Ibu-ibu di Dusun Supiturang kini lebih sadar akan dampak sampah plastik dan memiliki keterampilan baru dalam pengelolaan sampah.

Setelah pelaksanaan program, terlihat adanya peningkatan yang signifikan dalam kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah. Banyak Ibu-ibu yang mulai aktif memilah sampah di rumah dan berpartisipasi dalam pembuatan ecobrick. Program ini tidak hanya berhasil mengurangi sampah plastik, tetapi juga menciptakan rasa kebersamaan dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Ibu RW, salah satu peserta kegiatan, mengungkapkan rasa syukurnya atas edukasi ini. "Saya merasa senang bisa belajar cara mengolah sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat. Ini bukan hanya mengurangi sampah, tetapi juga memberikan kami ide untuk menciptakan sesuatu yang berguna," ujarnya.

Edukasi pengelolaan sampah menjadi ecobrick di RW 10 Dusun Supiturang merupakan langkah positif dalam mengatasi permasalahan sampah plastik. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, program ini berhasil meningkatkan kesadaran dan memberikan solusi yang praktis untuk pengelolaan sampah. Diharapkan, inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan dan memanfaatkan sumber daya secara berkelanjutan.Melalui kegiatan ini, generasi muda di Dusun Supiturang tidak hanya belajar tentang pengelolaan sampah, tetapi juga tentang pentingnya menjaga lingkungan untuk masa depan yang lebih baik. Dengan semangat gotong royong, Ibu-ibu di Dusun Supiturang menunjukkan bahwa perubahan positif dapat dimulai dari hal kecil, seperti mengolah sampah menjadi ecobrick. Kegiatan ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menginspirasi lebih banyak orang untuk peduli terhadap lingkungan.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Revolusi Sampah di Dusun Supiturang: Mahasiswa PMM UMM Berdayakan Ibu-Ibu Olah Plastik Jadi Ecobrick

Trending Now