Pituan Pitulung: Sejarah Perlawanan Rakyat Jakarta yang Terlupakan

Admin JSN
04 Agustus 2024 | 18.49 WIB Last Updated 2024-08-04T11:49:51Z

ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM - Pitung adalah nama yang lekat dengan perjuangan rakyat Jakarta melawan penjajah. Tidak seperti yang sering disalahartikan, Pitung bukanlah nama seorang individu melainkan singkatan dari "Pituan Pitulung," yang berarti tujuh pendekar penolong. Organisasi ini dibentuk pada tahun 1880 oleh Kyai Haji Naipin atas saran dari pejuang Jayakarta dan sesepuh adat tempo dulu.

Kyai Haji Naipin, seorang alim dan ahli silat terkemuka dari Tenabang, mendirikan Pitung dengan memilih tujuh murid terbaiknya setelah melalui serangkaian ujian ketat. Ujian tersebut mencakup ilmu silat, ilmu agama, tarekat, dan diakhiri dengan khataman Al-Qur'an. Ketujuh murid yang lulus ini dibaiat untuk setia dalam jihad fisabilillah, menolong rakyat, dan menghormati orang tua, ulama, serta sesepuh adat.

Tujuh Pendekar Penolong

Pitung mengambil inspirasi dari Surat Al-Fatihah yang terdiri dari tujuh ayat. Ketujuh pendekar ini selalu ditekankan untuk menghayati dan mengamalkan kandungan Surat Al-Fatihah dalam setiap perjuangan mereka. Di antara mereka, yang terbaik dipilih sebagai pemimpin: Radin Muhammad Ali Nitikusuma, murid yang paling dicintai oleh KH Naipin. Radin Muhammad Ali, seorang yatim sejak kecil, dikenal alim dan soleh serta pewaris silat dari Kyai Haji Naipin dan pejuang Jayakarta. Sosoknya tegas dan pantang kompromi dengan penjajah, meski sering disalahartikan sebagai perampok oleh pihak kolonial.

Orang kedua yang juga tak kalah hebatnya adalah Ratu Bagus Muhammad Roji'ih Nitikusuma, dikenal sebagai Ji'ih. Ia adalah otak strategi perlawanan Pitung, licin dan sulit ditangkap. Ji'ih dikenal cerdas dan penuh perhitungan, berbeda dengan gambaran dalam beberapa film.

Anggota Lain yang Hebat

Lima anggota lainnya adalah Abdul Qodir, Abdus Shomad, Saman, Rais, dan Jebul (Ki Dulo/Abdulloh). Mereka juga menunjukkan kehebatan dalam berbagai pertempuran. Salah satu kisah menarik adalah saat Bang Jebul mengalahkan Schout Van Hinne dalam adu tanding silat di Tangerang, yang menimbulkan dendam Hinne terhadap Pitung.

Hinne dan pasukan marsosenya pernah dihajar habis-habisan oleh Pitung di daerah Jelambar karena memfitnah dan mengancam pendukung Pitung. Meski demikian, anggota Pitung memberi kesempatan Hinne untuk hidup dengan syarat tidak menindas rakyat dan tidak memfitnah Pitung sebagai perampok.

Pengorbanan dan Syahid

Perjuangan Pitung tidaklah mudah. Jebul dan Saman pernah tertangkap dan dipenjarakan di Glodok pada tahun 1896, namun berhasil meloloskan diri dan membunuh beberapa marsose. Ji'ih syahid ditembak pada tahun 1899 dan jenazahnya masih bisa diselamatkan. Radin Muhammad Ali syahid pada tahun 1905 setelah ditembak bertubi-tubi oleh marsose. Sampai detik-detik kematiannya, ia tidak menyerah dan terus bertakbir. Jasadnya kemudian dimutilasi oleh penjajah, tetapi kenangan dan jasanya tetap abadi di hati masyarakat Jakarta.

Fakta Sejarah yang Terlupakan

Pitung adalah fakta sejarah yang tercatat dalam Kitab Al Fatawi. Mereka adalah mujahid sejati yang membela agama Islam dan rakyat Jakarta, bukan perampok. Mereka adalah orang-orang terpelajar yang mengerti dunia politik dan strategi perlawanan. Penjajah kolonial Belanda berusaha menghapus jejak mereka dengan berbagai cara, termasuk menciptakan Pitung-Pitung palsu untuk memancing yang asli keluar dari persembunyian.

Penutup

Kisah perjuangan Pitung, yang diajarkan ilmu bela diri, agama, dan strategi perlawanan, merupakan bagian penting dari sejarah Jakarta. Mereka adalah simbol perlawanan dan keberanian rakyat Jakarta melawan penjajah. Meski penjajah berusaha menghapus jejak mereka, kisah kepahlawanan Pitung tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.

Disarikan dari Kitab Al Fatawi yang ditulis ulang dari tulisan lama ke dalam bahasa Arab Melayu oleh Al Allamah Asy-Syekh KH Ratu Bagus Ahmad Syar'i (Kumpi Syari/Babe Betawi) atas perintah Guru Mansur Sawah Lio tahun 1910 Masehi di Jakarta.

Ditulis oleh dr. Ustadz Iwan Mahmoed Al Fattah

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pituan Pitulung: Sejarah Perlawanan Rakyat Jakarta yang Terlupakan

Trending Now