Pengembangan Bubuk Penyedap Rasa Alami dari Tempe Semangit di Omah Edukasi Tempe Parerejo

Admin JSN
28 Agustus 2024 | 12.00 WIB Last Updated 2024-08-28T05:00:41Z
Tim dosen dan mahasiswa UPNVJT bersama kelompok Omah Edukasi Tempe dalam kegiatan pelatihan pengembangan bubuk penyedap rasa alami dari tempe semangit

ARTIKEL|JATIMSATUNEWS.COM - Tempe merupakan makanan tradisional khas Indonesia yang sudah sangat populer di masyarakat. Tempe selain memiliki rasa khas juga memiliki nilai gizi yang tinggi, sehingga dapat dijadikan alternatif sumber gizi asal nabati. Tempe merupakan makanan alami yang baik untuk kesehatan dan juga mengandung anti oksidan yang bermanfaat untuk kesehatan. Tempe semangit adalah tempe yang difermentasi melebihi waktu normal. Waktu fermentasi normal berkisar antara 24-48 jam. Jika waktu fermentasi tempe ini lebih dari 48 jam (over fermented) akan menghasilkan tempe yang berbau khas yang disebut tempe semangit. Jika waktu fermentasi lebih panjang lagi disebut tempe “bosok”. 

Keunggulan tempe semangit antara lain: a) harga murah karena biasanya tempe semangit diperoleh dari sisa-sisa tempe yang tidak laku dan tidak dimanfaatkan; b) memiliki rasa dan aroma spesifik “semangit”. c) memiliki asam amino bebas, peptida, nukleotida dan asam organik yang berperan memberikan rasa gurih umami. Rasa unik “semangit” ini bagi sebagian orang menjadikan cita rasa makanan menjadi lebih lezat.

Telah dilakukan pelatihan pemanfaatan tempe semangit menjadi penyedap rasa alami di Omah Edukasi Tempe, Dusun Blimbing Timur, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan, oleh Tim dosen dan mahasiswa dari UPN “Veteran” Jawa Timur yaitu Prof. Dr. Ir. Sri Winarti, MP.; Prof. Dr. Dra. Jariyah, MP., dan Fetty Tri Anggraeni, S.Kom., M.Kom., serta Mahasiswa Teknologi Pangan yaitu Dyah Ayu Ling Ling dan Choirunnisa. Pelatihan dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2024 yang diikuti oleh 21 orang dati kelompok Omah Edukasi Tempe.

Kegiatan pelatihan pemanfaatan tempe semangit menjadi penyedap rasa alami di Omah Edukasi Tempe

Omah Edukasi Tempe merupakan salah satu kelompok pengrajin tempe di Kampung Tempe Desa Blimbing Timur, RT.01/RW.04, Krajan, Parerejo, Kec. Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur, yang diketuai oleh Bapak Mukhamad Irfan. Omah Edukasi Tempe didirikan pada tahun 2022, dikenal karena menghasilkan tempe premium bernama merek Zico. Tempe Zico telah meraih popularitas berkat cita rasa gurihnya yang khas, menjadikannya favorit di pasar nasional. Selain memproduksi tempe, Omah Edukasi Tempe juga memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa yang ingin mempelajari tentang pertempean.

Produk tempe premium merek "Zico"

Jika terdapat sisa tempe yang tidak terjual akan menjadi tempe semangit bahkan “bosok”, sehingga tidak laku dijual. Hal ini tentu sangat merugikan pengrajin tempe tersebut. Oleh karena itu perlu suatu solusi untuk mengurangi kerugian yang dialami oleh kelompok pengrajin tersebut, salah satunya dengan diolah menjadi bubuk penyedap rasa (penguat rasa). Penyedap rasa merupakan salah satu bahan tambahan (zat aditif) yang diberikan pada masakan dengan tujuan untuk memperkuat rasa pada masakan dan digunakan secara instan supaya masakan menjadi lebih lezat dengan takaran bumbu yang sedikit. Salah satu penyedap rasa yang sering digunakan pada pengolahan makanan adalah Monosodium Glutamat (MSG). Meskipun diijinkan sebagai penyedap masakan, penggunaan MSG berlebihan bisa mengakibatkan rasa pusing dan mual. Berdasarkan hal tersebut, maka pengembangan sumber penyedap rasa alami perlu dilakukan. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan penyedap alami adalah tempe semangit (over fermented) [1].

Tempe semangit banyak digunakan untuk berbagai masakan seperti sayur lodeh, sambal tumpang, gudeg, dan bothok. Bumbu penyedap rasa alami dari tempe semangit yang diproduksi ini dapat menjadi produk unggulan daerah/kelompok pengrajin tempe karena memiliki rasa khas Indonesia yang belum pernah diproduksi oleh Perusahaan/kelompok lain. Potensi pasar dan pemasaran produk yang akan dikembangkan dari tempe semangit ini juga cukup bagus karena mitra kelompok pengrajin tempe (Omah Edukasi Tempe) telah memiliki jaringan pemasaran yang luas. Manfaat yang diharapkan dari program ini adalah meminimalkan sisa tempe yang tidak terjual untuk menghasilkan produk baru yang memiliki nilai jual tinggi, menggunakan teknologi sederhana, sehingga dapat mengurangi kerugian yang dialami oleh mitra pengrajin tempe.

Selain masalah proses produksi, hal penting yang juga dilakukan dalam pengembangan produk olahan tempe adalah pengemasan dan pelabelan yang baik dan benar, serta branding dan strategi pemasaran produk. Label sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 adalah sebagai media komunikasi antara produsen dan konsumen. Disamping efektivitas komunikasi yang tercantum dari tampilan label juga dituntut adanya kejujuran atau kebenaran informasi tentang produk pangan dikemas dan dilabel (Susetyarsi, 2012). Cara-cara pengemasan dan labeling yang baik serta menarik tentu sangat diperlukan dalam mendukung suatu produk makanan.

Pada kesempatan tersebut juga diberikan pelatihan tentang branding dan strategi pemasaran. Banyak metode yang diterapkan dalam marketing sebuah perusahaan dengan cara yang bermacam-macam dan metode itu terus berkembang menjadi sesuatu yang baru serta inovatif sehingga produsen dan konsumen mampu bertemu serta bertaransaksi melalui media tertentu termasuk dengan internet marketing yang memudahkan konsumen menentukan dan bertransaksi jual beli melalui media tersebut secara bebas serta tidak memerlukan tempat maupun waktu karena semua orang dapat bertransaksi secara bebas dalam internet. Untuk mendukung pemasaran yang lebih luas, maka perlu dilakukan pemasaran melalui e-commerce dengan pembuatan digital platform

Kegiatan pengembangan bumbu penyedap rasa alami dari tempe semangit ini didukung oleh hasil penelitian ketua tim pengusul, yang telah didaftarkan paten dengan nomor pendaftaran S00202100966 tentang bumbu instan yang dikeringkan dengan metoda foam mat drying [2]. Didukung oleh anggota tim yang memiliki kompetensi branding dengan nomor hak cipta EC00202128914, serta pembuatan digital platform sebagai media promosi dengan nomor hak cipta EC002023129832. Manfaat yang ingin dicapai pada program ini adalah tercapainya IKU 2 yaitu mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus; IKU 3 yaitu dosen berkegiatan di luar kampus; IKU 5 yaitu menghasilkan produk inovasi dan publikasi ilmiah dalam jurnal pengabdian Masyarakat.







 



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pengembangan Bubuk Penyedap Rasa Alami dari Tempe Semangit di Omah Edukasi Tempe Parerejo

Trending Now