Optimalisasi Zero Waste : Mahasiswa KKNT Kelompok 08 UPN Veteran Jawa Timur Melaksanakan Kegiatan Sosialisasi Budidaya Maggot

Admin JSN
23 Agustus 2024 | 09.06 WIB Last Updated 2024-08-23T02:06:54Z
Mahasiswa KKN mengenalkan penggunaan Maggot BSF kepada masyarakat Desa Sepande guna mengurangi pembuangan sampah organik di TPA

SIDOARJO|JATIMSATUNEWS.COM - Tim KKN Kelompok 8 gelombang 2 Universitas Pembangunan veteran Jatim Tahun 2024, melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pengenalan penggunaan maggot BSF yang diikuti oleh masyarakat Desa Sepande, Kecamatan Candi, Kota Sidoarjo yang dilaksanakan pada Minggu, (11/8/2024).

Saat ini permasalahan sampah organik merupakan permasalahan yang serius, terutama di daerah pemukiman padat seperti Desa Sepande yang terkenal akan UMKM yang yang menunjang perekonomian desa, timbunan sampah mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya aktivitas UMKM. Dari permasalahan tersebut, Tim KKN UPNVJT kelompok 8 gelombang 2 berupaya untuk melakukan inovasi pengolahan sampah khususnya sampah organik melalui teknologi bio konversi menggunakan maggot lalat Black Soldier Fly (BSF). Penggunaan maggot di Desa Sepande adalah langkah progresif yang membantu mengurangi dampak negatif sampah organik.
Bapak Taufiq selaku pembicara serta pemilik Kios Taufiq Maggot menjelaskan tentang proses pengembangbiakan maggot, “Dalam pengembangbiakan maggot tidak bisa dilakukan di sembarang media, tahapan pertama yaitu diawali dengan pembuatan media penetasan telur dalam wadah plastik. Untuk Media yang digunakan disini adalah dedak atau bahan campuran macam macam sampah organik yang dicampurkan dengan air yang ditambahkan setiap dua hari sekali agar media penetasan tetap dalam kondisi lembab," ungkapnya. 

Bapak Taufiq juga menambahkan bagaimana proses perkembangan maggot selama beberapa hari ke depan. “Telur-telur tersebut diletakkan diatas penampang yang terbuat dari kawat yang memiliki pori-pori kecil dengan dilapisi tisu agar telur tidak bersentuhan langsung dengan media karena telur akan mati. Proses penetasan telur berlangsung selama 3-5 hari. Bayi Maggot yang baru saja menetas dan jatuh kedalam media untuk bertahan hidup berkembang selama kurang lebih tujuh hari. Lalu Bayi Maggot yang sudah berukuran 3-4 cm dipindahkan dalam media pembesaran. Media pembesaran maggot menggunakan rak yang terbuat dari kayu. Bayi Maggot yang bertahan hidup bisa mencapai 20-25 kg selama satu siklus."

Setelah berbagai tahapan, pada proses pembesaran maggot inilah, sampah organik dapat digunakan sebagai pakan utama untuk maggot berkembang. Sampah organik yang digunakan biasanya berasal dari sampah dapur sisa makanan. Sampah-sampah tersebut dicacah atau dihaluskan terlebih dahulu agar dapat dicerna oleh maggot. 
Budidaya maggot memiliki beragam manfaat diantaranya: berperan dalam pengurangan sampah organik, dengan membuang limbah organik seperti sisa makanan, dedaunan dan lainnya ke dalam tempat penampungan maggot dengan cara ini dapat mengurangi volume sampah organik di tempat pembuangan akhir/TPA. Lalu manfaat lain dari maggot ini adalah sebagai sumber pakan alternatif bagi ternak seperti unggas dan ikan. 
Budidaya maggot di Desa Sepande merupakan langkah yang efektif untuk mengatasi permasalahan sampah organik di kawasan pemukiman yang aktif dalam kegiatan umkm. Dengan Antusiasme masyarakat yang tinggi, diharapakan masyarakat Desa Sepande dapat mengembangkan cara ini sebagai alternative dalam pengelolaan sampah organik di Desa Sepande.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Optimalisasi Zero Waste : Mahasiswa KKNT Kelompok 08 UPN Veteran Jawa Timur Melaksanakan Kegiatan Sosialisasi Budidaya Maggot

Trending Now