Film dokumenter yang dikembangkan oleh tim Dr. Iriaji, M. Pd. tidak sekadar menyajikan latar belakang dan proses pembuatan Tape Banjarsari, tetapi juga dirancang untuk menciptakan pengalaman emosional yang mendalam. Setiap adegan film dirancang dengan prinsip-prinsip neuromarketing, yang menekankan bahwa emosi memainkan peran penting dalam keputusan pembelian konsumen. Dengan pendekatan ini, film diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan preferensi konsumen terhadap Tape Banjarsari.
Dalam acara peluncuran film dokumenter tape desa Banjarsari yang dilakukan pada Jum`at (23/08/2024) di Balai Desa Banjarsari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang dengan diikuti oleh masyarakat sekitar Industri tape Desa Banjarasi. Dr. Iriaji mengatakan bahwa film ini akan dipublikasikan melalui berbagai platform digital, termasuk situs web dan media sosial, dengan menerapkan strategi inbound marketing untuk menarik pengunjung dan mengubah mereka menjadi pelanggan setia.
Proses produksi film ini melibatkan kolaborasi intensif antara mahasiswa dan masyarakat Desa Banjarsari.
"Kami melihat potensi besar dalam penggunaan film dokumenter sebagai alat pemasaran yang efektif. Kombinasi elemen visual yang menarik dan narasi yang menggugah dapat menciptakan koneksi yang kuat antara produk dan konsumen," jelas Dr. Iriaji, M. Pd.
Proses produksi film ini melibatkan kolaborasi intensif antara mahasiswa dan dosen dari berbagai jurusan di Universitas Negeri Malang. Setiap elemen film, dari skenario hingga sinematografi, dikerjakan dengan hati-hati untuk memastikan pesan pemasaran yang kuat. Fokus utama adalah bagaimana cerita dan visual dapat mempengaruhi secara neuropsikologis, memanfaatkan data dan teori untuk menempatkan Tape Banjarsari dalam benak konsumen secara strategis.
Namun, tantangan terbesar dari proyek ini bukan hanya pada produksi film, tetapi juga dalam mengintegrasikan semua elemen ke dalam strategi pemasaran yang kohesif.
"Kami terus melakukan adaptasi dan mengevaluasi metode yang digunakan untuk memastikan bahwa film ini tidak hanya informatif tetapi juga memiliki dampak nyata pada perilaku konsumen. Evaluasi dan pengujian pasar terus dilakukan untuk memahami efektivitas pendekatan ini," imbuh Dr. Iriaji.
Melalui inisiatif ini dapat membuktikan bahwa pendidikan tinggi tidak hanya tentang memberikan pengetahuan, tetapi juga mendorong inovasi di industri lokal. Proyek film dokumenter Tape Banjarsari menunjukkan bahwa kolaborasi antara pendidikan, teknologi, dan pemasaran dapat memanfaatkan kekayaan budaya dengan cara yang relevan dengan pasar modern. Ini adalah langkah maju dalam mengintegrasikan nilai-nilai tradisional dengan teknologi terkini, memperlihatkan potensi besar dari sinergi antara dunia akademis dan industri.
Inisiatif ini juga berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 11 tentang Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan. Dengan memperkuat ekonomi lokal dan mengangkat produk tradisional melalui teknologi digital, proyek ini mendukung pengembangan komunitas yang inklusif dan berkelanjutan. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat tetapi juga memperkuat identitas budaya lokal, yang merupakan aspek penting dari permukiman yang berkelanjutan dan tangguh.
Pewarta: Luthfi Maulida Rochmah - Mahasiswa UM