Giat yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Politik Indonesia, Blok Politik Pelajar Merdeka dan Youth Development Forum ini dihadiri oleh Dr. Febrian Taufik Sholeh, Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (Kasi Pais) mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama yang juga bertindak sebagai pemateri utama. Dalam pemaparannya yang berjudul "Selamat Datang Generasi Emas Indonesia", Dr. Febrian berhasil menarik perhatian peserta dengan penyampaian yang interaktif dan kaya akan pengetahuan.
Menjadi Indonesia
Dalam bagian pertama materinya, Dr. Febrian menjelaskan tentang proses panjang yang ditempuh bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dan membentuk identitas nasional. "Kita menjadi Indonesia setelah terjadi perubahan cara berpikir para pendiri bangsa bahwa suku dan kerajaan tidak cukup untuk menghadapi penjajahan. Sebagai bangsa, para pendiri bangsa merasa perlu membentuk dan menggerakkan anak bangsa dalam sebuah kesatuan dan membangun integritas diri" ungkapnya. Ia menekankan bahwa periode ini adalah masa pencarian jati diri baru yang mempersatukan berbagai etnis dan kerajaan di bawah semangat solidaritas, gotong royong, dan persatuan nasional, yang puncaknya adalah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Dalam bagian pertama materinya, Dr. Febrian menjelaskan tentang proses panjang yang ditempuh bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dan membentuk identitas nasional. "Kita menjadi Indonesia setelah terjadi perubahan cara berpikir para pendiri bangsa bahwa suku dan kerajaan tidak cukup untuk menghadapi penjajahan. Sebagai bangsa, para pendiri bangsa merasa perlu membentuk dan menggerakkan anak bangsa dalam sebuah kesatuan dan membangun integritas diri" ungkapnya. Ia menekankan bahwa periode ini adalah masa pencarian jati diri baru yang mempersatukan berbagai etnis dan kerajaan di bawah semangat solidaritas, gotong royong, dan persatuan nasional, yang puncaknya adalah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Menuju Negara-Bangsa Modern
Dr. Febrian juga memaparkan perjalanan Indonesia menuju negara-bangsa modern pasca kemerdekaan, di mana bangsa ini mulai mencari sistem ekonomi dan politik yang sesuai dengan sejarah dan budaya lokal. Ia menjelaskan bahwa masa ini diwarnai oleh konflik, kompetisi, dan konformitas terhadap modernitas. "Pencapaian terbesar pada masa ini adalah konstitusi modern UUD 1945 pada masa Orde Lama, serta penguatan lembaga negara dan pasar pada masa Orde Baru," jelasnya. Ia juga membahas era Reformasi sebagai sintesis dari tarik-menarik antara Orde Lama dan Orde Baru, yang membawa keseimbangan baru dalam relasi negara, agama, pasar, masyarakat sipil, serta otonomi daerah dan integrasi nasional.
Dr. Febrian juga memaparkan perjalanan Indonesia menuju negara-bangsa modern pasca kemerdekaan, di mana bangsa ini mulai mencari sistem ekonomi dan politik yang sesuai dengan sejarah dan budaya lokal. Ia menjelaskan bahwa masa ini diwarnai oleh konflik, kompetisi, dan konformitas terhadap modernitas. "Pencapaian terbesar pada masa ini adalah konstitusi modern UUD 1945 pada masa Orde Lama, serta penguatan lembaga negara dan pasar pada masa Orde Baru," jelasnya. Ia juga membahas era Reformasi sebagai sintesis dari tarik-menarik antara Orde Lama dan Orde Baru, yang membawa keseimbangan baru dalam relasi negara, agama, pasar, masyarakat sipil, serta otonomi daerah dan integrasi nasional.
The Next Indonesia: Generasi Emas Indonesia
Mengakhiri pemaparannya, Dr. Febrian membahas tentang masa depan Indonesia yang dicirikan oleh munculnya generasi muda yang lebih sejahtera, berpendidikan tinggi, dan berorientasi pada kepentingan sosial. "Kualitas manusia akan menjadi tonggak perubahan di masa depan, bukan lagi politik atau ekonomi semata. Di masa ini, nilai-nilai agama, integritas, pendidikan, dan kesejahteraan akan menjadi prioritas utama," kata Dr. Febrian. Ia menegaskan bahwa Generasi Z akan memegang peran penting dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik dan berpengaruh di kancah global.
Mengakhiri pemaparannya, Dr. Febrian membahas tentang masa depan Indonesia yang dicirikan oleh munculnya generasi muda yang lebih sejahtera, berpendidikan tinggi, dan berorientasi pada kepentingan sosial. "Kualitas manusia akan menjadi tonggak perubahan di masa depan, bukan lagi politik atau ekonomi semata. Di masa ini, nilai-nilai agama, integritas, pendidikan, dan kesejahteraan akan menjadi prioritas utama," kata Dr. Febrian. Ia menegaskan bahwa Generasi Z akan memegang peran penting dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik dan berpengaruh di kancah global.
Indonesia tidak bisa dirawat dengan politik kepentingan. Karenanya peran generasi muda yang idealis dalam melanjutkan perjuangan kemerdekaan harus berada di garda depan dengan mulai membangun kesadaran politik dan kontribusi positif terhadap bangsa. "Generasi Muda Indonesia dengan idealisme dan integritas tingginya, harus mampu menginspirasi berbagai kalangan terutama pengambil kebijakan untuk menanggalkan kepentingan sesaat dan lebih berperan aktif dalam menjaga integritas demi pembangunan Indonesia di masa yang akan datang yang lebih cerah.