Celoteh Pagi Penumbuh Responsibilitas ASN

15 Agustus 2024 | 08.37 WIB Last Updated 2024-08-15T01:48:22Z
Oleh 
Achmad Shampton Masduqi

Akuntabilitas Menurut Halim (2012),  adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban serta menerangkan kinerja dan tindakan seseorang, badan hukum atau pimpinan organisasi kepada pihak yang lain yang memiliki hak dan kewajiban untuk meminta kewajiban pertanggungjawaban dan keterangan. Namun seringkali diserderhanakan maknanya menjadi pertanggungjawaban. Bagi ASN, akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban atas Amanah rakyat untuk melaporkan apa yang telah dikerjakannya dan penggunaan dana rakyat. Akuntabilitas menuntut adanya transparansi alam pelaporan dan pertanggungjawaban.
Akuntabilitas seorang ASN sangat dibutuhkan sebuah instansi guna mempertanggungjawabkan atas tindakan, keputusan dan hasil yang dicapai. Akuntabilitas kinerja akan menjadi lebih sempurna ila disertai responsibilitas ASN. Responsibilitas kesadaran dan tanggung jawab ASN dalam menjalankan tugas dan peran yang telah ditugaskan kepadanya. Karena responsibilitas menjadi panggilan jiwa,ia akan menghasilkan kepuasan priadi dan pertumbuhan pribadi saat kinerja dalam institusi mampu ia dorong menjadi lebih optimal. Akuntabilitas dan Responsibilitas ini muncul dari sebuah konsistensi diri. Bagaimana seseorang mampu menjaga apa yang dia perjanjikan dalam kinerja yang akan dilakukan dengan membuktikannya dalam kerja optimal.
Salah satu variable perubahan dalam pembangunan Zona Integritas adalah penguatan dalam akutabilitas kinerja. Tujuan dari penguatan akuntabilitas kinerja ini adalah memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam pendekatan akuntabilitas yang bersifat proaktif (proactive accountability), akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya yang tepat, dan evaluasi kinerja. Dalam hal ini proses setiap individu/kelompok/institusi akan diminta pertanggungjawaban secara aktif yang terlibat dalam proses evaluasi dan berfokus peningkatan kinerja.
Akuntabilitas membutuhkan penguatan guna membangu tiga pilar good governance yang kokoh. tiga pilar itu adalah adanya control demokratis, pencegahan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan dan peningkatan efisiensi dan efektifitas kerja. Artinya, akuntabilitas sangat ditentukan oleh 5 area perubahan lainnya. Tanpa manajemen perubahan,upaya melakukan penguatan akuntabilitas terhambat, tanpa penataan tata laksana penempatan sumber daya sering tidak produktif dan tepat, tanpa manajemen SDM penempatan pegawai tidak optimal dan tidak berbasis peningkatan kinerja, tanpa pengawasan, akuntabilitas hanya akan menjadi formalitas tanpa isi begitu juga tanpa adanya penguatan pelayanan publik, asn hanya akan mendapat banyak komplain dari pengguna layanan.
Responsibilitas akan menopang akuntabilitas secara optimal. Terlebih bila responsibilitas muncul dari sudut pandang pemahaman agama yang baik. Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah menegur hambanya yang tidak konsisten terhadap aturan maupun janji. Allah berfirman:
قال سهل بن عبد الله : ما من يوم إلا والجليل سبحانه ينادي : ما أنصفتني عبدي أذكرك وتنساني , وأدعوك إلي فتذهب عني إلى غيري , أذهب عنك البلايا , وأنت معتكف على الخطايا , يا ابن آدم ما اعتذارك غدا إذا جئتني ؟
Sahal Ibn Abdullah meriwayatkan bahwa tiada hari kecuali Allah yang Maha Agung memanggil manusia sebagai hambanya, (wahai hambaku) engkau tidak adil padaku wahai hambaku. Aku mengingatmu dan engkau melupakanku, Aku mengajakmu untuk kembali padaKu, engkau malah pergi pada selain Aku, Aku menghilangkan cobaan darimu, engkau malah bernyaman-nyaman dengan kesalahan, wahai anak adam, apakah yang akan engkau jadikan alasan saat bertemu Aku nanti?
Hadits Qudsi ini merupakan sindiran dari Allah untuk kita manusia yang menjadi makhluknya untuk konsisten dengan apa yang Allah harapkan. Bertanggungjawab atas kinerja dengan didasari moral agama yang menjelaskan bahwa banyak hal yang Allah berikan sebagai nikmat dan butuh konsekuensi kepatuhan pada Allah. Dasar moral agama ini memungkinkan kita untuk menumbuhkan responsibilitas kinerja. Ada rasa tanggungjawab besar atas nikmat pemberian Allah untuk kemudian mengimbanginya dengan ibadah dan muamalah yang bisa dipertanggungjawabkan dengan sesama makhluknya. Saat rasa ini muncul, kita tidak butuh dituntut manusia atau atasan untuk membangun akuntabilitas kerja karena sudah memiliki responsibilitas yang memunculkan kepuasan saat kinerja kita bisa dipertanggungjawabkan dan memberikan efek lebih baik bagi masyarakat penerima layanan kita. 
Untuk membangun semangat responsibilitas basis agama ini, setiap hari Humas Kemenag Kota Malang menyebar nasehat singkat yang dibumbui candaan dengan judul celoteh pagi yang dikirim digroup-group whatsapp pegawai Kemenag Kota Malang. Tinggal masing-masing dari kita bertanya kepada nurani kita: "Siapkah kita menumbuhkan moral agama seperti ini?"
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Celoteh Pagi Penumbuh Responsibilitas ASN

Trending Now