ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 


Produktivitas Pengrajin Tenun sebagai Sumber Penghasilan Ibu Rumah Tangga di Desa Penggaron

Admin JSN
31 Juli 2024 | 18.24 WIB Last Updated 2024-07-31T11:24:49Z

Para pengrajin tenun di Desa Penggaron sedang menenun kain di tempat produksi Wastra Sejahtera, yang menjadi sumber penghasilan bagi ibu rumah tangga di desa tersebut

JOMBANG | JATIMSATUNEWS.COM – Di tengah ketatnya persaingan industri tekstil modern di Indonesia, pengrajin kain tenun tradisional di Desa Penggaron, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, masih terus berproduksi hingga saat ini. Produk mereka bahkan telah diekspor ke beberapa kota dan negara. 

Tempat produksi bernama Wastra Sejahtera, dimiliki oleh Bambang Irawan (42), menjadi sumber penghasilan bagi para pengrajin kain tenun sejak tahun 2021. Hal ini berawal setelah beberapa pengrajin dirumahkan karena pandemi Covid-19. Masyarakat merekomendasikan untuk mendirikan tempat produksi kain tenun di Desa Penggaron sehingga para pengrajin yang telah mengikuti pelatihan dapat bergabung dalam produksi kain tenun.

Menggunakan sumber daya manusia dari ibu rumah tangga di Desa Penggaron, proses tenun dilakukan setiap pagi hingga sore. Salah satu pengrajin kain tenun, Isnaini, telah bergabung sejak tiga tahun yang lalu. "Kalau saya sudah tiga tahun," kata Isnaini saat wawancara bersama mahasiswa KKN.

Wastra Sejahtera memproduksi berbagai jenis kain, di antaranya katun krayon dan sarung corak goyor. Kain katun dapat menghasilkan satu kain per hari, sementara sarung goyor dengan ukuran 4 meter dapat menghasilkan tiga hingga empat sarung dalam sehari. 

"Hasil produksi ini tergantung kainnya dan ibu-ibunya. Karena ini ibu-ibu, biasanya ada kegiatan lain seperti mengantar anak sekolah atau acara di sekolah. Jadi paling bisa menghasilkan satu kain sehari atau tiga sampai empat sarung goyor per minggunya," ujar Isnaini.

Meskipun belum memanfaatkan bidang digital dalam pemasarannya, hasil produksi biasanya dipasarkan di toko-toko sesuai pesanan dari konsumen. Satu kain dan sarung biasanya dihargai sekitar 200 ribu hingga 250 ribu rupiah, dan bisa lebih mahal sesuai dengan bahan-bahan yang digunakan dan proses pembuatannya. Kain tenun yang dibuat memiliki keunggulan tersendiri, seperti mampu memberikan kehangatan saat udara dingin dan sebaliknya. 

Kerajinan ini seharusnya terus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak agar dapat terus berproduksi dan berkembang.

Penulis: Syafa Malika Kamilan

 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Produktivitas Pengrajin Tenun sebagai Sumber Penghasilan Ibu Rumah Tangga di Desa Penggaron

Trending Now