Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Universitas Jember (UNEJ) saat memberikan pelatihan pembuatan produk berbahan dasar daun kelor kepada masyarakat Desa Duren, Kabupaten Madiun.
Program Dosen Mengabdi di Desa Asal (PROSENDI DESA)
MADIUN | JATIMSATUNEWS.COM – Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Universitas Jember (UNEJ) telah melaksanakan program "Penguatan dan Pendampingan Community Based Development dengan Inovasi Produk Pangan Lokal Bergizi dan Kantin Sehat Berkelanjutan untuk Penanganan Stunting" di Desa Duren, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.
Program ini merupakan bagian dari Program Dosen Mengabdi di Desa Asal (PROSENDI DESA) dan bertujuan untuk mengurangi angka stunting di wilayah tersebut melalui inovasi pangan lokal dan peningkatan sanitasi kantin sehat.
Tim pengabdian ini terdiri dari Ninna Rohmawati, S.Gz., M.P.H. sebagai ketua yang ahli dalam bidang gizi pangan dari Prodi Gizi FKM UNEJ, Eri Witcahyo, S.KM., M.Kes. sebagai anggota 1 yang ahli dalam manajemen dan ekonomi kesehatan dari Prodi Kesmas UNEJ, serta Ruli Bahyu Antika, S.KM., M.Gizi. sebagai anggota 2 yang ahli dalam gizi masyarakat dari Prodi Gizi FKM UNEJ. Objek penelitian mereka adalah Madrasah Dinniyah (MADIN) DARUSSALAM di Desa Duren.
Latar belakang kegiatan ini adalah target penurunan prevalensi stunting di Indonesia sebesar 14% pada tahun 2024, sehingga program pencegahan dan penanganan stunting sangat diperlukan. Pendekatan Pembangunan Berbasis Masyarakat (Community Based Development) digunakan untuk melibatkan komunitas dalam pembangunan.
Penelitian ketua tim pengusul mengungkapkan bahwa pola konsumsi masyarakat Desa Duren sangat tinggi terhadap pangan instan dan bahan tambahan pangan berbahaya. Desa ini memiliki sumber pangan lokal seperti daun kelor dan ikan lele yang tinggi kandungan gizinya, namun belum ada upaya diversifikasi pangan. MADIN DARUSSALAM memiliki kantin sehat yang menghadapi masalah dalam penyediaan dan pengembangan produk makanan sehat.
Program ini bertujuan untuk mengembangkan produk berbasis daun kelor dan ikan lele, meningkatkan sanitasi kantin, dan merubah perilaku pola asuh melalui modul Emo-Demo.
Program ini diharapkan menghasilkan beberapa luaran, seperti publikasi ilmiah di jurnal terakreditasi nasional ber-ISSN, publikasi di media cetak atau online, video kegiatan yang diunggah di YouTube LP2M, produk berbasis daun kelor seperti jelly daun kelor, cilok sehat, nugget kelor, sempol sehat, dan mie sehat.
Selain itu, juga dihasilkan modul pangan sehat berkelanjutan (sustainable diet for all) dan peningkatan keterampilan mitra dalam memproduksi produk padat gizi sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan kantin sehat.
Dalam kegiatan ini, tim pengabdian menghadapi beberapa tantangan, seperti perlunya pelatihan dan pendampingan pembuatan produk berbahan dasar daun kelor, pelatihan dan pendampingan hygiene sanitasi kantin sehat, serta penyadaran orang tua murid dan masyarakat melalui modul Emo-Demo untuk merubah perilaku pola asuh. Selain itu, modul "pangan sehat berkelanjutan" juga disiapkan untuk membantu mengatasi masalah ini.
Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa kegiatan ini telah dilaksanakan dengan lancar. Pelatihan pembuatan produk berbahan dasar daun kelor melibatkan penjelasan tentang alat dan bahan yang diperlukan serta prosedur pembuatannya.
Peserta diajarkan cara membuat jelly daun kelor, cilok sehat, nugget kelor, sempol sehat, dan mie sehat. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kantin dan status gizi santri serta masyarakat desa.
Pendampingan pada optimalisasi hygiene sanitasi kantin sehat dilakukan melalui pelatihan hygiene sanitasi, peningkatan sarana prasarana kantin sehat, meliputi tempat penyimpanan bahan makanan, tempat cuci tangan/wastafel, dan tempat sampah.
Materi disampaikan dengan baik dan peserta antusias bertanya serta memahami materi yang disampaikan. Peninjauan langsung dilakukan untuk memastikan penerapan hygiene sanitasi yang baik.