Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur bersama warga Desa Giripurno antusias dalam pembuatan alat biogas dari limbah sayuran dan kotoran sapi sebagai solusi energi terbarukan, Minggu (05/05)
BATU | JATIMSATUNEWS.COM - Dengan ketinggian yang sejuk dan pemandangan alam yang indah, desa ini dikelilingi oleh perbukitan dan sawah yang hijau. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan peternak, menjadikan sektor agraris sebagai tulang punggung perekonomian desa.
Giripurno memiliki lahan pertanian yang subur, yang tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga memasok sayuran ke pasar-pasar di Kota Batu dan sekitarnya. Selain bertani, masyarakat Giripurno juga memelihara ternak seperti sapi, kambing, dan ayam, dengan peternakan sapi menjadi salah satu yang dominan karena banyaknya permintaan daging dan susu sapi. Namun, masalah limbah pertanian dan peternakan sering kali menimbulkan persoalan lingkungan yang signifikan.
Melihat potensi besar dari limbah sayuran dan kotoran sapi, mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) berinisiatif untuk mengembangkan alat biogas sederhana dari galon bekas. Proyek ini bertujuan untuk mengolah limbah menjadi energi terbarukan yang bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Langkah-langkah Pembuatan Alat Biogas dari Galon Bekas:
1. Lubangi tutup galon bekas dengan solder sebesar selang kateter urine bag.
2. Pasang dan lem selang kateter urine bag pada tutup galon yang sudah dilubangi dan tambahkan plastisin pada sambungan untuk mencegah kebocoran.
3. Pada ujung selang kateter atau tempat keluar gas, tambahkan pentil ban dan pastikan pentil ban dilem rapat dengan selang kateter urine bag.
4. Campurkan kotoran sapi dengan air secukupnya hingga mencapai konsistensi seperti bubur dan masukkan ke dalam galon.
5. Masukkan sayur sebanyak 1 kg dan tambahkan EM4 sebanyak 100 ml.
6. Tutup galon dengan rapat dan tambahkan plastisin pada tutup galon agar mencegah kebocoran.
7. Simpan galon pada ruang tertutup dan tunggu 2-3 minggu hingga kateter urine bag mengembang berisi gas. Selama proses ini, mikroorganisme akan mendegradasi bahan organik, menghasilkan biogas yang mengandung metana (CH4).
8. Setelah kateter urine bag penuh dengan gas metana, gas tersebut siap dimanfaatkan.
Pembuatan biogas ini memiliki banyak sekali manfaat. Penggunaan biogas membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dari limbah organik yang membusuk. Selain itu, residu fermentasi yang disebut sebagai slurry dapat digunakan sebagai pupuk organik yang meningkatkan kesuburan tanah. Biogas yang dihasilkan juga dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif untuk memasak, menggantikan LPG atau kayu bakar. Hal ini tidak hanya mengurangi biaya energi bagi rumah tangga tetapi juga mengurangi ketergantungan pada sumber daya yang tidak terbarukan.
Penerapan teknologi biogas ini memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah yang baik. Proyek pembuatan biogas dari limbah sayuran dan kotoran sapi di Desa Giripurno oleh mahasiswa UPN adalah langkah positif menuju pengelolaan limbah yang lebih baik dan pemanfaatan energi terbarukan. Dengan memanfaatkan teknologi sederhana, masyarakat desa dapat menikmati berbagai manfaat dari biogas, baik secara lingkungan, ekonomi, maupun sosial. Melalui kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak, inisiatif ini diharapkan dapat berkelanjutan dan menjadi model bagi desa-desa lain di Indonesia.