Lekuk Pananjakan

Admin JSN
16 Juli 2024 | 19.00 WIB Last Updated 2024-07-16T12:00:24Z

PUISI | JATIMSATUNEWS.COM
-
Hawa dingin menggigil pertanda khasmu
Aku melihat kabut putih bagai sutra menyelimutimu
Menembus celah pori
Masih gulita, ketika mulai menapak penanjakan di hamparan pasir halusmu

Tempat yang sejuk nan damai
Tempat awan bergulung

Siapapun bebas melukis
Bahkan menyatakan garis
Pada kanvas kejujuran keikhlasan nan sederhana

Biarkan waktu menata simponi
Air mengalir pada alurnya
Aroma Edelweis di permadani alam semesta
Hadirkan kedamaian
Dari lereng kesungguhan

Bibir ini seakan kelu
Mata ini nanar menatap ke depan
Saat detik waktu terus berjalan
Tampak semburat keemasan di batas cakrawala 
Dari sini pula, aku melihat sang surya hadir di tiap pagi

Bromo,
Mengintip malu di balik bukit
Hingga terbitnya sempat terlihat dan terabadikan

Langkah terus berlanjut
Dalam hamparan pasir di kaki gunung
Ayun kakiku yang kian tertatih berat, dan letih

Pananjakan,
Telah menyentuh begitu banyak hati,
Untuk singgah atau sekadar menyapa
Memberikan sejuta pesona 

Panorama yang memanjakan mata
Terbentang indah, mendiamkan hina
Tertegun akan sebuah nyata sabda alam

Tetaplah kau menjulang dan mendampingi alamku
Jangan kau hempaskan kami dengan dendam dan amarahmu



Pananjakan, 16 Juli 2024
Eni Wahyuni, S.Pd., M.Pd.
Guru Bahasa Indonesia 
MAN 2 Kota Malang
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Lekuk Pananjakan

Trending Now