Mahasiswa KKN-T Bela Negara Kelompok 8 UPN "Veteran" Jawa Timur saat mengunjungi Bank Sampah Maju Bahagia di Desa Sepande, Sidoarjo. Kunjungan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah
SIDOARJO | JATIMSATUNEWS.COM – Dalam rangka meningkatkan kesadaran lingkungan, mahasiswa KKN-T Bela Negara Kelompok 8 UPN “Veteran” Jawa Timur mengunjungi Bank Sampah Maju Bahagia di RT 36 RW 10, Desa Sepande, Kecamatan Candi, Sidoarjo, yang didirikan pada 15 Agustus 2020.
Bank sampah ini merupakan inovasi dalam pengelolaan lingkungan sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat. Sistemnya mirip dengan bank konvensional, di mana warga menjadi nasabah dan dapat menabung sampah organik dan anorganik.
“Bank Sampah Maju Bahagia ini didirikan karena banyaknya sampah yang berceceran di lingkungan RT 36,” ujar Bapak Totok Mujiono, pembina Bank Sampah Maju Bahagia.
Struktur kepengurusan Bank Sampah Maju Bahagia dinaungi oleh Bapak Kepala Desa, Hadi Santoso, dan dikelola oleh Bapak Totok Mujiono sebagai pembina dan penanggungjawab, Bapak Bimo Kustomo sebagai direktur, Bapak Moh. Khamdan sebagai sekretaris, Bapak Doni sebagai bendahara, Bapak Ismananto sebagai humas, Bapak Arie Sugiarto sebagai seksi umum, dan Bapak Warsito sebagai penimbang.
Program pengelolaan sampah ini bertujuan mengurangi jumlah sampah di lingkungan RT 36. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos cair dan eco enzim, sedangkan sampah anorganik diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual seperti kursi, asbak, vas bunga, dan tas.
Pengelolaan bank sampah ini semakin berkembang karena banyak masyarakat mengetahui informasi tentang bank sampah ini melalui media sosial. Bank Sampah Maju Bahagia juga menjadi pemrakarsa di Desa Sepande dengan beberapa sub unitnya yang tersebar di RT 2, RW 1, RW 5, dan RW 8. Namun, pengelolaan sub unit tersebut masih belum maksimal.
Produk Bank Sampah Maju Bahagia dipasarkan melalui e-commerce, dan hasil penjualannya disalurkan ke kas bank sampah serta diperuntukkan untuk kebutuhan nasabah.
Berkembangnya bank sampah ini didukung oleh beberapa pihak di antaranya DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kesehatan), Pelindo, dan Uniqlo sebagai fasilitator pemasaran produk hasil daur ulang dari bank sampah yang mendukung upaya keberlanjutan lingkungan dan pengembangan ekonomi lokal.
Bapak Totok Mujiono menyampaikan harapannya, “Semoga kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah semakin meningkat, serta mendorong peran generasi muda untuk ikut andil dalam pengelolaan sampah di lingkungan.”