Jendela Abu Bakar di Masjid Nabawi, simbol abadi persahabatan dan kesetiaan Abu Bakar kepada Rasulullah, mengingatkan kita pada nilai-nilai luhur iman dan kejujuran
ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM - Arah kanan dari Raudloh atau arah barat dari rumah Rasulullah kita akan melihat sebuah ornament kaligrafi yang tertulis خوخة ابو بكر khaukhah Abu Bakar. Khaukhah adalah sebuah jendela besar yang menghubungkan antara dua rumah. Khaukhah Abu Bakar adalah jendela besar atau pintu kecil yang menghubungkan rumah Abu Bakar dan Masjid Nabawi.
Sebelumnya ada banyak khaukhah di Masjid Nabawi, sebagai jendela para sahabat yang menghubungkan rumah mereka dengan Masjid untuk melihat aktifitas Rasulullah sehingga para sahabat tidak terlewat sedikitpun dari apa yang Rasulullah sampaikan atau contoh perilaku yang Rasulullah lakukan.
Pesona Rasulullah
sebagai contoh tauladan memang tidak pernah membosankan. Memandang wajahnya
saja sudah membuat tentram, Sahabat seperti kehilangan sesuatu bila ada yang
terlewat dari pengajaran Rasulullah. Abu Hurairah yang masuk Islam setelah
fat-hu Makkah, namun karena ia menjadi ahlu suffah, Bahasa kasarnya mondok
disamping rumah Rasulullah. Ia menjadi pengumpul hadits terbanyak diantara para
sahabat. Lebih banyak dari sahabat-sahabat terdahulu. Itupun para sahabat secara
bergiliran bila pergi bekerja, berpesan agar bila Rasulullah menyampaikan
sesuatu mereka yang sedang bekerja dikabari.
Menjelang meninggal dunia pada tahun 11
hijriyah, Rasulullah duduk diatas mimbar dan bersabda, “Ada seorang hamba yang
diberi pilihan Allah untuk memilih mahkota dunia dan apa yang ia punyai. Ia
memilih mencukupkan denga napa yang ia punyai.” Mendengar hal ini Abu Bakar
menangis dan berkata, “Bapak ibuku sebagai tebusanmu ya Rasulullah” melihat hal
ini para sahabat terkesima dan mereka berkata: “Lihatlah orang tua ini,
Rasulullah mengabarkan tentang seseorang yang diberi pilihan antara keindahan
dunia dan apa yang ia miliki saat ini, ia berkata, “Bapak ibuku sebagai
tebusanmu ya Rasulullah”. Rasulullahlah orang yang diberi pilihan itu dan Abu
Bakar memberi tahu kita bahwa yang dimaksud adalah Rasulullah.
Rasulullah kemudian bersabda, “Diantara
orang yang paling jujur bagiku dalam persahabatan dan hartanya adalah Abu
Bakar, bila aku boleh memilih kekasih
dari ummatku, maka aku akan memilih Abu Bakar,
jangan ada lagi jendela-jendela di Masjid ini selain jendela Abu
Bakar.” Berdasar pesan inilah jendela
besar atau pintu kecil Sayidina Abu Bakar diabadikan hingga kini.
Jendela Abu Bakar menjadi lambang
persahabatan dan kesetiaan seorang sahabat yang menemani Rasulullah saat hijrah
menempuh perjalanan 450 kilometer dengan berjalan kaki dan menunggang onta. Abu
Bakar menjadi sosok ummat Nabi Muhammad yang iman dan kejujurannya terbaik bagi
umat ini.
Saat Rasulullah, menawarkan donasi bagi
jihad fi sabilillah, para sahabat mendonasikan Sebagian besar hartanya, tetapi
Abu Bakar tidak sekedar sabagian besar, tetapi seluruh harta kekayaannya
diberikan untuk dana jihad. Saat Rasulullah bertanya, “Apakah kau tidak
meninggalkan apapun untuk keluargamu?” Abu Bakar berkata, “Saya meninggalkan
sesuatu yang tidak ternilai dan tidak bisa dibandingkan dengan dunia untuk
mereka, yaitu kecintaan padamu Ya Rasulallah.”
Masjid Nabawi meninggalkan banyak kenangan
Sejarah Islam, utamanya bagaimana Rasulullah berhadapan dengan para sahabat,
dan bagaimana sahabat mencintai Rasulullah melebihi orang lain, bahkan diri
sendiri. Namun Khaukhah Abu Bakar menjadi jendela abadi yang tidak sekedar
monument persahabatan, tetapi ia menjadi lambang kesetiaan seorang Abu Bakar.
Satu-satunya orang yang pernah diminta Rasulullah untuk menjadi imam
menggantikannya dikala Rasulullah sakit.