Budaya Main Serobot Jamaah Haji Dari Asia Selatan

Admin JSN
10 Juli 2024 | 08.04 WIB Last Updated 2024-07-10T04:11:03Z

Perilaku jamaah haji Asia Selatan bukanlah karena egois, tetapi sudah menjadi kebiasaan karena kehidupan sehari-hari yang keras membuat mereka tidak mampu bersikap santun seperti di Indonesia.

ARTIKEL|JATIMSATUNEWS.COM - Ketika visitasi dan edukasi di Sektor 2 Madinah, salah seorang petugas kloter mengungkapkan keluhan seorang jamaah yang juga anggota DPRD. Keluhan tersebut mengenai perilaku jamaah asal Asia Selatan yang menginap di hotel yang sama dengan jamaah Indonesia. Diceritakan bahwa jamaah Asia Selatan sering mengusir jamaah Indonesia dari lift saat mereka menguasai lift. Namun, ketika jamaah Indonesia menguasai lift, mereka justru memaksa masuk. Perilaku ini sering kali tidak umum di Indonesia, seperti meloncati shaf jamaah atau meminta ruang di antara jamaah Indonesia meski tempatnya sudah penuh.

Senin, (8/7/2024), ketika kembali dari Mushalla Rasulullah di Uhud, Pak Safiq mencari mushalla atau masjid untuk melaksanakan shalat ashar. Sayangnya, banyak masjid sudah mulai ditutup dan dikunci. Pak Safiq menjelaskan bahwa masjid-masjid ditutup untuk mencegah jamaah dari Asia Selatan menggunakan masjid sebagai tempat istirahat. "Kalau masjid-masjid pada dibuka, orang-orang Asia Selatan itu tidak nyewa hotel tapi akan memenuhi masjid," ujar Pak Safiq. Di jalan-jalan, jamaah Asia Selatan juga sering menyeberang tanpa memperhatikan lalu lintas, hingga membuat para sopir kelabakan.

Melihat perilaku tersebut, saya teringat kawan saya, Wan Ji Wan Husein, dari Malaysia yang merupakan alumni Perguruan Deobandi Pakistan. Saya bertanya tentang akhlak dan perilaku rata-rata mereka. Wan Ji menjelaskan bahwa perilaku mereka bukanlah karena egois, tetapi sudah menjadi kebiasaan. Meskipun ada larangan keras dari Rasulullah untuk meloncati pundak sesama muslim, kebiasaan membuat mereka sulit menjaga larangan tersebut. Kehidupan sehari-hari yang keras membuat mereka tidak mampu bersikap santun seperti di Indonesia.

Wan Ji juga bercerita bahwa orang-orang Asia Selatan yang mempunyai akhlak dan sopan santun biasanya adalah kalangan terpelajar dari Deobandi dan sebagian kelompok sufi yang tergabung dalam Jamaah Tabligh.

Menurut artikel Idntimes.com yang berjudul "10 Culture Shock Liburan di Pakistan di Mata Wisatawan," beberapa wisatawan yang pertama kali berlibur di Pakistan sering terkejut dengan watak orang Pakistan yang keras dan tidak suka mengalah, terutama saat harus mengantre. Mereka sering mendorong orang di depannya, menyerobot antrean, melewati garis, hingga berteriak. 

Wajah-wajah tak ramah tersebut juga sering tampak saat di bandara atau pusat transportasi. Banyak petugas porter yang menawarkan bantuan dengan memaksa, mengejar-ngejar, hingga berebut dengan sesama porter. Setelah menggunakan jasa dan memberinya uang, tak jarang mereka akan melengos pergi begitu saja.

Artikel Idntimes ini menjadi sebuah penguat, kebiasaan orang-orang asia Selatan umumnya yang kadang sering membuat tidak nyaman jamaah haji Indonesia. Suka menyerobot shaf, sibuk dengan dirinya sendiri tanpa peduli orang sekitar.

Namun, inilah budaya mereka. Mungkin di sana tidak ada manasik haji berulang-ulang seperti di Indonesia, sehingga tidak semua mereka memahami bagaimana seharusnya beribadah. Meski banyak di antara mereka yang bersurban, hal itu tidak selalu menunjukkan tingkat pemahaman agama mereka. Berbeda dengan di Indonesia, di mana biasanya yang bersurban adalah kalangan ulama.

Kelebihan ibadah haji adalah kesempatan untuk belajar tentang budaya umat Islam dari berbagai belahan dunia. Tidak hanya sesama bangsa Melayu, tetapi juga dari bangsa lain. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Hujurat ayat 13, "Ya ayyuhan Naasu Inna khalaqnaakum min dzakarin wa untsa wajaalnaakum shu-uban waqabaa-ila lita-arafu," yang artinya "Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal." Wallahu a'lam.


Penulis: H. Achmad Shampton, Kepala Kantor Kemenag Kota Malang


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Budaya Main Serobot Jamaah Haji Dari Asia Selatan

Trending Now